Mohon tunggu...
Adzani Zen
Adzani Zen Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

When given a choice between being right or kind, choose kind - Wonder (2017)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Teluk I (Iran - Irak)

21 Juni 2021   15:06 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:03 2861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Iran dan Irak (diambil dari media.npr.org)

Konflik Iran-Irak, atau yang biasa disebut juga dengan Perang Teluk 1, merupakan konflik militer berkepanjangan yang mulai terjadi pada 22 September 1980 ketika pasukan Irak dibawah perintah presidennya, Saddam Hussein, menyerbu bagian barat Iran, Khuzestan, yang kaya akan minyak. Konflik ini berakhir pada 20 Agustus 1988 ketika kedua negara terpaksa untuk menerima Resolusi 598 DK PBB yang mengarah pada gencatan senjata. 

Mungkin bagi orang awam, terlihat sekilas cukup tidak adil keputusan dari DK PBB tersebut, dimana Irak yang memulai penyerangan, namun Iran yang harus ikutan menerima gencatan senjata dari PBB yang terkesan seperti menyerah. Akan tetapi, jika ditelusuri lebih dalam asal mula peperangan dan jalannya peperangan dari kedua negara ini, maka bagi penulis hal ini bisa dibilang cukup fair, meskipun kedua negara sebenarnya sama-sama menyulut terjadinya perang ini.

Asal Usul Perang


Mayoritas pengamat internasional berpendapat bahwa perang kedua negara tersebut dipicu oleh invasi militer Irak. Namun, rezim Saddam mengklaim bahwa konflik ini sebenarnya dipicu oleh tentara Iran yang menembaki kota-kota dan perdesaan di sepanjang wilayah perbatasan kedua negara tersebut. 

Tentu saja tidak mungkin jika penyebab perang yang hampir mirip dengan Perang Dunia 1 ini hanya karena satu sebab. Hal ini mengundang para pakar internasional dan sejarawan untuk menelusuri akar permasalahan ini.

Menurut Will D. Swearingen dalam Geopolitical Origins of the Irak-Iran War (1988), dampak perang ini di level regional maupun internasional dapat diukur, tapi asal usul konflik sulit dipahami. Memang hingga saat ini, perbedaan pendapat di kalangan para analis masih terus berlanjut mengenai pemicu sebenarnya perang Irak-Iran pada tahun 1980. Banyak aspek politik dan intervensi asing, salah satunya Amerika Serikat yang terlihat pro Irak, yang membuat kabur penyebab sebenarnya dari perang ini.

Kemudian menurut Murray dan Woods dalam The Iran-Iraq War: A Military and Strategic History (2014), kedua pemimpin, yaitu Saddam Hussein di sisi Irak dan Imam Khomeini di sisi Iran, memulai konflik dengan keyakinan bahwa emosi, retorika sederhana, dan populasi yang termotivasi untuk berperang akan memberikan kemenangan, ketika mereka gagal, tanggapan mereka adalah menyeret lebih banyak orang dan sumber daya ke dalam perang, sembari mengeluarkan pernyataan yang lebih fanatik dan keras. Lanjut Murray dan Woods, Saddam dan pendukungnya di Partai Baath meyakini keputusan menyerbu Iran adalah langkah awal untuk merebut kepemimpinan di dunia Arab. Lain sisi, Khomeini dan seluruh anak-anak ideologisnya mengobarkan bara semangat untuk mengirim revolusinya ke seluruh dunia, yang dimulai dari negara-negara Islam di Timur Tengah. Selain konflik politik, konflik sekte agama juga menguatkan terjadinya awal peperangan ini, dimana Irak yang kuat akan pandangan Sunni miliknya, sedangkan Iran yakin dengan paham Syiah miliknya.

Lain pendapat dari para sejarawan mengatakan bahwa, konflik kedua negara ini berhulu dari sejarah peradaban Mesopotamia yang telah terjadi berabad-abad silam. Mesopotamia terletak di lembah sungai Tigris-Eufrat, yang kini menjadi wilayah Irak, sedangkan wilayah pusat kerajaan Persia kini menjadi wilayah Iran. Lanjut para sejarawan, masalah utama dari sering terjadinya perang di wilayah tersebut adalah pada sikap tamak dan ekspansionis mereka di wilayah jazirah Arab karena memang sumber daya alamnya yang sangat melimpah, terutama minyak bumi.

Banyaknya pendapat dari para pengamat, para ahli, dan para sejarawan tentang awal mula Perang Teluk ini, yang mungkin benar salah satu atau bahkan semuanya, pada akhirnya jelas bahwa konflik ini adalah konflik yang sangat kompleks. Kerumitan untuk menemukan inti penyebab perang ini yang sebenarnya, bukan tidak mungkin konflik ini akan terjadi lagi pada masa depan.
Jalan Terjadinya Perang

Seperti yang dijelaskan di awal, Irak lah yang memulai perang berdarah ini. Irak membatalkan perjanjian Algiers dan melakukan invasi pada 22 September 1980. Sasaran pertama Irak adalah Khuzestan, karena intelijen Irak memprekdisi bahwa Iran tidak memiliki kekuatan alutsista yang memadai dan Garda Revolusi milik Iran, sebuah kekuatan militer yang tidak memiliki pengalaman militer, dipandang tidaklah berbahaya. Terbukti, dengan mudahnya daerah Khuzestan dapat dikuasai oleh Irak. Namun, kesalahan fatal dari Irak adalah kegagalan pesawat militernya, MiG-23 dan MiG-21, untuk memborbardir pangkalan udara Iran yang berbahaya. Alhasil, serangan udara Irak yang meleset tersebut membuat Iran segera melakukan counterattack dengan mengebom daerah strategis di Irak.


Pada Maret 1982, pasukan militer Iran berhasil menghancurkan 3 kekuatan divisi Irak dan memukul mundur pertahanan militernya. Melihat tentara Iran yang ternyata cukup kuat, pada bulan Juni, Saddam mengumumkan pasukan Irak akan mundur dari Iran, dan siap berunding pada akhir bulan. Disinilah letak kesalahan Iran, di bawah perintah Khomeini, Iran tidak ingin mengakhiri perang dan tetap melakukan serangan konsisten terhadap daerah Irak.


Penyerangan membabi buta dari Iran membuat Irak pada akhirnya tidak tinggal diam. Bom kimia, yang merupakan senjata rahasia Irak, beserta ratusan ribu tentara Irak dikerahkan untuk menyasar target pusat ekonomi Iran. Serangan sporadis Irak tentu saja menyebabkan puluhan ribuan masyarakat sipil Iran tewas. Kemudian pada tahun 1984, Saddam pun mendesak Iran untuk mau melanjutkan masalah ini di meja perundingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun