Mohon tunggu...
Adkhilni Jannata
Adkhilni Jannata Mohon Tunggu... mahasiswa

generasi muda Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tren Beras Porang vs Tradisi Beras Merah: Mana yang lebih diet friendly?

26 September 2025   23:24 Diperbarui: 26 September 2025   23:26 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di era tren gaya hidup sehat, banyak orang berlomba mencari cara diet yang cepat dan efektif. Dalam beberapa tahun terakhir, beras porang mulai mencuri perhatian publik sebagai alternatif pengganti nasi putih. Dengan klaim rendah kalori dan mampu membantu menurunkan berat badan, banyak orang tergoda mencoba porang sebagai bagian dari pola makan sehat. Di sisi lain, beras merah sudah lebih lama dikenal sebagai "nasi sehat" yang kaya nutrisi. Pertanyaannya, jika keduanya sama-sama dikaitkan dengan diet, mana sebenarnya yang lebih efektif: beras merah atau beras porang?

Menurut saya, efektivitas beras merah dan beras porang tidak bisa dibandingkan secara hitam putih. Keduanya punya keunggulan masing-masing. Porang memang unggul dalam menekan kalori, tetapi beras merah lebih seimbang dan realistis untuk pola makan jangka panjang.

Kandungan Gizi

Dari sisi gizi, beras merah jauh lebih unggul. Di dalamnya terkandung vitamin B kompleks, zat besi, magnesium, serta serat yang bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Menurut Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2020, per 100 gram nasi merah mengandung sekitar 2,8 gram protein, 149 kalori, 0,4 gram lemak, dan 0,3 gram serat. Karbohidrat kompleks yang dimiliki beras merah juga membuat energi lebih stabil, tidak cepat naik-turun seperti saat mengonsumsi nasi putih.

Sementara itu, beras porang terbuat dari umbi tanaman porang (Amorphophallus muelleri). Tanaman ini dikenal juga dengan nama iles-iles, tanaman asli Indonesia yang banyak ditemukan di hutan-hutan di Pulau Jawa.  Keunggulan beras porang terletak pada glukomanan, yang merupakan polisakarida yang tercampur bersama air yang terhitung sebagai serat makanan. Kandungan tersebut sangat penting bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan karena sejenis serat larut yang bisa memberi rasa kenyang lebih lama tanpa tambahan kalori. Artinya, porang lebih berfungsi sebagai pengganjal perut ketimbang penyumbang nutrisi.  

Efektivitas untuk Diet

Efektivitas diet tidak hanya soal angka kalori, tetapi juga keberlanjutan dan tujuan jangka panjang. Bagi penderita obesitas atau mereka yang ingin menurunkan berat badan dalam waktu singkat, porang bisa sangat membantu. Kandungan kalorinya yang sangat rendah membuat tubuh lebih cepat mencapai defisit energi.

Namun, jika tujuan diet adalah menjaga pola makan sehat sepanjang hidup, beras merah lebih logis untuk dipilih. Dengan kandungan gizi yang lebih lengkap, tubuh tetap mendapat energi dan nutrisi penting meski sedang membatasi kalori.

Ketersediaan dan Keberlanjutan

Selain kandungan gizi dan efektivitas, faktor keberlanjutan juga tidak kalah penting. Beras merah relatif mudah ditemukan di supermarket maupun pasar tradisional. Harganya memang sedikit lebih mahal daripada beras putih, tetapi masih cukup terjangkau untuk konsumsi rutin.

Sedangkan beras porang, ketersediaannya masih terbatas, harganya tinggi, dan tidak semua orang bisa menerima rasa serta teksturnya yang berbeda. Padahal, keberhasilan diet sangat bergantung pada konsistensi. Jika makanan diet sulit diperoleh atau tidak bisa dinikmati, besar kemungkinan diet tersebut hanya akan bertahan sebentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun