Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sadisme di Era New Normal

24 Juli 2020   11:29 Diperbarui: 11 Juni 2021   11:12 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afriantoni

(Pengamat Sosial Politik)

Tidak ada manusia yang mau hidup di tengah himpitan ekonomi akibat pandemi covid-19. Masyarakat miskin baru (Misbar) sudah menampakkan tahtanya di singgasana kekuasaan Corona di era pandemik Covid-19. Masyarakat saling menyalahkan situasi yang tidak kunjung usai. Bahkan pemerintah memprediksi bahwa kenormalan baru sampai awal tahun 2021.

Adanya Covid-19 sebenarnya era baru untuk kehidupan yang telah terlanjur glamor dan mewah. Perlahan tapi pasti raksasa ekonomi mulai menyerah. Pizza Hutz yang berjaya puluhan tahun mulai bangkrut. Otonomif yang berjaya puluhan tahun mulai angkat kaki. Hutang piutang perusahaan besar mulai goyang, semua mulai terasa dengan memutus rangkai pegawai yang tidak produtif. Sungguh, sangat ironi di situasi seperti ini masyarakat sibuk bertengkar dan mulai melangkah menuju hutan rimba yang tidak berujung. 

Kota Palembang digeger beberapa peristiwa yang terkesan cukup sadis. Berita tentang sadisme ini beredar dalam seminggu terakhir di Kota Palembang. Mulai dari pertengkaran tetangga dan adik beradik yang berakibat pembunuhan. Kemudian, seorang gadis dibunuh di sebuah penginapan red door di sekitar macan lindungan. Semua ini sulit dipahami. Belum lagi terdapat beberapaa mayat yang mengapung di sungai musi menyisakan tanda tanya di era new normal. Demikian, kejadian di Lorong Jambu arah Karang Anyar dan Tangga Buntung sang menggegerkan situasi. Lokasi ini memang terkenal sebagai wilayah rawan. Mat Ijah yang berjaya selama ini disana cukup nyaring terdengar di telinga masyarakat.

Rekam jejak seperti ini mungkin yang terekspos di media, tetapi kasus yang tidak terekspos mungkin juga jumlahnya cukup banyak. Untuk itu semua, maka sadisme ini harus segera dihentikan. Agar kasus per kasusnya tidak bertambah.

Saya tidak begitu paham, apakah dibebaskannya para narapidana di tengah masyarakat berakibat pada sadisme yang ada. Kesadaran untuk berbakti kepada tuhan sudah disebarkan melalui virus corono. Tapi, sadisme malah muncul di tengah-tengah situasi yang tidak ramah ini.

Tulisan ini setidaknya, mencoba mengilustrasikan bahwa tingkat keamanan di era pandami harus diperkuat dan bergotong royong untuk menyelesaikanya. Kemudian, harus duduk bersama pihak penegak hukum, pemerintah dan tokoh masyarakat. Jika tidak dilakukan maka tingkat kriminalitas ini akan semakin tinggi.

Pihak kepolisian memang sudah berusaha dengan membuat tim khusus namanya HUNTER, tetapi apakah kerja tim khusus ini berjalan dengan baik dan efektif, atau bahkan tidak berjalan. Tentu semua harus didudukkan sebaik-baiknya. Jangan sampai, tim ini hanya nama tapi tidak memiliki kekuatan apapun untuk mengidentifikasi, mengejar, dan mengeksekusif setiap kasus, termasuk sadisme yang saat ini berkembang.

Hal yang paling utama adalah kesadaran bersama bahwa kejadian corona ini memang musibah bersama dan dunia, maka lebih baik memperbanyak isthighfar dan mendekatkan diri kepada Allah, agar Sadisme di Era New Normal berkurang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun