Mohon tunggu...
Afiefah Salsabil
Afiefah Salsabil Mohon Tunggu... Wiraswasta - unpad

bandung

Selanjutnya

Tutup

Money

Produk Olahan Perikanan Crab Nugget

29 November 2020   20:58 Diperbarui: 29 November 2020   21:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh :  Afiefah Salsabila dan Junianto

Mahasiswa Program Studi Perikanan UNPAD

Dosen Program Studi Perikanan UNPAD

Indonesia merupakan penghasil ikan kedua dari 10 negara penghasil ikan di dunia. Tapi masyarakat Indonesia menduduki peringkat terakhir di Asia Tenggara sebagai pengonsumsi ikan (FAO 2016). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah kepemimpinan Edhy Prabowo sudah mencanangkan program peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. Pada rentang waktu 2020-2024, KKP menargetkan peningkatan angka konsumsi ikan secara nasional dari 56,39 kg per kapita per tahun pada 2020 menjadi 62,50 kg per kapita per tahun pada 2024. Dalam rangka peningkatan minat makan ikan, maka penting untuk membuat inovasi-inovasi olahan produk perikanan.

Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong perbaikan mutu rajungan sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia. Proses rajungan untuk kebutuhan ekspor terutama untuk pasteurize crab meat memerlukan bahan baku daging rajungan yang berkualitas baik sehingga terdapat daging rajungan second grade. Daging rajungan second grade dalam perkembangan saat ini belum banyak dimanfaatkan dengan optimal menjadi produk yang memiliki nilai tambah (value added). Daging rajungan second grade masih dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang menarik bagi konsumen baik lokal maupun untuk konsumsi ekspor. Melihat peluang tersebut maka pengembangan value added rajungan second grade masih sangat berpotensi untuk dikembangkan dan dipasarkan. Salah satu upaya pengembangannya diolah menjadi crab nugget. Nugget adalah salah satu produk olahan daging giling dan diberi bumbu serta dicampur atau ditambahkan bahan pengikat kemudian dicetak menjadi bentuk – bentuk tertentu, selanjutnya dilumuri pelapis kemudian digoreng.

Pengolahan daging rajungan menjadi nugget memiliki nilai tambah, nilai tambah dapat dihasilkan melalui nilai output untuk bahan baku rajungan basah sebesar Rp. 95.000 per kilogram. Serta input-input lain termasuk penyusutan alat sebesar Rp. 526,67. Nilai tambah diperoleh dengan pengurangan nilai produk dengan harga bahan baku dan sumbangan input lain per kilogram. Nilai tambah dari proses pengolahan rajungan adalah sebesar Rp. 3.473 per kilogram, artinya setiap 1 kilogram rajungan basah  akan menciptakan nilai tambah sebesar Rp. 3.473.

Segmentasi pemasaran crab nugget adalah masyrakat yang ingin mengkonsumsi produk perikanan tapi tidak memiliki cukup waktu untuk proses produksinya, sehingga memilih memasak yang cepat saji, praktis, dan bergizi.

Dalam rangka peningkatan minat makan ikan, maka penting untuk membuat inovasi-inovasi olahan produk perikanan. Salah satunya dengan menambah nilai gizi serta memberikan warna yang berbeda pada produk. Crab nugget dapat ditambahkan sayur-sayuran seperti wortel dan brokoli. Strategi pemasaran produk crab nugget dengan membuat slogan yang dapat membuat produk olahan crab nugget dapat mudah diingat oleh masyarakat, selain itu memberi sampel pada konsumen agar masyarakat dapat mencicipi terlebih dahulu produk crab nugget yang tidak kalah enak dengan nugget ayam yang sangat digemari masyarakat. Strategi pemasaran produk crab nugget juga dapat dilakukan dengan menjual produk diberbagai market place  dan juga membuka toko offline. Produk juga dijual dengan cara dititipkan ke beberapa store frozenfood yang tersebar di Indonesia untuk memperluas pemasaran. Pemasaran produk juga dibantu oleh media sosial seperti facebook dan Instagram. Namun strategi pemasaran yang paling utama adalah tetap menjaga kualitas produk. Perlu menjalani aktivitas quality control yang meliputi rasa makanan, tampilan makanan supaya tetap bersih dan menarik, serta kualitas bahan makanan yang sesuai standar kesehatan yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun