Mohon tunggu...
AGISTYA EKA RAMADHANI
AGISTYA EKA RAMADHANI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang menyukai dunia literasi dan menulis opini. Hobi membaca, menulis, dan berdiskusi tentang isu-isu terkini. Menjadikan menulis sebagai ruang untuk berbagi cerita dan ide.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Konsep Green Building dalam Teknik Sipil: Menuju Pembangunan Berkelanjutkan

3 Oktober 2025   03:38 Diperbarui: 3 Oktober 2025   03:38 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Visit Site: Freepik

Di era modern di mana perubahan iklim menjadi ancaman global, konsep green building atau bangunan hijau muncul sebagai solusi inovatif untuk mengurangi dampak negatif industri konstruksi terhadap lingkungan. Green building merujuk pada desain, konstruksi, dan operasi bangunan yang meminimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan kualitas hidup penghuni. Dalam konteks Teknik Sipil, yang bertanggung jawab atas perencanaan infrastruktur seperti jembatan, gedung, dan sistem drainase, penerapan green building bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Menurut World Green Building Council (WGBC), industri konstruksi menyumbang sekitar 39% emisi karbon global dan 40% konsumsi energi dunia. Di Indonesia, dengan pertumbuhan urbanisasi yang pesat, penerapan green building dapat membantu mengatasi masalah seperti banjir, polusi udara, dan kekurangan energi. Bagi insinyur sipil, ini berarti mengintegrasikan prinsip-prinsip ramah lingkungan ke dalam setiap tahap proyek, dari desain hingga pemeliharaan. Artikel ini akan membahas prinsip, penerapan, tantangan, dan manfaatnya dalam bidang Teknik Sipil.

Prinsip Dasar Green Building

Green building didasarkan pada tiga pilar utama: lingkungan, ekonomi, dan sosial. Prinsip-prinsipnya mencakup:

1. Efisiensi Energi: Mengurangi konsumsi energi melalui desain pasif (seperti orientasi bangunan untuk memanfaatkan sinar matahari) dan teknologi aktif (panel surya, sistem HVAC efisien).

2. Pengelolaan Air: Mengoptimalkan penggunaan air hujan, daur ulang air limbah, dan pencegahan kebocoran untuk mengurangi beban pada sumber daya air.

3. Material Berkelanjutan: Memilih bahan yang dapat didaur ulang, rendah emisi, dan berasal dari sumber lokal untuk mengurangi jejak karbon transportasi.

4. Kualitas Lingkungan Dalam Ruangan: Memastikan ventilasi alami, pencahayaan yang baik, dan material non-toksik untuk kesehatan penghuni.

5. Lokasi dan Lanskap: Memilih situs yang minim gangguan ekosistem, dengan penanaman vegetasi untuk mengurangi efek pulau panas urban.

Sertifikasi seperti LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) dari AS atau Greenship dari Green Building Council Indonesia (GBCI) menjadi acuan standar untuk mengukur pencapaian green building.

Penerapan Green Building dalam Teknik Sipil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun