Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hukum Alam: Wujud Kehadiran Tuhan yang Dapat Diindera

24 Maret 2020   05:21 Diperbarui: 24 Maret 2020   05:18 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Alam semesta ini diikat oleh suatu aturan atau hukum. Dari hal yang paling sederhana sampai yang paling rumit semua berjalan mengikuti suatu aturan. Tidak terjadi secara acak. Semua memiliki pola . Semua memiliki bentuk keteraturan tertentu. 

Kalau Alam memiliki aturan yang membuat semua berjalan secara teratur, tidak ada perbedaan pendapat di antara para ahli mengenai hal ini. Namun bila ditanyakan lagi, siapa yang membuat semua jadi teratur baru perbedaan pendapat di antara para Ilmuwan mulai muncul. Stephen Hawking , Ahli fisika besar abad 21, mengatakan bahwa keteraturan itu terjadi dengan sendirinya. 

Tanpa ada campur tangan siapapun. Keteraturan itu sudah lebih dari cukup, untuk membuat alam semesta ini berputar.Tidak perlu ada kekuatan serba maha ( Tuhan ) untuk membuatnya berputar. Sementara Fisikawan terbesar abad 20, Albert Einstein menyatakan bahwa dibalik semua keteraturan yang ada di alam semesta ini ada kekuatan yang serba halus yang tidak terlihat yang membuatnya berputar. Di lain kesempatan Eisntein juga, menyatakan bahwa "Tuhan tidak bermain dadu ". 

Dan Tuhan adalah pemain dadu terbaik. Setiap lemparan dadu yang dilakukan, Dia bukan tidak tahu semua kemungkinan yang akan muncul, tetapi dia memang sengaja memilih satu dari semua kemungkinan yang ada. Jadi bukan , menunggu dan menebak-nebak dari setiap dadu yang dilempar. Angka berapa yang akan keluar . Tetapi Tuhan juga yang menentukan mana dari kemungkinan angka -angka yang seharusnya keluar. 

Dua ilmuwan besar, dengan dua pendapat yang berbeda. Keduanya mendasarkan semua pendapatnya pada penalaran logika empiris. Semua pendapatnya, didasarkan pada suatu landasan ilmu atau teori yang mereka kuasai dan dalami. Dan kebetulan keduanya, tidak termasuk dari penganut suatu agama yang taat. Meski ketika kecil orang tuanya mengkondisikan pada ajaran agama tertentu, namun setelah dewasa membebaskan pilihannya sesuai yang mereka yakini sendiri. Termasuk bila tidak memeluk agama atau percaya kepada Tuhan tetapi tidak mau memeluk suatu agama. Itu tidak menjadi soal.

Lalu , menurut kita dari kalangan yang dikatakan dari penganut agama yang taat, dan berpegang teguh kepada kepada kebenaran ajaran agama . bagaimana harus mendefinikan semua keteraturan alam semesta ini .Dalam kitab suci , disebutkan bahwa Tuhan lah yang telah menciptakan alam semesta ini dan mengatur segala yang ada di dalamnya .Jadi di tangan yang serba maha inilah, alam semesta digulirkan. Apa yang dikehedaki-Nya, itulah yang akan terjadi di alam semesta ini. Sebaliknya yang tidak dikendaki tidak akan pernah terjadi. .

Jika alam ini berjalan dengan keteraturan , itu sebuah fakta yang tidak bisa dibantah. Meski apa yang dikehendaki-Nya yang akan terjadi tetapi , apa yang terjadi tidak akan menyalahi prinsip keteraturan . Yang menjadi masalah adalah bentuk keteraturan itu sendiri. Ada keteraturan yang sudah berbentuk atau sudah diketahui. Sebuah keteraturan yang oleh manusia sebagai makhuk yang paling sempurna dengan akalnya. sudah bisa memahami hukum atau keteraturan tersebut. Dan hukum atau keteraturan inilah yang akan berlaku terus di setiap tempat dan setiap kondisi. Dengan mendasarkan pada hukum atau keteraturan yang sudah diketahui tersebut , manusia bisa membuat semua perangkat atau teknologi yang mempermudah serta merpertinggi peradabannya.

Namun , ada juga suatu hukum atau bentuk keteraturan yang manusia belum bisa mengetahui atau memahaminya. Yang belum bisa diketahui ini tidak menjadikan , bahwa aturan atau hukum tentang sesuatu itu tidak ada alias terjadi secara acak tanpa pola. Karena jelas akan mengkerdilkan arti kehadiran Tuhan ketika semua hal terjadi secara tidak sengaja. Dan Tuhan sekedar berkehendak, tanpa bisa menguraikan semuanya itu dalam sebuah penalaran logis. Kalau kemampuan yang diberikan kepada manusia untuk berpikir memiliki banyak keterbatasan , itu memang sebuah fakta. Tetapi sepanjang sejarah kehidupan dan peradaban manusia, dari dulu sampai sekarang banyak fakta bisa kita lihat. Banyak hal yang semula masih menjadi misteri ( rahasia besar ) dan sarat dengan keterlibatan kekuatan yang tidak terlihat , saat ini sudah menjadi hal biasa yang bisa diuraikan dengan data empisirs dan meyakinkan, Bisa dibuktikan dengan peralatan yang akhirnya panca indera bisa melihat, mendengar dan merasakan keberadaan atau kebenarannya.

Terkadang untuk merasakan kehadiran Tuhan di dunia ini, khusunya dalam kehidupan sehari hari, memang terasa sulit. Bahkan ada yang merasa jauh. Tuhan digambarkan jauh di atas sana. Di langit tertinggi Yang untuk mencapainya kita membutuhkan bantuan atau perantara. Dari Dewa-dewa , Roh suci, dan juga Nabi atau orang orang suci. Tetapi dengan merasakan kehadiran Tuhan melalui , kekuatan yang mengikat alam semesta ini , Tuhan menjadi begitu dekat. Ada di sekitar kita. Di kanan kiri kita. Menyatu dengan aktifitas keseharian kita.


Tindakan Tuhan yang kita wujudkan dalam bentuk semua aturan atau hukum akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keseharian kita. Dia mengikat semua ciptaan di alam semesta ini. Dia yang mengikat bagian terkecil tubuh kita yang berbentuk sel, mengatur pertumbuhannya dan akhirnya menentukan titik dimana masa berakhirnya . Siapa yang belajar dia akan pandai. Siapa yang hemat dia akan menjadi kaya. Siapa yang menabur respek akan menuai penghormatan. Siapa yang menabur kebaikan dia akan menuai kebahagiaan .Dia juga mengatur semua aktifitas yang kita lakukan detik demi detik. Tindakan Tuhan juga yang mengatur hukum yang berlaku untuk semua hubungan atau reaksi yang terjadi di antara bagian benda terkecil berupa partikel "Tuhan". Apa yang terjadi ketika partikel partikel itu direaksikan, itulah wujud tindakan tindakan Tuhan.

Jadi merupakan suatu kesimpulan yang salah , bila apa yang kita lakukan, belum terikat kepada aturan Tuhan, dan kemudian baru diserahkan kepada kehendak-Nya. Karena wilayah manusia diberikan kekuatan hanya pada pemberian kesempatan untuk memilih . Dalam setiap pilihan itu maka hukum atau aturan yang akan berlaku. Tak usah dimintapun , maka ketentuan Tuhan akan langsung berlaku Jauh sebelum manusia melalui akalnya bertanya atau mempertanyakan bagaimana dan mengapa alam ini ada .Ibarat mesin karya manusia, setelah mesin itu ada dan siap dijalankan, kemudian manusia menekan tombolnya, lalu mesin berputar terus menerus tanpa henti. Sampai ada kendala atau tombol off ditekan kembali. Alam pun begitu, manusia sudah bisa mengurai dengan dugaan atau teori teorinya, tapi tanpa Tuhan menekan tombol causa prima yang membuat perputaran kehidupan ini, maka alam inipun hanya seonggok karya Tuhan yang tidak memiliki napas. Tidak ada kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun