Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Arbi Pratama
Muhammad Aditya Arbi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Semua punya kesempatan yang sama, jadi jangan sia siakan ksempatan mu"

Terimakasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Demokrasi Berkontribusi dalam Memperkuat Nasionalisme? Atau Justru Semakin Memperumit?

11 April 2021   18:30 Diperbarui: 11 April 2021   18:32 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

APAKAH DEMOKRASI BERKONTRIBUSI POSITIF DALAM MEMPERKUAT SEMANGAT NASIONALISME? ATAU JUSTRU SEMAKIN MEMPERUMIT (BAHKAN MENGANCAM) NASIONALISME DAN KEDAULATAN?

Sebelumnya, kita perlu mengetahui arti dari Demokrasi terlebih dahulu. Menurut Bahasa, Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti "rakyat" dan kratos yang berarti "kekuatan" atau "kekuasaan". 

Jadi, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi secara langsung atau melalui perwakilan. Setelah mengetahui arti dari Demokrasi, mari kita sama sama kaji tentang demokrasi pada masa sekarang ini dan simpulkan sendiri untuk menjawab pertanyaan di atas.

"Democracy must be something more than two wolves and a sheep,

voting on what to have for dinner."

-James Bovard.

Di masa sekarang ini, Demokrasi yang seharusnya dijadikan sebagai sarana untuk menentukan arah kehidupan suatu bangsa dan negara. Dihianati oleh oknum oknum tertentu seperti oligarki oligarki yang tidak bertanggung jawab. Demi kekuasaan, mereka menghianati arti dari demokrasi tersebut. Demokrasi yang seharusnya bersifat menyatukan dan menuntun arah bangsa dan negara malah dijadikan sarana untuk berebut kekuasaan.

Mereka memanfaatkan Nasionalisme sebagai senjata untuk menghancurkan demokrasi demi kepentingan politik. Mereka mengadu domba masyarakat untuk membela kepentingan mereka sendiri dengan memberikan dan menjanjikan harta dan tahta. Contoh kecil yang sering kita temukan adalah ketika hendak terjadi pemilu, sudah menjadi rahasia umum pasti akan ada money politic. Padahal jika kita kaji lebih dalam money politic ini sangat merusak Demokrasi kita. Kita dijanjikan pembangunan, uang, bahkan Jabatan. Dengan tidak sadar kita mengorbankan pikiran dan kekuatan kita demi kepentingan mereka.

James Bovard benar, "Demokrasi seharusnya lebih dari sekedar dua serigala dan satu domba adakan voting tentang menu apa untuk makan malam." Demokrasi jangan menjadi alat pembenar bagi serigala-serigala liar untuk memangsa domba dan dianggap sah demi demokrasi. Justru demokrasi harus melindungi domba-domba itu dengan menghalau keluar para serigala. Karl Popper juga mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.

Jiwa nasionalisme masyarakat telah di manfaatkan oleh oknum tertse/ntu yang selalu saja menghianati arti Demokrasi demi kepentingan mereka sendiri, sehingga menjadikan Kedaulatan rakyat mulai memudar. Seolah olah yang di atas yang selalu berkuasa dan yang dibawah tidak ada apa apanya, padahal Demokrasi mengartikan bahwa kekuasan selalu berada ditangan rakyat.

Marilah kawan, hidupkan demokrasi kita, tingkatkan jiwa nasionalis kita, tuntut kedaulatan kita. Sampai kapan kita berada dalam lubang keterpurukan ini? Secara tidak langsung kita telah dimanfaatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun