Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setelah Pesta Pernikahan Usai, 'Korsleting' Gara-gara Lidah Mertua

20 Maret 2021   14:23 Diperbarui: 20 Maret 2021   23:34 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Calon Mertua....Ini 2 kisah nyata, jangan sampai terjadi

Dua tahun lalu, dalam sebuah acara kantor di luar daerah, seorang pegawai travel membagi-bagikan sambal goreng yang dikemas dalam bentuk sachetan. Saya dan teman -teman yang kebetulan berada dalam bis, bertanya, apa nama sambal nya. 

Sontak petugas yang merangkap sebagai panitia EO yang menangani kegiatan internal perusahaan ini menyebut," Sambal Mertua.". Wow...kami tertawa semua. Ternyata tak hanya unik nama merk sambal tersebut, namun memang menggambarkan realita di  masyarakat. 

Panas dan pedas memang lidah mertua. Berdinamika. Bisa membelai lembut di telinga, namun dapat pula menusuk dan menghujam. Nyelekit sampai tahunan hingga perlu doa dan puasa, tuk bisa memaafkan. 

Selagi beliau- beliau masih dikaruniakan umur panjang dan sehat walafiat, bisa -bisa kehidupan anak yang sudah menikah pun, bisa disusupi dan digerogoti. Mulai dari melempar ide, menggoyahkan pemikiran sang anak dan menantu, hingga menggunakan otoritasnya tuk mengambil alih. 

1. Lidah mertua menyusup ke rumah tangga anak perempuannya dengan sang suami, gegara kebutuhan finansial. 

Saya pernah menulis bagaimana punya salah satu nasabah, yang juga seorang mertua. Ketika sang menantu, memiliki penghasilan yang lebih rendah sebagai pekerja kantoran dibanding anak perempuannya yang punya usaha, sang  Ibu malah melempar ide agar anaknya mempertimbangkan kembali kelajutan rumah tangganya. 

" Masa kebutuhan cucu saya lebih banyak dibiayai anakku. Lha Bapaknya kerja nya cuman segitu, apa yang mau diharapkan. Ngapain kamu bertahan terus dengan suamimu, Nak. Coba dah pikir -pikir kembali," celetuk sang Ibu pada anaknya, ketika tanpa sengaja sang anak curhat kalo ngga bisa bantu banyak keuangan bapak ibu nya karena cucunya mau masuk Sekolah Dasar. 

Kisah lempar gayung lidah mertua ini, bisa jadi terjadi juga pada banyak keluarga muda atau keluarga yang sudah jalan pernikahannya di bawah 10 tahun. 

Entah karena sayang anaknya, ato miris melihat kebutuhan sang cucu yang nanti dirasa kurang bahagia dengan memiliki ayah seperti itu, tanpa sadar pelan-pelan menabur benih perceraian di kepala anak kandungnya. Parahnya tanpa diketahui sang menantu.

Bisa bayangkan,bagaimana anak perempuannya, yang tak pernah kepikiran ke sana, mulai kemakan omongan orang tuanya. Dengan pikiran seperti itu, cara pandang terhadap suaminya lama -kelamaan akan berubah. 

Apalagi bila tingkatan pengeluaran bertambah.Suaminya yang tahu istrinya tak pernah mempersoalkan perihal finansial keluarga, malah jadi lebih sensitif. Akhirnya merambat ke soal remeh temeh yang melebar dan memicu perselisihan, hingga KDRT dan piring terbang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun