"Kita itu sebelum penciptaan sudah punya peluang untuk gagal, mudah tergelincir, maka kita wajib bertaubat", tutur Ustadz Salim A. Fillah ketika mengisi kajian di Masjid Raden Patah UB, Sabtu kemarin (21/09). Untuk itu lah, kita manusia sebagai makhluk pilihan-Nya perlu untuk menjadi seorang taubaters. Itu berarti kita harus punyai kebiasaan untuk selalu bertaubat.
Ada lima kunci agar kita diingatkan untuk selalu bertaubat. Pertama, karena kita adalah insan yang melakukan kesalahan-kesalahan. Setiap harinya, manusia tak pernah luput dari dosa apapun. Dari pagi hingga petang, petang ke pagi lagi. Yang perlu kita sadari, nikmat Allah itu cukup, ibadah kita kurang, dosa kita banyak. Jika merasa belum seperti itu, perlu direnungkan lagi sejauh mana muhasabah kita.
Kedua, karena kita memiliki Rabb Yang Maha Pengampun. Maka, sejatinya kita menempatkan diri di posisi yang seharusnya. Yang banyak salah, kemudian senantiasa memohon ampunan dan pertolongan-Nya. Tak terkecuali orang gagal (tergelincir, terjerumus) kalau sikapnya dengan Allah benar, maka pertolongan Allah tidak tanggung-tanggung.
Ketiga, karena agama meminta kita untuk berserah diri kepada Allah SWT. Di sini lah, peran do'a menjadi senjata yang paling mujarab bagi kita sebagai seorang hamba. "Rumusnya kalau berdo'a itu mengakui keterbatasan diri dan meninggikan Allah, kita hanya perlu itu, tidak perlu meminta sesuatu karena Allah sudah tau", ungkap Ustadz yang juga penulis Jalan Cinta Para Pejuang ini.
Kelima, karena kita dibimbing oleh Nabi Muhammad SAW yang setiap harinya bertaubat sebanyak 70 hingga 100 kali. Kita patut malu kepada Rasulullah, beliau yang begitu mulianya di hadapan Allah masih menyempatkan diri untuk bertaubat setiap hari. Bahkan ketika beliau wafat kita ingat betul, beliau menyebut-nyebut kita, "Ummati, ummati, ummati". MasyaAllah, begitu durhaka kita jika tidak meneladaninya.
Itu lah kenapa kita harus menjadi seorang taubaters, karena kita mempunyai lima kunci yang bisa dijadikan tamparan diri kita. []