Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Euforia Mobil Esemka Jilid 2

6 September 2019   14:14 Diperbarui: 6 September 2019   14:19 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pabrik produksi mobil Esemka | Sumber gambar : https://news.detik.com

Pada saat Bapak Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai walikota Solo beberapa tahun lalu, mobil Esemka seakan menjadi sebuah momen terpenting dalam perjalanan beliau menuju kursi orang nomor satu di republik ini. Mobil Esemka adalan kendaraan yang mem-branding Pak Jokowi sebagai pemimpin yang mencintai karya anak bangsa sendiri. Sesuatu yang lantas kemudian membuat beliau dikenal hampir ke seantero negeri ini. Sebagian besar orang mengenal Pak Jokowi karena mobil Esemka, dan mobil Esemka dikenal publik juga karena Pak Jokowi. Dengan kata lain, Pak Jokowi dan mobil Esemka itu adalah satu paket.

Perlahan tapi pasti Pak Jokowi telah menapaki jenjang kepemimpinan yang lebih jauh dari sebelumnya. Selepas menjadi Walikota Solo, beliau terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Ahok. Belum tuntas masa jabatan sebagai gubernur, beliau dipercayai rakyat untuk mengemban amanah sebagai Presiden Republik Indonesia. Jabatan terakhir ini masih beliau emban hingga saat ini. Sedang Pak Jokowi mencapai jenjang kepemimpinan yang gemilang, ternyata "paket" beliau justru mengalami ketertinggalan.

Esemka seperti tertelan bumi dan menghilang dari peredaran. Selain karena kontroversi dari keberadaan mobil ini yang dianggap sebagai "kamuflase" mobil buatan asing, aspek-aspek lain juga turut berperan sehingga membuat mobil Esemka "menghilang" dari pemberitaan.

Beberapa tahun berlalu dan ingatan masyarakat sepertinya sudah tidak mengenal lagi istilah "Esemka". Esemka hanya beberapa kali terdengar, terutama saat publik sedang mengulik masa lalu Pak Jokowi. Terakhir kali Esemka disebut-sebut mungkin ketika diskusi pemindahan ibukota di acara ILC, yaitu ketika Rocky Gerung mengritik Presiden Jokowi dengan sebutan "ngibul" karena Esemka yang dulu digadang-gadang akan menjadi mobil produk bangsa sendiri ternyata tidak pernah terealisasi. Akan tetapi sepertinya semua keraguan itu sebentar lagi akan mulai terjawab.

Mobil Esemka Mulai Diproduksi

Presiden Jokowi hari ini (06/09/2019) melakukan kunjungan ke PT Solo Manufaktur Kreasi. Belia menyaksikan bahwa mobil Esemka mulai diproduksi oleh perusahaan manufaktur tersebut. Bahkan sudah ada mobil siap luncur berjenis pikap dan siap dijual kepasaran. Barangkali inilah momen yang ditunggu oleh sebagian orang yang mengharapkan hadirnya sebuah mobil karya anak bangsa sendiri. Meski mungkin banyak diantara kita yang ragu bahwa mobil ini adalah 100% hasil karya bangsa kita.

Untuk mencapai langkah keseribu memerlukan langkah pertama. Esemka bisa jadi adalah langkah pertama kita untuk memulai eksistensi di bidang industri otomotif mengikuti jejak Tiongkok yang telah berhasil menciptakan industri otomotifnya sendiri. Sebagaimana kita tahu, selama puluhan tahun industri mobil hampir selalu dikuasai oleh beberapa negara saja.

Jepang begitu digdaya dengan beragam merk mobil seperti Toyota atau Mitsubishi. Jerman dengan BMW atau Mercedes. Italia memiliki Ferrari dan juga Lamborghini. Amerika Serikat memiliki Ford, Cevrolet, dan sebagainya. Tiongkok pun sudah berhasil mengikuti jejak beberapa negara besar itu dengan produk Wuling-nya. Bahkan Malaysia sudah memiliki mobil Proton. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Meski dulu kita pernah punya mobil nasional bermerek "Timor", hal itu ternyata tidak berlangsung lama sebelum akhirnya tenggelang dan lenyap. Kini, Esemka diharapkan mampu menjadi pioner akan lahirnya generasi baru pabrikan mobil nasional yang bisa membanggakan Indonesia di mata dunia.

Ketika ada seorang Indonesia yang mengagumi Malaysia karena telah berhasil membuat mobil nasionalnya sendiri, Proton. Ternyata si Malaysia itu justru mengagumi balik Indonesia seiring keberhasilan Indonesia dahulu yang mampu menerbangkan pesawat "Gatotkaca" hasil karya bangsa sendiri. Sebuah bukti bahwa sebenarnya kita ini cukup berkelas untuk membuat karya-karya besar. Tokoh-tokoh yang aktif memperkenalkan produk karya anak bangsa di mata dunia mestinya diberikan apresiasi dan dukungan penuh. Karena seringkali niatan untuk membuat Indonesia memiliki mobil nasionalnya sendiri justru tertahan oleh langkah orang dalam. Masih ingat dengan mobil Tucuxi? Mobil listrik yang begitu dibanggakan oleh Dahlan Iskan beberapa tahun lalu ini ternyata hanya menjadi euforia sesaat. Proyek tersebut tidak pernah berkembang. Malah kini sudah tidak terdengar lagi namanya.

Apakah Esemka hanya akan menjadi euforia sesaat sebagaimana beberapa pendahulunya terdahulu? Ataukah ia benar-benar memiliki kekuatan untuk bertumbuh menjadi lebih besar lagi pada masa-masa mendatang. Esemka memang dikenal keberadaannya sebagai pemberdaya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk berkarya membuat produk berharga bagi bangsa ini. Namun, untuk menjadi perusahaan berkelas dunia dengan produk-produk yang disegani masyarakat maka pihak manajemen perlu mempertimbangkan keberadaan tenaga ahli dan tenaga kreatif sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) pendukungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun