Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menata Hidup Pasca Pensiun, Tanggung Jawab Siapa?

8 Maret 2019   07:51 Diperbarui: 8 Maret 2019   15:21 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehidupan pasca pensiun harus menjadi perhatian utama setiap orang (Ilustrasi gambar : www.kiplinger.com)


Pensiun, mungkin merupakan sebuah kata yang familiar dimaknai oleh banyak orang sebagai suatu kondisi dimana mereka sudah tidak lagi menjalani aktivitas rutin sebagai biasanya serta tidak lagi memperoleh penghasilan rutin bulanan berupa gaji atau fasilitas penunjang lainnya. 

Pensiun barangkali merupakan saat-saat yang ditunggu oleh sebagian orang yang ingin menikmati masa senjanya atau oleh mereka yang ingin melepaskan diri dari kebosanan yang dihasilkan dari suatu rutinitas demi bisa menjalani hidup yang lebih dinamis. Akan tetapi, bagi sebagian orang yang lain pensiun berarti saat dimana mereka terpaksa harus keluar dari zona nyamannya untuk memulai hal baru demi mempertahankan gaya hidup yang sebelumnya dijalani semasa aktif dalam suatu rutinitas atau aktivitas pekerjaan. 

Kehidupan pasca pensiun barangkali adalah saat-saat yang paling dikhawatirkan oleh orang-orang yang hidup dengan mengandalkan gaji saja. Karena mereka tidak tahu atau belum memiliki gambaran terkait apa dan bagaimana yang harus dilakukan agar kondisi kehidupan mereka senantiasa dalam kondisi baik dan stabil seperti sebelum-sebelumnya.

Profesi-profesi yang memberikan kompensasi gaji kepada para pekerjanya pada umumnya menuntut dedikasi waktu yang tidak sedikit. Para manusia bergaji biasanya menghabiskan sepertiga waktu hidup hariannya untuk bekerja dan menjalankan tugas-tugas pekerjaan. 

Dengan durasi waktu yang demikian ini sebenarnya besaran nominal gaji yang diterima oleh masing-masing orang kebanyakan berbeda tergantung pada level pekerjaan, status pekerjaan, maupun jenis pekerjaannya. 

Berprofesi sebagai petugas medis berbeda besaran penghasilannya dengan mereka yang menjadi pekerja kantoran, menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbeda pendapatannya dengan para pekerja pabrik, dan lain sebagainya.

 Berapapun besarnya perbedaan gaji antar masing-masing profesi pada dasarnya itu semunya harus dikompensasi dengan waktu yang kita miliki. 

Dengan durasi kerja bertahun-tahun sedangkan setiap harinya bisa menghabiskan waktu sekitar delapan jam kerja, maka bisa dibayangkan berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk "mengabdikan" diri menjadi pekerja? 

Coba bandingkan waktu ini dengan kebersamaan kita untuk keluarga, samakah? Setelah sekian banyak waktu kita dedikasikan untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ini, ternyata pada saat pensiun kondisi kita masih tidak jauh berubah.  

Mungkin memang benar bahwa masa pensiun menjadi tanggung jawab setiap individu untuk menata dan mempersiapkannya dengan sebaik mungkin. Banyak sekali keterkejutan yang terjadi pada diri orang-orang yang menjalani periode pensiunnya tanpa memiliki kemungkinan penghasilan yang tetap dan memadai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun