Mohon tunggu...
Ady Setyawan
Ady Setyawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Penulis Buku : Benteng Benteng Surabaya ( 2015 ) Surabaya Di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu ? ( 2018 )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Masa Krisis Air (de Periode der Doorlopende Watertekorten) di Surabaya

27 November 2019   16:50 Diperbarui: 27 November 2019   17:03 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dan sumber literatur: Von Faber, Nieuw Soerabaia 329-332

Kota Surabaya pada tahun 1910, kebutuhan air bersih telah meningkat menjadi 7800 m3/ hari padahal penampungan air hanya mampu menyediakan 6200 m3 / hari.

Krisis air ini merupakan masalah yang cukup pelik, ide dan masukan dari berbagai kalangan mulai dikumpulkan. Desain perencanaan yang memakan biaya terlampau mahal dan memakan waktu terlalu lama dikesampingkan. Akhirnya diputuskan menggunakan pipa-pipa eksisting di Wonocolo untuk membantu mengalirkan air kekota dan memanfaatkan rumah pompa yang beroperasi tahun 1916.

Ide ini tidak bertahan lama, pada tahun 1918 kekurangan air kembali terjadi dan semakin parah pada tahun 1920. Pada tahun 1920 ini pula kemudian Belanda memanfaatkan sumber air Plintahan II di Kluwek. Sumber-sumber air lain masih tetap dicari, untuk dapat mengalirkan air menuju kota Surabaya maka rumah pompa kedua perlu dibangun diluar Sidoarjo. Rumah pompa kedua ini beroperasi bulan September 1920.

Selain itu reservoir kedua juga dibangun dengan kapasitas 15.000 m3, selain menaikkan kapasitas penampungan air bersih, untuk lebih menghemat konsumsi air maka dibuatlah kebijakan untuk menaikkan harga air bersih dari 0,25 gulden menjadi 0,3 gulden per m3. Pemerintah berharap dengan naiknya harga maka penggunaan oleh masyarakat juga menjadi lebih ekonomis.

Pada bulan Maret 1922 Dr.Ir.J Versluis selaku kepala dinas air bersih mengganti meteran air lama dengan meteran air yang lebih akurat. Hal ini menyebabkan tagihan air penduduk membengkak dan membuat mereka sekali lagi lebih berhati-hati memanfaatkan air bersih.

Terlepas dari segala upaya ini, kebutuhan akan air bersih warga kota Surabaya tetap saja meningkat. Kemudian Dr.Ir. J. Versluis, mengajukan proposal untuk membangun instalasi penjernihan air sungai di Ngagel, pada bagian hilir kanal buatan di Wonokromo.

Dewan kota kemudian menyetujui usulan ini pada 20 Juni 1920. Pekerjaan segera dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari dinas irigasi. Diawali pembangunan jalur inlet air sungai, saluran terbuka , pemipaan, kolam pengendapan, instalasi penyaringan, dua kolam penampungan air bersih, instalasi ozonasi. Tak diragukan, pompa berkapasitas besar juga turut dibutuhkan dalam pembangunan guna mendistribusikan air kepenjuru kota. Kemudian klorin digunakan untuk menggantikan ozonasi dengan alasan menekan biaya operasional.

Instalasi air bersih Ngagel mulai beroperasi pada 28 November 1922 dengan kemampuan memproduksi air bersih 90 liter per detik, jika dioperasikan menerus maka ia mampu menghasilkan 7.800 m3 per hari. Instalasi ini berhasil mengatasi masalah "de periode der doorloopende watertekorten". Sekalipun demikian, instalasi pipa dari Umbulan tetap dipertahankan dan dijaga.

Salah satu penyebab utama krisis air adalah rendahnya kesadaran masyarakat di tempat-tempat mandi cuci kakus umum. Kran-kran air dibiarkan terbuka dan air terbuang percuma. Untuk mengatasi masalah ini maka air dibuat berbayar sebesar dua sen untuk tiap pikulan, dimana ukuran satu pikulan sebesar satu jerigen minyak.

Kemudian Kepala eksploitasi air J Van Klief menciptakan meteran air koin untuk mengatasi air bersih yang terbuang sia-sia di MCK umum perkampungan Surabaya. Pada 29 Juli 1925, J Van Klief mengajukan rencana pengembangan pipa-pipa air bersih. Hal ini dirasa perlu untuk meringankan kinerja pompa air dan juga penting untuk pengembangan pemukiman kedepannya.

Kebutuhan air bersih tetap saja meningkat dari tahun ke tahun seiring berkembangnya kota. Berdasarkan Keputusan Dewan Kota 9 April 1930 no 108 telah disepakati pembangunan instalasi pengaliran dari Umbulan dan Gempol. Pekerjaan ini selesai tahun 1932.

Bersambung...

Bag. 2: Drama Meteran Koin

Foto dan sumber literatur: Von Faber, Nieuw Soerabaia 329-332

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun