Mohon tunggu...
Adrianus Bareng
Adrianus Bareng Mohon Tunggu... Guru - Mengabdi Pada Nilai

Guru Bahasa Indonesia,Penulis,Pegiat Literasi di SMP Frater Maumere,Flores NTT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Potret PISA, Pacu Karakter Gemar Membaca Siswa

9 Januari 2020   13:54 Diperbarui: 9 Januari 2020   14:24 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Programe for International Student Assessment PISA 2018 telah menyerahkan skor kemampuan siswa Indonesia di bidang literasi membaca, matematika, dan sains bersama 79 negara di dunia. Hasil skor PISA telah disoroti dengan berbagai catatan oleh masyarakat baik akedemisi maupun masyarakat umum.

Hal ini menunjukan bahwa sistem pendidikan nasional kita bergerak lambat sehingga tertinggal jauh dari grafik peringkat dengan negara-negara lain.

Kita patut menerima kenyataan sekaligus menjadi refleksi sekaligus bergerak memperbaiki sistem pendidikan nasional agar hasil menjadi lebih meningkat dan bersaing dengan negara-negara lain. Butuh langkah-langkah yang tepat. Karakter gemar membaca bagi penulis digerakan secara optimal.

Potret PISA 2018 untuk siswa Indonesia dengan kecakapan literasi membaca 371,matematika 379, dan sains 396. Setelah menerima, membaca, dan mencermati hasil ini oleh Kemndikbud hasilnya tidak signifikan atau meningkat melainkan menurun untuk menggambarkan mutu atau kualitas  pendidikan nasional di Indonesia. Ternyata ini fakta sepuluh tahun terakhir terus menurun hasil potret PISA. Mengapa selalu menurun sepuluh tahun terakhir?

Bagaimana aksi konkrit bersama yang tepat supaya bisa meningkatkan posisi atau level siswa Indonesia di atas negara lain? Tujuannya agar tingkat melek literasi, matematika, dan sains hasilnya lebih baik.

Pada akhirnya,siswa kita saat usia 15 tahun mereka sudah punya literasi dasar yang kuat di saat menjelang akhir masa wajib belajar. Literasi satu-satunya jembatan emas memacu anak-anak bangsa untuk menyaingi kompetitif global dunia pendidikan.

Pemerintah melalui Kemendikbud, Nadiem Makarim telah memberi simpul penguatan, agar kita tidak perlu mengemas perihal skor PISA 2018 menjadi hal yang positif.

Tetapi, kita harus mengubah paradigma. Selama ini kita berjuang untuk kemajuan anak bangsa hanya asal bapak senang, tetapi sekarang langsung terbuka ke inti persoalan.

Setelah itu, bergerak melakukan perubahan. Kita harus punya paradigma baru di mana semua pemimpin mulai dari kementerian sampai kepala sekolah, kalau ada sesuatu yang buruk, kita harus jujur dan langsung bergerak untuk memperbaiki cara kerja lama menjadi sebuah inovasi yang mengarah pada perubahan.

Mari kita bergerak. Mari kita melakukan perubahan kecil di masing-masing tempat kita.

Pacu Karakter Gemar Membaca Siswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun