Bukan masanya lagi membatasi anak-anak masa kini untuk tidak bersentuhan dengan smartphone, bukan masanya lagi menentukan bahwa mereka baru boleh menggunakan handphone setelah memasuki usia tertentu, dan lain sebagainya.Â
Para orang tua hanya haruslah lebih pintar daripada anak-anaknya dalam menyikapi fenomena ini sehingga efek negatif penggunaan smartphone dapat dihindari.Â
Menjadi sangat aneh apabila untuk membatasi penggunaan smartphone pada anak saja pemerintah sampai harus mengeluarkan regulasi khusus atau mengungkit-ungkit tradisi masa lalu.Â
Eranya sudah sangat jauh berbeda dengan dahulu. Kata Sayyidina Ali RA, "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya.". Dengan kata lain kita harus "bersahabat" dengan realitas yang sedang terjadi ini, apapun konteksnya.
Kita boleh tidak sepaham dengan fenomena yang sekarang kita saksikan. Namun menentang arus hanya akan membuat kita hanyut. Satu-satunya cara adalah kita membangun perahu yang bisa mengimbangi arus yang terjadi sembari berharap mampu terus menjaga eksistensi. Memang berat, tetapi bukan berarti mustahil. Kita tidak bisa berharap bahwa regulasi akan menyelamatkan kita dari era disrupsi ini.Â
Kita hanya perlu berkompromi dan mencari sisi baik dari kondisi tersebut. Jangan mempergunakan paradigma berfikir lama, tetapi pergunakan pola pikir yang selaras dengan kondisi saat ini. Berfikir ke depan. Hanya itu saja cara bagi kita untuk menjaga eksistensi diri dan komunitas yang kita sayangi.
Salam hangat,
Agil S Habib