Agustus adalah bulan kemerdekaan dan dirayakan dengan meriah. Mulai dari memasang umbul-umbul, mengecat jalan, sampai mengadakan lomba untuk anak-anak. Semua bergembira menyambut ulang tahun Indonesia.
Akan tetapi sudahkah Kita memahami esensi kemerdekaan? Atau hanya ikut merayakan ulang tahun negara tanpa paham akan makna di baliknya? Indonesia telah berdiri selama 80 tahun, jangan sampai malah ada kemunduran bukannya kemajuan, dan masih belum merdeka dari hal-hal yang buruk.
Akankah kita sudah merdeka dari kemalasan? Mau bangun jam 4:30 saja mata masih berat. Olahraga seminggu sekali juga malas. Yang ada adalah rajin olahraga jempol alias chatting di gadget. Makan dipesan via aplikasi, begitu datang masih minta disuapi istri. Alamak....
Kemerdekaan seharusnya membuat kemajuan. Akan tetapi kita masih belum terbebas dari banyak hal yang membuat kemunduran. Misalnya bergosip yang dianggap biasa, padahal membuat banyak dosa.
Seharusnya kita juga merdeka dari pikiran buruk. Apa-apa dipikir sampai berat dan susah tidur. Overthinking bikin lelah sendiri. Padahal keburukan hanya ilusi karena kenyataannya tidak sejelek itu.
Mari menyambut kemerdekaan dengan gembira. Bukan hanya dengan menghias perumahan dan membuat berbagai lomba. Akan tetapi juga dengan berjuang untuk merdeka dari kemalasan, overthinking, dan kebiasaan buruk lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI