Pangkalpinang, 2025 --- Di tengah kegamangan politik dan minimnya partisipasi generasi muda dalam proses pembangunan daerah, Bangka Belitung justru menghadirkan harapan baru. Provinsi kepulauan ini resmi menjadi salah satu wilayah terpilih untuk menyelenggarakan Program Political Future Leader Batch 2 Regional Sumatera, sebuah inisiatif yang digagas oleh Amanat Research Institute untuk membentuk wajah baru politik Indonesia.
Yang lebih membanggakan, sosok muda asal Pangkalpinang, Aditya Pratama, S.E., M.M., CCSME, didaulat sebagai Local Representative Bangka Belitung, menjadi representasi suara anak muda yang berani mengambil posisi di ruang-ruang strategis pengambilan keputusan.
Namun, di balik euforia ini, muncul pertanyaan kritis:
Apakah keterlibatan pemuda benar-benar akan didengar atau hanya akan menjadi simbol representatif tanpa kekuatan substantif?
Anak Muda Tak Lagi Mau Hanya "Duduk Manis"
Selama ini, agenda pembangunan daerah seringkali hanya dikuasai oleh elite yang jauh dari denyut kebutuhan generasi muda. Musrenbang yang seharusnya menjadi forum inklusif, lebih sering berlangsung sebagai ritual tahunan tanpa penyertaan suara pemuda.
Program Political Future Leader Batch 2 justru datang sebagai "gangguan positif". Ia menawarkan ruang edukasi, dialog, dan latihan kepemimpinan agar generasi muda bisa bersuara bukan hanya di ruang publik, tapi juga di ruang teknokratik.
Sudah saatnya pemuda Babel tidak hanya menjadi pelengkap pembangunan, tapi penentu arah dan keberlanjutan kebijakan," tegas Aditya Pratama
Mengapa Sustainable Government Dimulai dari Pemuda?
Sustainable government bukan hanya soal green policy, tetapi juga pemerintahan yang partisipatif, akuntabel, dan visioner. Ini tak bisa dibangun jika generasi muda masih apatis atau hanya dijadikan objek kebijakan.
