Mohon tunggu...
Perhiasan Ginting
Perhiasan Ginting Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Advokat

Advokat, Mediator, Konselor Masalah #HukumKeluarga #KDRT #MedikoLegal #Pasien #Dokter. Pendiri dan Senior Partner pada BASAKRAN dan GINTING MANIK Law Office Hotline : 081281812410

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anakku Tiarap di Garasi Karena Terjadi Kekerasan Oknum Polres Bogor

6 Oktober 2017   08:42 Diperbarui: 6 Oktober 2017   09:34 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
EG Oknum Anggota Polres Bogor (lingkaran putih) Dok. Pribadi

Ini bukan kisah hoaxs. Melainkan ini kisah nyata dan tanpa prasangka, yang penulis dan keluarga alami lebih dari 2 (dua) tahun lalu. Tepatnya pada 13 Juni 2015 yang lampau. 

Berawal dari penganiayaan terhadap suami penulis pada 12 Mei 2015 di sekitar Kota Bogor oleh oknum anggota Satintelkam  Polres Bogor berpangkat Brigadir yang saat itu baru kami kenal sebagai oknum anggota Polres Bogor dan tetangga baru disekitar kami yang baru tinggal sekitar tahun 2013 di perumahan yang kami tempati selama 14 tahun terakhir ini. Oknum anggota Satintelkam Polres Bogor ini berinisial EG bin AR (NRP 85020076). Lalu suami penulis melaporkannya sebagai tindak pidana penganiayaan sebagaimana dimaksud pasal 351 KUHP di Polresta Bogor Kota dan pada saat itu juga dilakukan Visum et Repertum di RS Bhayangkara Kota Bogor. Sore harinya selesai sidang sidang di Pengadilan Negeri Bandung, suami penulis kembali melaporkannya sebagai tindakan pelanggaran disiplin anggota Polri di Bid. Propam Polda Jawa Barat. 

Merasa tidak senang dilaporkannya sebagai pelaku tindak pidana penganiayaan dan tindakan pelanggaran disiplin, mulai sekitar tanggal 13 Mei 2015 oknum anggota Polres Bogor ini, istrinya dan mertuanya kelihatan bergerilya disekitar tempat tinggal kami dengan membawa stop map yang kala itu kami tidak mengetahui pasti apa isinya. 

Berselang hampir 1 bulan, tepatnya pada 11 Juni 2015, suami penulis dan kedua anak perempuan penulis sekitar pukul 06.40 wib dihadang didepan rumah oknum anggota Polres Bogor ini. Sambil mengacugkan tangan kanannya dengan bahasa tubuh menembaksebanyak  2 kali EG seakan menembak sambil berteriak "Hey". Saat itu kedua anak perempuan kami yang baru berusia 4,5 tahun dan 6,5 tahun tersebut mengalami shock dan ketakutan. Kami sekeluarga habis-habisan di bullykeluarga oknum anggota Satintelkam Polres Bogor ini. Berbagai macam cacian dan fitnah dilontarkan oleh istri dan mertuanya di depan khalayak. Seperti "suami penulis maling berjubah", "mau maling subuh tadi", "suamu lu tukang perkosa pembantu" dan lai sebagainya.  Salah satu yang dikatakannya yang cukup signifikan adalah, "ingat ya, dua hari lagi keluarga lu gua habisin. Jangan main-main sama keluaga gue ya". 

Dan memang dua hari kemudian, atau tepatnya 13 Juni 2015, rumah kami diserbu dan kemudian diusir oleh hanya 3 (tiga) orang yang menjadi provokatornya. EG bin AR sebagaimana gambar diatas, berkaus merah dan dilingkaran putih, adalah yang mengendalikan semuanya. Sebelum rumah kami didatangi oleh segelintir orang ini, EG bin AR yang saat ini bersama 2 orang tak dikenal sempat bertemu dengan putra sulung penulis dan temannya, EG sempat menunjuk putra sulung kami kepada 2 temannya tersebut "ini anaknya". Entah apa maksudnya EG ketika itu. 

IP, Istri EG Memegang Map dan Melambaikan Tangan Agar Warga Turun (Dok. Pribadi)
IP, Istri EG Memegang Map dan Melambaikan Tangan Agar Warga Turun (Dok. Pribadi)
Lalu setelah itu stri EG, IP sebagaimana gambar diatas sambil melambaikan tangannya ke arah rumahnya dan memegang map berwarna biru, berteriak-teriak, “Jangan Cuma bisa meresahkan, gentelmen keluar. Kita selesaikan sekarang”, sambil tangan kanannya memanggil orang-orang dari arah rumahnya termasuk wartawan Radar Bogor yang kemudian diketahui bernama Jaenal Abidin agar mendekat dan tangan kiri IP memegang map warna biru. Lalu ditimpali oleh ER sambil bertepuk-tepuk tangan “Lu keluar lah!”. 

WH mertua perempuan EG (Dok. Pribadi)
WH mertua perempuan EG (Dok. Pribadi)
Lalu mertua EG, WH menimpali dengan memakai kaus hitam lengan panjang sebagaimana gambar diatas, sambil bertepuk tepuk tangan sambil berteriak, “Dari Radar dari TV One keluar “ “Ini yang meresahkan 12 tahun tinggal disini meresahkan warga. Sekarang warga udah jenuh. Biar pergi ! Kalo gak pergi dia bikin pernyataan”.

Kemudian IP istri EG sambil tangan kanannya menepuk-nepuk map yang ada di tangan kirinya berkali-kali sambil berteriak-teriak, “Bukti dari 2006. Dari 2006 anda ya bapak ! Bukti ! Semua masih pada sehat disini. Diluar-diluar bu (sambil menunjuk-nunjuk penulis,  dan Jaenal Abdin tersenyum-senyum mendengar teriakan IP) biar saya close up saya udah mandi udah cantik.”.

Setelah menit kesatu, WH bolak-balik sambil berkata : “bapak-bapak kemana euy”. Lalu Henny menimpali  “Langsung ke Bogor!”. ER menimpali lagi “Minta sumbangan !”. WH kemudian menimpali lagi, “Ehh jangan salah ambil sumbangannya”.

Kemudian WH sambil berdiri dan memegang pagar rumah Sol (oknum PNS LIPI) berteriak-teriak kembali, “Saya paling cantik disini. Jam 5 saya belum mandi pak, tapi sekarang saya sudah mandi”, “Saya mendingan nih udah pake baju kayak peragawati”.

Pada 1 menit 39 detik dst, WH berteriak-teriak lagi, “Saya disini. Mau dilapor. Nama saya ibu WH ya pengen tau. Saya tidak gila. Saya masih normal masih sehat. Umur saya sama ama laki lu yang gila itu. Saya waras belum gila!”. Lalu ditimpali ERi, “Ayo ibu-ibu jangan dulu pergi!”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun