Mohon tunggu...
Aditya Firmaniar
Aditya Firmaniar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi olahraga, dan tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Feodalisme di Pesantren? Mereka Salah Paham!

17 Februari 2025   16:16 Diperbarui: 17 Februari 2025   16:24 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Feodalisme di Pesantren?
Mereka Salah Paham!
Orang-orang di luar sana suka sekali berbicara tentang sesuatu yang tidak mereka pahami. Salah satu yang sering mereka ributkan adalah feodalisme di pesantren. Katanya, di pesantren santri tidak boleh membantah. Tidak boleh berbeda pendapat. Harus tunduk pada kiai tanpa kritik. Katanya, pesantren seperti kerajaan. Kiai adalah raja. Santri adalah rakyat yang harus patuh tanpa pertanyaan. Mereka yang bicara seperti ini biasanya tidak pernah mondok. Mereka hanya membaca dari luar, mendengar dari media, atau melihat potongan video yang sengaja dibuat dramatis.
Padahal, kalau mereka mau masuk ke dalam, tinggal sebentar saja di pondok, berbicara langsung dengan santri, mereka akan sadar: mereka salah besar.
Di saat sekolah-sekolah formal semakin bergantung pada kurikulum yang terus berubah, pesantren tetap berpegang pada tradisi ilmu yang sudah berjalan ratusan tahun. Di saat banyak lembaga pendidikan kehilangan disiplin, pesantren tetap menanamkan nilai adab dan hormat kepada guru. Dan ini yang membuat sebagian orang gerah.
Mereka ingin pesantren berubah. Mereka ingin pesantren menjadi seperti sekolah-sekolah umum, di mana guru dan murid setara, di mana tidak ada lagi adab kepada ilmu. Tapi pesantren tidak bisa diubah begitu saja. Karena pesantren bukan sekadar tempat belajar, tapi tempat menempa karakter
Orang-orang yang meneriakkan feodalisme pesantren adalah orang-orang yang tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Mereka melihat dari jauh, lalu membuat kesimpulan sendiri. Pesantren bukan feodal. Pesantren adalah sistem meritokrasi berbasis ilmu dan adab. Yang berusaha akan maju. Yang tidak menghormati ilmu akan tertinggal. Itulah kenapa pesantren tetap bertahan. Dan akan terus bertahan.
Feodalisme Itu Apa?

Mari kita bicara soal definisi. Feodalisme adalah sistem sosial di mana ada kasta yang tidak bisa ditembus. Dalam sistem feodal, yang di atas tetap di atas, yang di bawah tetap di bawah. Di Eropa pada Abad Pertengahan, feodalisme berarti bangsawan menguasai tanah, sementara rakyat jelata hanya boleh bekerja tanpa kesempatan naik kelas. Di negara-negara dengan monarki absolut, feodalisme berarti kekuasaan hanya diwariskan kepada keturunan bangsawan. Tidak peduli seberapa cerdas atau berbakat rakyat biasa, mereka tidak akan pernah bisa naik.
Kalau pesantren feodal, santri tidak akan diberi ruang untuk berpikir. Tapi nyatanya? Setiap hari mereka berdebat. Setiap hari mereka menantang satu sama lain dengan argumen. Lalu di mana feodalisme itu? Kenapa Isu Ini Terus Dipanaskan? Setiap tahun, selalu ada yang menyerang pesantren dengan isu feodalisme. Kenapa? Karena pesantren masih bertahan.
Pesantren: Meritokrasi, Bukan Feodalisme.
Meritokrasi adalah sistem di mana seseorang mendapatkan posisi, penghargaan, atau kesempatan berdasarkan kemampuan, usaha, dan prestasi, bukan karena keturunan, kekayaan, atau status sosial.Dalam konteks pesantren, meritokrasi berarti siapa pun bisa naik posisi---dari santri biasa menjadi pengajar, bahkan kiai---jika ia memiliki ilmu, adab, dan ketekunan.Beda dengan feodalisme, yang menempatkan seseorang dalam posisi tinggi hanya karena lahir dari keluarga tertentu, tanpa peduli seberapa berbakat atau berusaha mereka.
Pesantren tidak mengenal sistem kasta. Siapa pun bisa naik, asalkan punya ilmu dan adab. Santri yang rajin, yang tekun belajar, yang sungguh-sungguh dalam ilmu, bisa naik kelas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun