Mohon tunggu...
Afni Handayani
Afni Handayani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Tasawuf dan Psikoterapi Universitas Muhammadiyah Cirebon

Pembelajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Air Mata Laki-laki

13 Juli 2020   23:14 Diperbarui: 13 Juli 2020   23:15 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Entah ada apa dengan air mata dan kaum pria. Saya suka bingung kenapa jika lelaki menangis itu dianggap lemah, tidak jantan, bukan lelaki dan sebagainya. Lupa bahwa lelaki juga manusia, selayaknya perempuan. 

Lupa bahwa lelaki juga punya emosi kesedihan. Entah kenapa juga terdapat sekat pembeda antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Kenapa anak laki-laki tidak boleh bermanja-manja. Padahal mereka juga sama punya keinginan untuk disayangi seperti layaknya anak perempuan. 

Di masyarakat stigma laki-laki harus jadi tangguh itu terlalu ekstrim menurut saya, dari usia dini hingga remaja bahkan sampai matang jika kedapatan laki-laki yang sedang bersedih akan jadi bahan bercandaan. Laki-laki pun sama mansuia juga, seperti layaknya perempuan. 

Apakah cuma perempuan yang boleh trauma? ya jelas tidak, laki-laki pun ada yang punya rasa trauma, dalam bentuk apapun. Kenapa yang dituntut pengertian itu hanyalah laki-laki, sering sekali mendengar kalimat "kamu nggak pernah ngertiin aku" dari seorang perempuan, jika sering lalu malang sekali laki-laki tersebut, siapa yang akan mengerti tentang dirinya. 

Sekarang ini bukan lagi tentang laki-laki dan perempuan, tapi tentang emosi, jika kita kenal emosi laki-laki itu diwakili dengan marah dan emosi perempuan diwakili dengan sedih. Marilah bersama hapus stigma ini perlahan. 

Di mulai dari pola asuh anak laki-laki dan perempuan. Biarkan anak-anak kita memahami proses emosi yang ada dalam dirinya, soal tangguh bukan masalah laki dan perempuan, tapi masalah kekuatan jiwa dan seberapa jauh mengenal kekuatan diri sendiri. 

Kepada perempuan, ingatlah bahwa laki-laki yang akan menjadi calon imammu kelak juga manusia biasa yang diciptakan Tuhan dengan dibersamai air mata di sudut matanya, dengan semua kelembutan yang berusaha disembunyikan, dengan segala emosi positif yang membersamai dalam kehidupannya. 

Kepada laki-laki, ingatlah bahwa engkau juga berhak atas rasa sedih dan air matamu, engkau berhak atas apa yang engkau rasakan, berhak mendapatkan pengertian dari pasanganmu. 

Air mata laki-laki merupakan hal sakral yang memang hanya dikhususkan pada momen-momen tertentu, tetapi untuk sekarang, rasakanlah sedihmu jika memang lagi sedih, menangislah jika memang menangis adalah salah satu jalan untuk membuat dadamu yang busung itu menjadi lega. Tidak ada yang salah dengan air matamu wahai para lelaki. Tidak salah sama sekali. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun