Mohon tunggu...
Afira Hetiani
Afira Hetiani Mohon Tunggu... -

Mahasiswi jalan - jalan dan bercita - cita menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sisi Lain Seruput Kopi Nikmat di Pekojan

15 Oktober 2017   02:15 Diperbarui: 15 Oktober 2017   03:02 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita semua sudah tau bahwa Kota Tua Jakarta adalah bagian dari Jakarta yang sudah menjadi daerah destinasi yang selalu di datangi para wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Dan kali ini saya ingin menceritakan perjalanan saya saat berada di kawasan Kota Tua Jakarta, dimana masih banyak tempat - tempat bersejarah yang mungkin kurang terekspose. 

Baiklah saya akan menceritakan dari awal saya datang menggunakan kereta dan turun di Stasiun Jakarta Kota selanjutnya saya bertemu dengan teman - teman saya dan juga bertemu dosen dan satu orang kenalan yang ternyata adalah relawan untuk mengantar kami berkeliling di daerah sekitaran Kota Tua.

Kami berjalan kaki menuju tempat yang dituju melewati pasar dan juga melewati kemacetan jalan di siang hari, panasnya matahari menghantarkan kami menuju tempat yang bersejarah pertama kami melewati Masjid Jami 'Annawier dan diam sejenak untuk mendengarkan penjelasan sekilas mengenai Masjid yang ternyata adalah Masjid yang telah berdiri dari zaman 1760 yang usianya 2 abad lebih dan masih terjaga bangunannya dimana arsitektur depannya masih bagus. 

berlanjut kami berjalan menuju tempat yang memiliki cerita yaitu Langgar Tinggi, namun saat kami mendatangi tempat itu ternyata kurang terawat yang mungkin masih banyak yang perlu di benahi agar terlihat bahwa itu adalah bangunan yang memiliki cerita sejarah. kemudian kami beristirahat dan juga ibadah sholat Dzuhur di Masjid Jami' Annawier selanjutnya, kami menuju rumah Bang Ucin yang tidak jauh dari Masjid. 

Bang Ucin adalah seorang yang cukup terkenal di daerah Pekojan ini karena Bang Ucin memiliki usaha seperti menjual parfum, masker dan juga kopi yang terkenal enak karena racikannya sendiri. Bukan hanya itu tetapi ada yang menarik lagi yaitu rumah yang ia tinggali adalah rumah yang menjadi saksi zaman dimana rumah itu memiliki cerita yang bisa di kataan menjadi rumah peninggalan zaman Belanda. Bang Ucin sendiri adalah cucu dari seorang Belanda dan juga ia tampak terlihat seperti orang Arab. 

Kami yang singgah di Rumah Bang Ucin
Kami yang singgah di Rumah Bang Ucin
Yang uniknya lagi Bang Ucin sangat kental dengan gaya bebicara Betawinya dan juga saat kami bertamu di sana kami mendengarkan banyak ceritanya yang mengatakan bahwa banyak kejadian yang unik dimana di sebrang rumah Bang Ucin ini ada Musholla yang memiliki Sumur. Bukan sembarang sumur bahkan kepercayaan ini melekat di masyarakat sekitar dan ada pula orang yang datang dari daerah jauh yang sengaja melihat air sumur yang memiliki pH setara dengan air Zam- zam. 

Berlanjut dengan cerita - cerita yang di bawakan Bang Ucin, beliau pun mempersilahkan kami menikmati kopi racikannya yang luar biasa rasanya dan sangat nikmat. Diteriknya hari tidak membuat nikmatnya kopi ini berkurang, menyeruputnya secara perlahan dan juga meresapi rasanya. Sayangnya kami tidak melihat pembuatannya karena kami semua sedang beristirahat setelah menempuh jalan yang lumayan. Kami menunggu seduhan kopi kedua dengan rasa yang sama Bang Ucin membawakan kopi keduanya karena kopi pertama habis dengan cepat saat kami mencobanya dan menyukai rasanya yang unik. Mungkin bagi yang tidak menyukai kopi, rasa kopi ini terlalu pahit. tetapi memang betul kopi ini pahit namun asih bisa di terima di dalam mulut dan juga pas rasanya. 

Mencicipi nikmatnya kopi racikan Bang Ucin
Mencicipi nikmatnya kopi racikan Bang Ucin
Lalu setelah kami banyak mendapatkan cerita yang menarik, dan banyak pula pertanyaan yang terlontar dari kami Bang Ucin pun mempersilahkan kami memasuki kediamannya yang masih asli sejak bangunan ini di bangun. Tentunya rumah yang ditinggali Bang Ucin ini sangatlah unik dan saat memasuki rumahnya pun ia memperlihatkan kami pekerjaannya yang lain yaitu parfum. Yap, Bang Ucin menjelaskan bahan dan cara memakai bahan parfum yang ia jual. 

Bahan Parfum yang sudah di bentuk
Bahan Parfum yang sudah di bentuk
Bang Ucin menjelaskan cara memakai parfum dengan cara memanaskannya
Bang Ucin menjelaskan cara memakai parfum dengan cara memanaskannya
Bahan yang sudah dibuat sebenarnya ada dua macam ada yang masih berupa bentukan seperti gambar yang di masukkan ke dalam tempat ada juga yang masih berbentuk seperti kulit pohon yang terpotong dan di simpan di bawah alas karung, Saat pertama kali melihat tentu unik dan memegangnya pun akan terasa wangi yang keluar dari bahan parfum itu. 

Bang Ucin menjelaskan bahwa bahan parfumnya ini bisa digunakan hanya dengan dibakar saja semacam aromaterapi yang memang bisa di simpan untuk mengharumkan ruangan. dengan membakar bara dan menyimpannya di sebuah tempat yang sudah berisi bahan parfumnya itu harumnya akan keluar dari asap yang timbul.

Saya berfoto dengan bahan baku parfum Bang Ucin
Saya berfoto dengan bahan baku parfum Bang Ucin
Tentunya kami antusias dan juga kami menikmati perjalanan kami saat berkeliling dan dapat bertamu di rumah Bang Ucin karena mendapatkan cerita yang langsung dari salah satu orang yang masih mempertahankan kediamannya dengan bangunan yang bisa dikatakan bangunan Tempoe Doeloe apalagi saat kami mencoba pula datang ke Musholla di sebrang rumah Bang Ucin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun