Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Islam, Politik, dan Pendidikan

8 Mei 2020   14:26 Diperbarui: 8 Mei 2020   14:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia memiliki peran signifikan dalam membangun peradaban dunia. Islam yang berkembang dari awal masuknya ke Indonesia, telah membawa perubahan besar bagi bangsa Indonesia.

Pesantren merupakan sarana pendidikan Islam yang pertama ada di Indonesia. Pendidikan Islam telah berlangsung lama dan telah mampu mengambil hati para masyarakat, sehingga penduduk Indonesia hampir 100 % menganut agama Islam.

Hingga masa kemerdekaan, orde lama, orde baru dan reformasi lembaga pendidikan Islam tetap memberikan peran signifikan terhadap perkembangan bangsa, mencerdaskan kehidupan ummat, dan memberikan dasar-dasar pendidikan moral-keagamaan bagi
kehidupan hidup berbangsa dan bernegara.

Pendidikan merupakan sesuatu yang mesti ada dalam hidup dan kehidupan dan ia adalah way of live, suatu jalan hidup manusia. Dan ada asumsi life is education and eduction is life dalam arti pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia
adalah proses pendidikan maka pendidikan Islam pada dasarnya hendak mengembangkan pandangan hidup islami yang diharapkan tercermin dalam sikap hidup dan keterampilan hidup orang Islam.

Agama Islam adalah agama samawi, agama yang datang dari langit merupakan wahyu dari Allah SWT untuk kehidupan umat manusia. Perlu banyak pemikiran agar nilai-nilai ilahiyah dapat diamalkan oleh umat manusia sebagai pedoman dan dasar dalam hidup dan kehidupannya.

Oleh karena itu pembelajaran agama Islam adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan (Muhaimin, 2001: 183).

Menurut Muhaimin mengutip Tholhah Hasan mengatakan, bahwa tujuan makro pendidikan Islam dapat dipadatkan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Untuk menyelamatkan dan melindungi fitrah manusia; 2) Untuk mengembangkan potensi-potensi fitrah manusia; dan 3) Untuk menyelaraskan perjalanan fitrah mukhallaqah (fitrah yang diciptakan oleh Allah SWT pada manusia, yang berupa naluri, potensi jismiyah, nafsiyah, aqliyah, dan qolbiyah) dengan rambu-rambu fitrah munazzalah (fitrah yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai acuan hidup, yaitu agama) dalam semua aspek kehidupan, sehingga manusia dapat lestari hidup di atas jalur yang benar, atau di atas jalur As-shirath al Mustaqim (Muhaimin, 2009: 225).

Hasan Langgulung dalam Muhaimin menjelaskan Pendidikan Islam setidak-tidaknya tercakup dalam 8 pengertian, yaitu al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta'lim al-din (pengajaran agama), ta'lim al-diny (pengajaran keagamaan), al-ta'lim al-islami (pengajaran keislaman), al-tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang islam), al-tarbiyah fi al-islam (pendidikan dalam Islam), al-tarbiyah 'indza al muslimin (pendidikan dikalangan orang-orang Islam), dan al-tarbiyah al-islamiyah (pendidikan Islam) (Muhaimin, 2001: 36).

Pendidikan adalah proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju kepribadian mandiri untuk dapat membangun diri sendiri dan masyarakat.

Proses pembudayaan dan pemberdayaan berlangsung sepanjang hayat, dimana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan, dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.

Paradigma pengajaran lebih menitikberatkan peran pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan kepada peserta didiknya bergeser pada paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya dalam rangka membentuk manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki kecerdasan, memiliki estetika, sehat jasmani dan rohani, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun