Mohon tunggu...
Ceritamakvee
Ceritamakvee Mohon Tunggu... Freelancer - Agata Vera

"Bersoraklah, dunia ini panggungmu" Selamat datang di akun liputan saya Kompasiana Twitter @makvee_vee Facebook Agata Vera Setianingsih Instagram ceritamakvee www.makveestory.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hentikan Guyonan Tidak Penting soal Covid-19

28 Maret 2020   10:30 Diperbarui: 28 Maret 2020   10:42 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari ini jujur saya agak kesal. Saya penulis recehan yang adsense aja belum bisa diambil duitnya karena iklan yang tak seberapa tertanam di blog saya. Tapi penulis recehan kali ini mau menulis yang agak serius. Oke! kembali ke kekesalan beberapa hari ini. Saya benar-benar geram dengan banyaknya hoaks yang beredar apalagi kalau bukan tentang Novel Corona Virus aka COVID-19 yang ketenarannya mengalahkan sensasionalnya Lu***ta L**a.

Kali ini saya tidak akan bahas mengenai apa itu Corona dan sebagainya karena semua orang bisa menemukannya di literatur yang sudah tersebar dengan masifnya di media manapun. Kali ini isinya curhat soal kekesalan. Hal yang bikin saya makin kesal adalah Covid-19 dijadikan becandaan bahkan beberapa orang tidak menanggapinya dengan serius dan masih bisa menertawakan. Kalau bahasa Jawa "Ngentengke" Nggampangke" kebiasaan masyarakat kita.

 Apakah kebiasaan ini juga berbanding lurus dengan tingkat pendidikan? I do know We do Know.

Saya ceritakan dan deskripsikan sedikit tentang hal tersebut. Ada 1 orang diantara teman saya yang sedang sakit tapi 1 teman perempuan dengan becandaannya yang memang selengekan dan saya memang hafal betullah gayanya "membuat gerakan dengan super lebay penuh tawa" di belakang saya yang memang saya sedang jaga jarak dengan banyak orang. Yasudah saya mau dikatai sombong gara-gara social distancing saya sih bodo amat. Dikatai penakut dan panik saya juga tidak peduli.

Saya merasa memang banyak orang yang masih denial atau bahkan abai soal virus ini dan bahwa upaya menggunakan masker, social distancing, kampanye mencegah virus corona dari diri sendiri dan sebagainya hanya dianggap sebagai sebuah guyonan.

iya! saya juga orangnya receh!

Tapi COVID-19 bukanlah sebuah hal receh yang patut ditertawakan.

Dan makin hari anehnya saya semakin menemukan banyak orang yang berlaku sejenis dan menurut saya pribadi itu sangatlah tidak bijak dan menjadi memuakkan pada akhirnya. Saya juga orang yang berpikir positif tapi bukan dengan membuat lelucon dan humor yang tidak penting apalagi ini menyangkut virus yang sudah merenggut ratusan bahkan ribuan nyawa. Sangat tidak etis menurut saya.

Orang yang menertawakan COVID-19 dan menjadikannya lelucon saya pikir karena ia berada di lingkungan yang nyaman yang menurutnya ia akan baik-baik saja. Dia tidak memikirkan bagaimana perasaan orang lain yang mengalami. Ketika seseorang telah masuk ruang isolasi maka bisa jadi itu adalah hari terakhir ia berjumpa dengan keluarganya. Pilihannya tentu saja 2 sembuh atau meninggal. Ini adalah realita yang kita hadapi.

Becandaan dan lucon mungkin maksudnya untuk merilekskan keadaan tapi lelucon dan humor tidak menjadi lucu kalau tidak dalam porsi yang tepat. Dan saya rasanya tidak punya energi untuk orang-orang ngeyel macam itu, "Sometimes we put so much effort and it all goes completely wrong."

Btw, saya sedang mendengarkan lagu Nyawa dan Harapan milik Raisa berkali-kali. Saya pikir liriknya relate dengan kondisi bumi dan segala isinya sekarang ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun