“Kiamat Serangga”
Serangga disebut insecta yang berasal dari Bahasa latin insectum, sebuah kata serapan dari Bahasa Yunani yang artinya terpotong menjadi beberapa bagian. Serangga adalah makhluk yang sering kita anggap mengganggu, menjijikan, menakutkan atau hal yang semacam itu.
Bahkan kita rela mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk membasmi mereka. Akan tetapi dengan cara seperti itu sesungguhnya kita sama dengan mempercepat kiamat. Bahwa apa yang kita lakukan terhadap mereka, sama saja kita membunuh generasi sesudah kita. Serangga adalah kelas hewan paling dominan di dunia.
Serangga meliputi kurang lebih 90% hewan yang ada di dunia. Bahkan di sebuah hutan mungkin akan ada banyak mamalia dan burung, namun populasi serangga berjumlah miliaran dari ujung pucuk pohon hingga dasar tanah.
Populasi serangga di dunia menurun drastis, yang tidak pernah terjadi selama 400 juta tahun sebelumnya. Di perkotaan kita jarang sekali melihat serangga, sedangkan di pedesaan banyak sekali pembasmian terhadap serangga.
Di Inggris setengah dari total populasi serangga punah, kemudian di Puerto Rico bahkan sekitar 78% - 88% dan di Jerman sekitar 75% total populasi serangga punah. Seperti yang telah dibahas oleh Oliver Milman dalam bukunya yang berjudul “The Insect Crisis” membahas tentang sebuah krisis yang lebih berbahaya dan mengkhawatirkan daripada pemanasan global dan perubahan iklim yaitu, krisis serangga.
Serangga sangat penting karena 90% tanaman pangan di dunia saat ini sangat tergantung pada penyerbukan yang dilakukan oleh serangga. Jadi, jika serangga punah maka 90% sumber pangan manusia akan mati atau terhenti.
Jika 90% sumber pangan manusia akan mati, maka perang dunia pasti akan terjadi. Karena motif dari suatu perang paling relevan sampai sejauh ini adalah berlatar belakang memperebutkan sumber daya alam. Jika sumber daya pangan yang tersisa hanya 10%, maka perang pasti akan terjadi. Pada faktanya seluruh serangga di seluruh dunia memiliki ancaman kepunahan yang sangat dahsyat.
Ada banyak cara yang dilakukan manusia untuk menghancurkan populasi serangga. Salah satu penyebab utama berkurangnya populasi serangga yaitu penggunaan lampu berlebihan yang menyebabkan polusi cahaya. Ketika manusia menciptakan lampu, dapat diibaratkan seperti manusia memperpanjang siang dan memperpendek malam.
Hal itu dapat menyebabkan pohon yang seharusnya mengubah karbon dioksida menjadi oksigen di siang hari karena mendapatkan sinar matahari, dan melakukan hal sebaliknya di malam hari.
Namun, karena adanya lampu atau cahaya di sekitar pohon menjadikan pohon itu mengira siang terjadi terus – menerus selain itu dia akan melakukan metabolisme secara terus - menerus untuk menghasilkan oksigen tanpa mengeluarkan karbon dioksida. Hal itu sangat tidak baik karena dapat merusak keseimbangan lingkungan.