Mohon tunggu...
Afies Rudit Setyono
Afies Rudit Setyono Mohon Tunggu... Teacher yang suka menulis dan membaca apa saja

Membaca dan Menulis adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filofosi Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara dan Implikasinya Bagi Dunia Pendidikan di Indonesia

27 November 2023   22:26 Diperbarui: 27 November 2023   23:06 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pbs.twimg.com/MataAir

Ki Hajar Dewantara, sang Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, memiliki pemikiran yang cemerlang tentang urgensi pembentukan karakter dan budi pekerti luhur melalui pendidikan. Penanaman nilai-nilai moral dan akhlak mulia merupakan salah satu misi penting pendidikan, selain pengembangan intelektualitas.
Konsep ini diwujudkan Ki Hajar Dewantara lewat filosofi "memelihara budi pekerti" dalam sistem pendidikan. Baginya, tujuan pendidikan tak sekadar membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkualitas dalam etika dan moral. Pendidikan sejatinya adalah proses pendewasaan mental-spiritual-emosional seseorang. 

Konsep "memelihara budi pekerti" adalah salah satu kunci filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Beliau memandang bahwa tujuan utama pendidikan bagi anak didik bukan sekadar mengejar kecerdasan intelektual semata, melainkan juga membentuk etika, moral, akhlak mulia, sehingga menjadi pribadi yang luhur. 

Menurut Ki Hajar Dewantara, seseorang dapat disebut berpendidikan apabila memiliki ilmu pengetahuan dan kecendekiaan serta memiliki budi pekerti yang luhur, tata krama, sopan santun, berdisplin dan berakhlaq mulia. Kedua aspek tersebut sejatinya tidak terpisahkan. Filosofi "memelihara budi pekerti" inilah yang kemudian beliau implementasikan di sekolah Taman Siswa yang didirikannya pada tahun 1922. Sekolah ini menjadi wahana bagi anak didik untuk menggali dan mengasah pemahaman intelektual akademik, sekaligus menjadi praktek konkrit internalisasi nilai etika dan norma melalui tata tertib yang berlaku di sekolah Taman Siswa. Dengan demikian, filosofi "memelihara budi pekerti" Ki Hajar Dewantara adalah upayanya untuk memastikan, sistem pendidikan di Indonesia tidak hanya membentuk anak didik cerdas secara kognitif, namun juga memiliki karakter dan kepribadian mulia sebagai generasi penerus bangsa. Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat wajib bekerja sama secara utuh untuk menanamkan nilai dan karakter baik dalam diri anak didik. Pendidikan karakter harus menjadi misi nasional agar generasi muda tumbuh jadi pribadi bermartabat dan warga negara yang bertanggung jawab.

Pernyataan bahwa "Pendidikan karakter harus menjadi misi nasional agar generasi muda tumbuh jadi pribadi bermartabat dan warga negara yang bertanggung jawab" mengandung makna yang sangat mendalam dan strategis dalam konteks pembangunan sumber daya manusia Indonesia ke depan.

Beberapa hal yang dapat diuraikan terkait hal tersebuat adalah:

  • Pendidikan karakter adalah bagian yang sama pentingnya dengan pengembangan akademik/kognitif peserta didik. Ini terkait dengan tujuan utama pendidikan nasional yaitu pembentukan generasi emas 2045.
  • Krisis moral yang melanda sebagian generasi muda saat ini menunjukkan urgensi dan ketertinggalan aspek pendidikan karakter dalam sistem pendidikan selama ini.
  • Negara harus memformulasi pendidikan karakter sebagai misi dan kebijakan nasional yang sistematis, terstruktur dan masif untuk ditumbuhkembangkan pada generasi bangsa secara utuh.
  • Pendidikan karakter akan berdampak pada tumbuhnya generasi yang lebih beretika, bermartabat sebagai manusia, serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan negara tercinta ini.

Gagasan tersebut sangat relevan dengan kondisi dunia pendidikan Indonesia saat ini yang dihadapkan pada berbagai krisis karakter. Praktek bullying, tawuran, sampai kriminalitas pelajar menjadi persoalan pelik pendidikan saat ini. Oleh karena itu, perlu instrumen kebijakan perkuat peran guru, sekolah, keluarga dan lingkungan sosial budaya dalam menggodok karakter dan moralitas peserta didik Indonesia secara integral. Hal ini akan berdampak jangka panjang pada terciptanya generasi penerus bangsa yang lebih berkarakter, berkualitas, mandiri, dan siap menjadi pemimpin Indonesia masa depan.

Berikut ini adalah beberapa contoh instrumen kebijakan perkuat peran guru, sekolah, keluarga dan lingkungan sosial budaya dalam menggodok karakter dan moralitas peserta didik secara integral:

  • Mengembangkan kurikulum pendidikan karakter yang terintegrasi mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Ini akan menjadi mata pelajaran wajib yang diajarkan di semua sekolah.
  • Melakukan pelatihan dan workshop penguatan kompetensi guru untuk menjadi fasilitator dan teladan pendidikan karakter dan moral bagi para peserta didik.
  • Membangun kemitraan antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat dalam program pengawasan perilaku dan bimbingan konseling peserta didik termasuk di luar sekolah.
  • Optimalisasi peran komite sekolah yang di dalamnya memiliki unsur orang tua/wali murid dan tokoh masyarakat, untuk mengawal implementasi pendidikan karakter.
  • Mendorong terbentuknya kelompok pendukung/relawan peduli pendidikan karakter di tingkat akar rumput yang membantu sekolah memantau dan membina moral peserta didik.
  • Memberikan penghargaan bagi guru, sekolah, orang tua atau komunitas sosial yang berhasil dan berprestasi dalam menerapkan pendidikan karakter.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun