Mohon tunggu...
Wafaul Ahdi
Wafaul Ahdi Mohon Tunggu... Jurnalis - MAHASISWA

Affah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Karena Paksaan, Anak Jadi Ambyar

27 Maret 2020   19:40 Diperbarui: 27 Maret 2020   20:14 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bilikwallpaper.blogspot.com

Dengerin ceritaku dulu yah, Agar kalian para pembaca dapat benar-benar  memahami materi yang akan di sampaikan pada artikel ini.

Oke. Mulai.

Saya mempunyai anak didik bernama Fathan. Seorang anak yang berparas tampan berkulit bersih, dan enak sekali kalau di pandang.

Suatu ketika dipagi hari, di hari pertama masuk sekolah saya sebagai guru yang mendapatkan tugas untuk menyambut anak-anak di gerbang, sedang asik bercanda dengan anak-anak lain.

Lalu datanglah si Fathan tersebut dengan di seret-seret ibunya untuk menghampiri saya. Ketika sudah di hadapan, sontak saya menyapa anak tersebut namun, NO RESPON. Yang di ucapannya  hanyalah...

Mamahhhhhh, Fathan hayang uwih, Fathan mbung sakola di dieu....

Yahh dengan logat sundanya yang begitu kental, ia berteriak seperti itu dengan suara lantangnya. Bersi keras saya membujuk si anak tersebut, tetapi bujukan saya tidak membuahkan hasil sama sekali, jangankan mau ikut dengan saya, untuk membuka matanya pun ia tidak mau. 

Akhirnya sang ibupun menarik Fathan, untuk menjauh dan menenangkannya.

Tettttttt.....tetttt.....tetttt.

Bel berbunyi dan Fathan dengan bujukan maut ibunya ia mau untuk masuk. Namun, hanya sebatas di depan kelas, tepatnya di Play Ground. Oke, saya bersyukur setidaknya ada perkembangan.

Setelah istirahat, saya terkejut ada anak yang sedang menangis di bawah kolong meja di kelas. Loh siapa?

Ternyata eh ternyata, itu si Fathan.

Sontak saya langsung menghampiri sang ibu untuk  mengetahui lebih dalam mengenai si Fathan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun