Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kaget Lihat Iklan Jodoh di Koran Zaman Now dan 6 Hal yang Terpikirkan

15 November 2020   20:14 Diperbarui: 18 November 2020   19:49 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menemukan iklan jodoh di surat kabar. (sumber: pixabay.com/kalhh)

Bisa sih agen atau supplier nya pakai pesawat, cuman bisa -bisa harganya sedkit naik kalo di jual. 

So,  tak ada rotan, akar pun jadi. Mundur satu hari, juga tak apa-apa. Update nya bisa dibaca lewat koran online. Meski cuma sepotong -sepotong, bukan full keseluruhan dengan banyak sisi yang di ulas, seperti hal nya bahasan di koran fisik. 

Kaget Lihat Iklan Jodoh 

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi
Iklan yang gambarnya di atas itu sempat membuat saya tercengang. Mungkin saja iklannya itu sudah sekian hari tayang, cuma rasa-rasanya karena kantor sudah langganan hampir 4 tahunan, saya belum pernah nemu model beginian. 

 Unik dan sedikit khas iklan zaman dulu. 

Pria 55 tahun, asli Bali cari pasangan gadis/janda , 35 -50 tahun, agama hindu yang siap nikah. Berminat hub: 08XXXX07XXX6

Hanya tiga baris. Namun sedikit baris itu sudah mengundang beraneka pertanyaan di benak saya. Di satu sisi, heran karena seperti mengulang eranya masa lalu beriklan. 

Tercengang lantaran kepikiran, kok berani dan sedikit terbuka si pengiklan mencari tulang rusuk di belantara pertulangan. 

Namun bila Anda menemukan iklan layaknya seperti ini, di slah satu majalah, koran atau tabloid, di zaman kekinian, mungkin analisanya bisa seperti yang saya pikirkan. Entah sama atau mungkin sedikit berbeda. 

1. Si Pengiklan adalah benar Si Pencari Jodoh 

Analisa ini bisa saja betul bila kebutuhan mendapatkan pasangan adalah pendorongnya. Tertera di sana usianya sudah cukup matang dan butuh teman hidup dengan kisaran usia, yang tak perlu lagi tuk dapatkan momongan atau penerus keturunan. 

Lebih pada teman berbagi kisah di periode usia yang tak muda lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun