Buku berjudul "Woe-man Relationship" berisi kumpulan esai tentang dinamika perempuan dalam sehari-hari, tidak heran ketika kita membacanya seakan-akan dapat menemui diri sendiri didalamnya.Â
Buku dengan sampul warna kuning disertai ilustrasi perempuan membuat buku ini menarik untuk diselami lebih dalam. Ditambah ketika kita membuka lembaran pertama, akan menemui tanda tangan penulis dengan quotes menarik seperti "Selamat bertemu dengan diri sendiri."
Ternyata dinamika perempuan begitu complicated sehingga Audian Laili penulis buku ini membagi setiap bab dalam daftar isinya. Mulai dari fase dinamika ketika pacaran, putus, menikah serta penjelasan tentang self reminder dan suara perempuan yang terkenal karena sebuah kasus tertentu. Kemudian, penulis membagi lagi setiap bab dengan berbagai tulisan esainya.
Buku dengan jumlah halaman 248 ini akan menarik dibaca apabila si pembaca ingin mengetahui lebih dalam cerita yang ditorehkan si penulis. Pada bab pertama menyoal Pacaran, penulis menuangkan idenya ke dalam tujuh tulisan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tulisan berjudul Hubungan Platonik: Benarkah Perempuan dan Lelaki Bisa Sahabatan? (halaman 5).
Memang benar, judul tersebut sudah tidak asing lagi dikalangan umum, mungkin jika orang yang sudah mengetahui jawabannya ia akan langsung bergeser ke halaman berikutnya. Namun, perlu kalian ketahui ada yang menarik dari isi tulisan tersebut yakni penjelasan terkait hubungan platonik. Hubungan Hal tentang apakah perempuan dan laki-laki bisa sahabatan dalam kehidupan sehari-hari memang sudah menjadi topik perbincangan.
Pasalnya, setiap kali kita melihat seorang teman kita perempuan dan laki-laki berjalan, bermain dan semua mereka lakukan hanya berdua dengan status sahabatan. Orang sekitar yang melihat akan berpikiran bahwa tidak mungkin mereka hanya sebatas sahabat.Â
Bagi orang awam ketika membaca tulisan ini akan sangat terbantu karena telah mendapat jawaban. Ditambah dengan gaya bahasa Audian Laili yang ditampilkan ringan dan menarik pembaca.
Selanjutnya bab kedua tentang Putus, dalam bab ini penulis hanya menuliskan dua tulisan saja yang berkaitan dengan permasalahan berakhirnya suatu hubungan. Salah satu nya tentang Tak Perlu Menghukum Diri Karena Dia Memilih Pergi (halaman 57), ketika perempuan sudah merasakan kedekatan dengan pasangannya namun akhirnya berpisah lantas akan timbul berbagai pertanyaan dalam benaknya.Â
Seperti yang tertera pada buku ini yakni "Apakah banyak dari kepribadian kita yang ia tak suka? Apakah ia sebenarnya tak suka jika kita sering mengingatkannya tentang berbagai hal? Apakah ia risih karena kita terlalu sering bercerita banyak hal padanya?" dan masih banyak lagi.
Di dalam tulisan ini menyadarkan pembaca bahwa tidak seharusnya kita menghukum diri sendiri, sebab kepergiannya tidak hanya selalu tentang kita (kita=perempuan). Sayangnya, dalam bab ini penulis hanya menjelaskan dua tulisan saja sedangkan masih banyak permasalahan lain yang berkaitan dengan berakhirnya suatu hubungan. Mungkin karena konsepnya hanya dua tulisan aja.