Ramadan tiba, ramadan tiba! Antusiasme bulan puasa menggema. Semua orang berbondong-bondong untuk salat berjamaah di masjid, baik wajib maupun sunnah. Usai tarawih pun masih semangat mengaji.
Sementara di siang hari keadaan relatif sepi. Banyak yang memilih istirahat dan menyimpan tenaga. Warung pun banyak yang tutup untuk menghormati bulan puasa.
Akan tetapi....
Saat berjalan-jalan, kulihat ada yang merokok siang-siang. Setelah itu menyeruput kopi hitam dengan nikmatnya. Padahal kutahu ia seorang muslim karena pernah berpapasan saat jumatan.
Belum 200 meter aku berjalan, ada yang membeli kue di lapak yang masih buka. Apakah ia juga tidak puasa?
Tapi tunggu, mengapa jadi melihat kesalahan orang lain di ramadan tahun ini? Bisa jadi yang beli kue untuk disimpan dan dinikmati ketika berbuka. Bisa jadi ia sedang berhalangan sehingga tidak puasa.
Saat ada yang terang-terangan minum di siang hari alias tidak berpuasa, padahal tidak sedang sakit atau haid (karena ia seorang laki-laki), ya sudah. Apa hakku untuk menegurnya? Biarlah menjadi urusannya dengan Yang Maha Kuasa.
Evaluasi Diri Sendiri
Daripada melihat kesalahan orang lain lebih baik aku evaluasi diri sendiri. Sudahkah ramadan tahun ini menignkatkan pahala? Jangan-jangan salat hanya ritual tanpa paham maknanya. Durasi mengaji bertambah tetapi lupa tidak membaca arti dan mempelajari maknanya.
Sudahkah cukup evaluasinya? Lebih baik berusaha untuk mencatat kekurangan diri sendiri daripada sibuk mencerca kesalahan orang lain. Jangan sampai seperti pepatah 'gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak.
Selamat Ramadan 2023.