Mohon tunggu...
Afniarta KhalifaYasmin
Afniarta KhalifaYasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi

Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Emotional Effect, Keseringan Tidak Bisa Mengendalikan Marah

22 Juni 2021   08:45 Diperbarui: 22 Juni 2021   09:14 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

oleh : Afniarta Khalifa Yasmin


(Mahasiswa psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang)

Kalian semua pasti pernah banget kan yang mengalami marah dikehidupan kamu? apalagi ketika kita mengerjakan sesuatu, disitulah marah kita bisa tiba –tiba melonjak. 

Misalnya saja ketika kita mengerjakan tugas sekolah atau tugas kuliah yang sudah dekat deadline dan pada saat kita mengerjakan tugas tersebut, tiba –tiba saudara kita datang untuk sekedar basa basi mengajak kita ngobrol bahkan bisa juga saudara kita datang untuk menyuruh kita melakukan perintahnya, disitulah terkadang kita menjadi marah sehingga bisa terjadi keributan antara kamu dan saudara kamu. 

Contoh peristiwa lainnya, saat kamu sedang membersihkan rumah, tiba-tiba ada saudara kamu yang bikin rumah berantakan lagi, pasti secara langsung kamu marah dengan kata yang nada tinggi.apalagi jika saudaramu tidak mendengarkan perkataanmu, pasti kamu marahnya tidak bisa terkendalikan lagi kan?

Peristiwa-peristiwa diatas bisa disimpulkan kalo kamu berada diposisi sedang Emosi dan kamu tidak bisa mengendalikan Emosi kamu. Emosi itu apasih? Jadi Emosi merupakan suatu perasaan seseorang baik positif maupun negatif dalam diri seseorang yang muncul karena adanya hubungan anatara orang lain dengan diri kita sendiri, maupun dengan kelompok. 

Emosi mencakup pada evaluasi kognitif, perubahan subjektif, rangsangan otonom dan saraf, serta impuls untuk bertindak. Emosi terdapat 2 macam yaitu emosi negatif dan positif. emosi negatif biasanya seperti marah,cemas, dan rasa bersalah. peristiwa diatas tadi bisa tegolong emosi negatif karena bersifat marah.sedangkan emosi positif itu seperti rasa cinta, senang dan antusias. 

misalnya saja disekolah atau di perkuliahan kamu mendapatkan nilai yang bagus, maka ketika kamu mendapatkan nilai yang bagus, pasti kamu merasa senang banget. Contoh lainnya juga jika kamu sedang merasakan jatuh cinta kepada lawan jenis kamu, apalagi jika cinta kita terbalaskan, pastinya kita menjadi lebih merasakan cinta banget.

Menurut Walton (Islamia, 2005). masalah-masalah yang menjadi sumber konflik dapat bersifat emosional, yaitu yang berkaitan dengan perasaan seperti kemarahan, ejekan, penolakan, atau perasaan takut. Individu yang stabil emosinya tentu dapat mengendalikan emosinya dengan efektif dan mampu mengontrol emosi serta mampu menyeimbangkan perasaan negatif dalam dirinya. Individu juga dapat mengelola emosinya lebih objektif dan realistis dalam menganalisis permasalahan. 

Kemampuan menganalisis permasalahan secara obyektif dan realistis ini akan mendorong individu mampu menyelesaikan dengan baik. Sebaliknya juga, individu yang memiliki kestabilan emosi yang rendah, tidak terampil dalam mengelola emosinya sehingga permasalahan yang sedang dihadapi tidak mampu dipecahkan secara efektif.

Kajian al-Qur’an tentang emosional tidak terbatas pada telaah karakter, tapi juga faktor. Faktor emosional diterangkan di dalam ayat-ayat al-Qur’an sejalan dengan kenyataan dan dinamika kehidupan manusia itu sendiri. Sementara hasil penelitian dari ayat-ayat kauniyah yang kemudian menjadi teori psikologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun