Afriantoni
(Refleksi Mulai Pagi Sampai Siang Bolong)
Kata islamisasi menjadi sangat penting dalam psikologi Islam. Hal ini disebabkan pemikir muslim modern telah disalahfungsikan. Ilmu pengetahuan kini menjadi penghancur masa depan dan kesengsasaraan terhadap umat manusia. Ilmu seolah kehilangan ruh sebagai alat keselamatan manusia.
Islam adalah agama universal (rahmatan lil 'alamin) memberi ruang yang sangat terbuka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga tonggak kebangkitan Islam terbangun setelah tertidur sekian lama. Hal ini ditandai dengan runtuhnya komunisme yang diiringi dengan hancurnya kekuasaan Negara-negara blok Timur yang ternyata membawa implikasi terhadap otoritas kekuasaan dunia yang berpindah pada hegemoni kekuatan Barat.
Berbarengan dengan itu, kekuatan Islam yang terpendam mulai bangkit kembali, dan inilah yang melatarbelakangi tesis Huntington tentang infiltrasi peradaban antara Islam versus Barat.
Oleh karenanya, dengung kebangkitan Islam ini pun menyangkut berbagai bidang keilmuan. Untuk era sekarang maka psikilogi Islam sebagai motor penggeraknya.
Nama-nama seperti Ismail Raji al-Faruqi, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Sayyed Hussein Nasr, Yusuf Qardhawi, dan Ziauddin Sardar, Malik B. Badri dan lain-lain menjadi pelopor islamisasi ilmu pengetahuan di berbagai bidang ilmu, seperti ilmu ekonomi, ilmu hukum, sosiologi, antropologi, ilmu politik, psikologi dan seterusnya.
Di Indonesia islamisasi digerakkan oleh Hidayat Nataatmaja dan AM. Saefuddin dalam buku mereka "Menegakkan Jiwa Agama dalam Dunia Ilmiah" dimana Hidayat optimis akan lahir paradigma keilmuan holistik universal. Ada juga Hanna Djumhana Bastaman, Djamaluddin Ancok, Fuad Nashari Suroso, Subandi, adalah nama-nama yang setuju menggunakan istilah Psikologi Islami.
Di bagian dunia Islam lain, Ismail Raji Al Faruqi dan Ziauddin Sardar pernah terlibat pertentangan atau perdebatan dari mana islamisasi ilmu dimulai?. Menurut Sardar islamisasi dimulai dengan membangun pandangan dunia (view world) Islam dan paradigma Islam. Sedangkan Alfaruqi mengatakan islamisasi ilmu dapat dilakukan dengan mensintesiskan antara Islam dengan ilmu pengetahuan modern.
Pandangan Sardar lebih kepada pembentukan ilmu yang butuh waktu dan tenaga yang besar dan panjang. Kalau Alfaruqi lebih menyentuh pada pernafasan Islam dalam ilmu pengetahuan modern yang bisa jadi terjebak akan westernisasi Islam.
Namun berdasarkan hasil simposium Internasional tentang Psikologi dan Islam di Universitas Riyadh Saudi Arabia (1978) lebih memberikan perhatian terhadap psikologi Islam, karena itu gerakan psikologi Islam inilah awal dari kebangkitan Islam.