Mohon tunggu...
Aditya Pratama
Aditya Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sedikit Berbagi Cerita Semangat di Bulan Ramadhan

24 April 2022   19:54 Diperbarui: 24 April 2022   19:56 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Berbicara soal kehidupan, setiap orang memiliki pandangan dan pengertian sendiri-sendiri tentang kehidupan ini. Sebagai manusia biasa, sebaiknya saling menghargai atas segala bentuk prinip dan pandangan setiap manusia yang kita temui selama ini.  Dalam kehidupan di dunia ini, memang kita seperti terbagi dalam dua kelompok yang terasa sekali. Dua kelompok ini mungkin sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Dua kelompok tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah si kaya dan si miskin.

Memang setiap orang di dunia ini pasti memiliki caranya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mensejahterakan dirinya sendiri ataupun keluarganya. Berbagai macam cara sering kita temui untuk mensejahterakan dan menyenangkan anggota keluarganya. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang, salah satunya adalah faktor keturunan. Seperti halnya orang yang sudah dari bayi diasuh dan dirawat di keluarga yang memiliki kemewahan. Sampai dia besar, mungkin hidupnya sudah terjamin.

Namun berbeda dengan orang yang terlahir dari lingkungan keluarga yang kurang mampu. Akan tetapi hal ini tidak dapat dijadikan patokan bahwa orang yang terlahir dari lingkungan kurang mampu tidak bisa menjadi sukses. Buktinya sudah banyak cerita diluar sana yang menceritakan tentang orang-orang yang sukses akibat dari usaha dan kegigihannya sendiri.

Disini saya akan sedikit menuliskan hasil dari bertanya-tanya saya dan teman-teman saya terhadap orang diluar sana yang kami rasa mungkin kurang secara finansial dan sedikit berbagi kepada beliau. Saya dan teman-teman saya, bertemu dengan beliau di sekitar jalan Veteran Kota Malang sekitar jam 12-1 siang saat bulan Ramadhan. Pada waktu itu bapak ini sedang beristirahat di pinggir jalan. Berdasar pengakuan beliau, memang bapak ini saat siang hari selalu beristirahat di sini.

Bapak ini bernama Sugito. Pak Sugito ini asli orang Malang. Beliau bertempat tinggal di salah satu daerah di Malang yaitu Wagir. Dirumahnya beliau tinggal bersama seorang anak dari kakaknya. Kakaknya sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Beliau tidak memiliki anak karena beliau belum berkeluarga. Keseharian beliau,  pada siang hari adalah mencari kardus dan juga botol bekas yang sudah dibuang dijalanan, kemudian dikumpulkan sebanyak mungkin dan dijual kepada pengepul. Beliau menyatakan, harga satu kilo kardus bekas ini sekitar Rp. 3000 sampai Rp.5000 rupiah. Namun, hal ini tidak menentu.

Dengan pendapatan tersebut, bahwa  penghasilan tersebut sudah bisa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Saat kardus yang diperoleh banyak, mungkin bisa mencukupi. Akan tetapi jika kardus yang diperolehnya kurang, maka berapapun hasil dari menjual kardus dan botol bekas tersebut harus dicukup-cukupkan. Berapapun hasil yang didapat, yang paling penting adalah keberkahannya. Jika hasil itu berkah maka insyaallah kebutuhan akan tercukupi. Memang rezeki itu sudah ada yang mengatur, akan tetapi sikap sabar dan berserah diri kepada Allah SWT akan membantu setiap orang dalam mengalami kesusahan.

Beliau biasanya mulai berangkat dari rumahnya yang berada di daerah Wagir pada pagi hari, dan mulai menyusuri jalanan di kota Malang, kemudian pulang kembali kerumahnya saat mulai magrib. Bapak ini biasanya mencari kardus sampai ke daerah Badut. Memang cukup jauh jarak yang ditempuh beliau dari daerah rumahnya yang berada di Wagir sampai daerah Badut hanya untuk mencari dan mengumpulkan kardus dan botol bekas saja. Beliau menyusuri jalanan di Kota Malang ini dengan hanya memakai sepeda yang beliau kayuh setiap harinya.

Selain itu, faktor cuaca juga menjadi salah satu penentu dari penghasilan Pak Sugito ini. Jika saat musim hujan otomatis jumlah botol dan kardus yang diperoleh menjadi berkurang. Saat hujan turun, beliau menghentikan sepedanya dan mulai menepi dan berteduh di pinggiran jalan. Biasanya beliau berteduh di gapura-gapura dan juga halte terdekat.

Terkadang untuk kebutuhan makan, biasanya bapak ini membeli makanan yang sudah jadi, beliau terkadang juga memasak sendiri dirumahnya. Selain itu, bapak ini biasanya juga bekerja sebagai kuli bangunan. Tetapi di kuli bangunan tersebut, tidak menentu, kadang ada terkadang tidak ada.  Ditambah kondisi pandemi dan juga menjelang hari raya, pekerjaan sebagai kuli sedikit terganggu. Alhasil, beliau mencari sampingan dengan cara mencari kardus bekas dan botol lalu dikumpulkan sebanyak mungkin dan dijual. Beliau melakukan pekerjaan sampingan ini sudah berjalan selama 2 tahun belakangan ini.

Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dan ditiru bagi kita semua. Dari sikap beliau yang pantang menyerah dan juga semangat yang tinggi untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang laki-laki. Tidak lupa selalu bersyukur dengan apa saja dan berapapun yang beliau peroleh selama ini. Semoga dalam menjelang hari raya Idul Fitri ini dan masih dalam bulan Ramdahan, Pak Sugito ini masih diberikan kesehatan dan diberikan rezeki yang lancar dan Barokah dari Allah SWT, Amiiinnn.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun