Mohon tunggu...
Adi Tobing
Adi Tobing Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Pendidikan dasar Ialah pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Boru Panggoaran vs Anak Panggoaran (Bagian 1)

24 Juni 2021   09:12 Diperbarui: 24 Juni 2021   10:00 5046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya Batak adalah budaya yang sangat banyak kekayaan struktural. Pada umumnya orang Batak dalam perkawinan mencari harta yang paling mahal yaitu anak. Ada istilah Batak mengatakan "banyak anak banyak rezeki" istilah itu sangatlah banyak makna. Muncul pertanyaan apakah anak itu disamakan dengan uang? Atau apakah anak itu yang menentukan kekayaaan?

Kedua pertanyaan itu tidak ada kaitannya dengan persamaan uang dengan anak. Ketika satu rumah tangga memiliki anak maka nama nya berubah, misalnya nama bapak itu "Poltak Lumban Tobing maka ketika ia Sudah memiliki anak namanya sudah berubah yakni mengikut sertakan nama anak pertamanya, misalnya anak pertama bernama Berta Otomatis nama bapak itu menjadi Amani Berta Lumban Tobing. Dan si istri juga dari nama Rospine Simatupang menjadi Nai Berta Lumban Tobing.. 

"Amani" adalah istilah bagi orang Batak mengungkapkan ayahanda/bapak dari, ketika ini sudah dilekatkan disebuah nama maka ia akan memiliki status yang tinggi yaitu seorang bapak dan akhirnya masuk dalam garis adat. Sedang  istilah "Nai" isteri dari Amani Berta Lumban Tobing , beda dengan istilah Mak Berta, inani Berta.

Selain itu kita membahas tentang Boru atau anak Panggoaran. Pada umumnya Boru Panggoaran identik dengan fotocopy dari ibu. Biasanya tanggungjawab nya begitu besar. Dari bekerja rumahtangga, menjaga adek, membantu pekerjaan sehari hari baik sawah, kebun, atau pekerjaan dalam mencari nafkah. Biasanya tanggung jawab begitu besar. 

Biasanya sikap dan tindakannya sangat dewasa. Melebihi sikap ibunya, setiap hari menggendong adek,. Buatkan susu minuman dan lainlain. Maka tidak salah pada umumnya stasus Boru panggoaran hampir sejajar dengan anak laki-laki. Maka dalam adat pesta mereka selalu mendapat kekhusussan, yakni "ulos parorot". 

Pada umumnya dari sekian putri dengan sendirinya ia akan menjadi penyelesaian masalah karena ia sangat bijaksana.  Semua taat karena dia akan menjadi ketua dari semuanya. 

Biasanya suka tidak suka semua ikut aturan, maka seorang Boru Panggoaran harus baik, rendahhati , bijaksana dan pintar dalam perhitungan terutama adat sehingga ia akan selalu di cintai. Karena pertanyaan pertanyaan adat akan selalu padanya diskusi adek adek, baik saloon, seragam pakaian hingga barisan.

Lain halnya dengan Anak Panggoaran......

(Bersambung.......)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun