Mohon tunggu...
AD Tuanku Mudo
AD Tuanku Mudo Mohon Tunggu... Penulis - aktivis sosial kemasyarakatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadikan Lubuk Alung sebagai Sentra Pinang Wangi

3 Agustus 2020   13:43 Diperbarui: 3 Agustus 2020   13:43 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/Niniak mamak Lubuk Alung menerima bibit pinang wangi untuk di tanam sebagai pemberdayaan ekonomi sanak kemenakan. (foto dok facebook harry s, ketua yayasan peduli lubuk alung)

Yayasan Peduli Lubuk Alung ingin menjadikan daerahnya sebagai sentra budidaya pinang wangi. Hingga saat ini, lebih dari 5.000 an batang bibit pinang wangi telah di tanam di tengah masyarakat, dengan konsep utama; pemberdayaan masyarakat dan mengembalikan fungsi dan peran niniak mamak di tengah kaumnya sendiri.

"Pinang wangi yang kita bibitkan ini telah tersebar jauh sampai ke Kabupaten Dharmasraya sana. Khusus untuk warga Kecamatan Lubuk Alung, mendapatkan bibitnya harus melalui mamak kaumnya sendiri," kata Pembina Yayasan Peduli Lubuk Alung, Happy Neldy.

Happy Neldy yang anggota DPRD Padang Pariaman ini bersama Ketua Yayasan Peduli Lubuk Alung Harry Subrata Datuak Rangkayo Mulie, Senin (3/8/2020) menjelaskan, motto yayasan adalah; tanam 100 batang pinang wangi hari ini, maka tunggu panen tiga tahun lagi dengan penghasilan Rp3 juta sebulan. "Kenapa demikian, sebang pinang itu menghasilkan dua kilogram buah minimal dan maksimal lima kilogram," katanya.

"Dengan harga jual Rp12 ribu sekilonya, ekonomi masyarakat lumayan terbantu. Bahkan, sudah bisa dikatakan sebagai sumber utama pemasukan keuangan rumah tangga," sebutnya.

Harry Subrata yang mantan Walinagari Lubuk Alung ini menyebutkan, pengalaman orang yang telah mencoba budidaya pinang wangi ini mencatat tidak ada istilah krisis dan covid dalam soal pinang ini. "Artinya, sehebat apapun krisis yang melanda bangsa, serta wabah covid yang tak kunjung berhenti, harga pinang wangi tetap dalam kisarannya," ungkapnya.

Menurut Harry Subrata, yayasan yang dia pimpin tidak sekedar mengedarkan bibit pinang. Tetapi ikut nantinya mencarikan jalan keluar manakala buah pinang membanjir di Padang Pariaman. "Kita juga punya perusahaan yang akan membeli seluruh hasil buah pinang ini. Semisal tak tertampung dalam pasar dalam negeri, perusahaan yang bernama PT Lubuk Alung Makmur ini punya jaringan ke perusahaan luar negeri yang akan menampung pinang tersebut," ujarnya.

Melalui jaringan media sosial, Harry Subrata terus melangkah bersama yayasan itu mengembangkan bibit pinang wangi. Apalagi sertifikatnya telah keluar dan diakui sebagai tanaman benilai ekspor. "Kita berangkat dari nol, perlahan-lahan sehingga banyak pihak mulai melihat keberadaan pembibitan yang dilakukan di Bukik Lubuk Alung ini," ungkapnya.

"Kita ingin, Pembina Yayasan Peduli Lubuk Alung Happy Neldy yang juga sebagai bakal calon Wakil Bupati Padang Pariaman bisa menjadikan tanaman ini sebagai komoditi unggulan daerah ini," ulasnya.

Artinya, kata Harry Subrata, kedepannya yayasan ini juga punya pabrik turunan pinang. "Kita punya banyak potensi yang belum tergerakan. Untuk itu, saatnya pabrik turunan pinang ini diadakan, sehingga tak ada yang dihasilkan pinang itu terbuang sia-sia. Semuanya menghasilkan pemasukan," katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun