Mohon tunggu...
ADITIA PUTRA WARDANI
ADITIA PUTRA WARDANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Lingkungan Kos dalam Pembentukan Kepribadian Mahasiswa

11 Juni 2022   23:40 Diperbarui: 11 Juni 2022   23:54 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Toisuta (2018) mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu hal pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan bukan hanya sekadar tentang pengajaran saja, melainkan suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan juga pembentukan kepribadian dengan berbagai aspek yang dicakupnya. Bagi sebagian besar orang menjadi suatu kebanggaan tersendiri karena dapat mengenyam pendidikan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Perguruan tinggi sebagai institusi yang menyelenggarakan pendidikan tingkat tinggi diharapkan mampu memberikan peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dikarenakan kualitas sumber daya manusia dianggap sebagai salah satu faktor yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi persaingan pasar bebas di era sekarang ini.

Seiring bertambahnya waktu, dunia pendidikan semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat tak terkecuali para mahasiswa. Tak sedikit dari mereka rela menempuh jarak hingga ratusan kilometer dari tempat tinggal semata-mata untuk mendapatkan pendidikan yang lebih berkualitas. Dengan jarak tempuh yang cukup jauh tersebut pastinya mengharuskan para mahasiswa untuk mencari hunian sementara selama mereka menempuh pendidikan. Dalam hal ini mahasiswa dihadapkan oleh berbagai pilihan, apakah memilih tinggal di kos, rumah kontrakan, apartemen, ataupun tinggal dengan keluarga. 

Indekos atau sering disebut kos-kosan merupakan sejenis persewaan kamar dalam jangka waktu tertentu dengan harga yang telah disepakati bersama pemilik kos (Grahito, 2020). Usaha kos-kosan ini sering kita jumpai di lokasi yang ramai dengan kegiatan rutinitas masyarakat salah satunya di sekitar lokasi pendidikan. Indekos biasanya dijadikan sebagai pilihan utama bagi mahasiswa karena dinilai cukup terjangkau dibandingkan dengan hunian lain seperti apartemen, hotel, dan lainnya. Indekos sendiri berfungsi sebagai alternatif bagi mahasiswa rantau untuk menghemat biaya dan waktu karena jarak yang mereka tempuh cukup jauh.

Tinggal di rumah kos merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan mahasiswa terutama bagi mahasiswa perantauan. Rumah kos dijadikan sebagai hunian kedua bagi mereka selama menempuh pendidikan di tanah rantau. Kehidupan selama di kos ini menuntut mahasiswa untuk  hidup secara mandiri di luar ketergantungan sepenuhnya terhadap orang tua. Mereka harus mampu bertahan hidup di tengah segala kesibukan rutinitas harian yang dijalaninya. Selain hidup mandiri, penghuni kos juga dituntut untuk dapat menjaga kepribadian baik yang ada pada diri mereka sebelumnya. Hal ini dikarenakan hidup di tanah rantau dengan minimnya pengawasan dari orang terdekat membuat mereka lebih mudah untuk terpengaruh oleh berbagai hal negatif. Sejatinya, kehidupan kos yang diharapkan mampu untuk membentuk kepribadian seseorang malah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi mereka.

Pada umumnya kehidupan mahasiswa cukup identik dengan masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Dalam masa ini, individu mulai melakukan banyak eksplorasi terhadap identitas diri, terutama dalam hal pekerjaan, pergaulan, percintaan, dan pandangan mereka terhadap dunia. Pada masa itu individu mencoba berbagai cara untuk dapat mengambil keputusan secara matang. Akan tetapi, pada masa ini juga sering disebut sebagai masa memberontak. Pada masa inilah mereka kesulitan dalam menahan emosi yang ada pada diri masing-masing.

Kepribadian individu yang dimiliki masing-masing orang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Menurut Yusuf dan Nurihsan (2007) menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat dua faktor utama yang memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang, yaitu faktor genetika dan faktor lingkungan sosial. Dari kedua faktor tersebut, faktor lingkungan sosial dinilai lebih berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Lingkungan sosial merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang dapat berpengaruh pada manusia itu sendiri, termasuk manusia lain yang ada di sekitarnya. Lingkungan sosial yang dimaksud dalam hal ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kos, teman bergaul, dan lainnya. Merekalah yang akan dengan mudah memberi pengaruh besar terhadap kepribadian setiap manusia.

Bagi mahasiswa perantauan, lingkungan kos adalah lingkungan sosial yang cukup berpengaruh dalam pembentukan kepribadian diri mereka. Kebanyakan orang berasumsi bahwa, kehidupan kos merupakan kehidupan yang sangat bebas, bebas pulang malam, bebas dari pengawasan orang tua, bebas mengizinkan lawan jenis berkunjung, dan lainnya. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya dapat disangkal. Tak sedikit dari mahasiswa yang mulanya memiliki kepribadian baik, tetapi semenjak memasuki dunia perkuliahan dan kos-kosan justru memiliki kepribadian yang buruk karena terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang terlampau bebas.

Mabuk, pulang malam, narkoba, dan balap liar itulah beberapa stigma negatif masyarakat  mengenai perilaku buruk terhadap anak kos. Kehidupan mahasiswa sebagai anak kos memang dirasa sebagai suatu perubahan yang cukup drastis. Hal ini dikarenakan mahasiswa akan merasa bebas selama hidup di kos tanpa adanya pengawasan dari orang tua. Ditambah lagi adanya pergaulan dengan pendatang baru yang berasal dari daerah berbeda dengan latar belakang budaya yang berbeda pula. Mereka akan dengan mudah terpengaruh dengan kebiasaan-kebiasaan buruk para pendatang yang menganggap bahwa hal itu sudah biasa terjadi di daerahnya.

Selain itu, kehidupan sebagai anak kos juga rentan terhadap adanya pengaruh radikalisme. Seperti berita yang lagi booming baru-baru ini mengenai dugaan teroris oleh mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Malang. Terduga ditangkap densus 88 antiteror Polri di rumah kosnya yang terletak di Perum Dinoyo Permai Kota Malang tepatnya pada Senin 23 Mei 2022. Pemuda dengan IPK yang cukup tinggi ini diduga berperan sebagai penyebar propaganda ISIS lewat media sosialnya (Arifin, 2022). Contoh kasus tersebut menggambarkan bahwa kehidupan kos sangat memengaruhi mahasiswa dalam upayanya membentuk kepribadian baik pada diri mereka. Hal-hal aneh yang dia perbuat selama tinggal di kos dilakukan dengan sebebas-bebasnya karena kurang adanya pengawasan yang cukup berarti dari orang terdekat khususnya orang tua. Tak dapat dipungkiri bahwa terbebas dari pengawasan ketat orang tua dapat membuat mahasiswa tersebut semakin terjerumus dalam jurang kenistaan dan kehancuran.

Pengaruh lingkungan kos terhadap kepribadian mahasiswa sangatlah besar. Hidup di lingkungan kos akan menjadikan kepribadian mahasiswa dapat terpecah belah. Kehidupan selama di kos ini dapat digambarkan layaknya pisau bermata dua. Di satu sisi kehidupan di kos akan membentuk pribadi yang mandiri tanpa bergantung sepenuhnya kepada orang tua, dan di sisi lain hidup di kos akan membuat kepribadian mahasiswa menjadi kurang baik karena kurangnya pengawasan ketat dari orang tua. Akan tetapi, semua itu kembali pada diri mereka masing-masing terkait bagaimana cara mereka menyikapinya. Tidak dapat disamaratakan bahwa mahasiswa yang tinggal di kos semuanya memiliki kepribadian yang buruk. Banyak diantara mereka yang masih memiliki kepribadian baik bahkan dapat mengeksplorasi hal-hal baru yang cukup bermanfaat bagi diri mereka pribadi maupun untuk lingkungan sekitarnya.  

Adapun yang menjadi titik permasalahan dan menjadikan individu menjadi pribadi yang tidak baik adalah cara manusia itu sendiri dalam mencapai tujuan. Semua orang memiliki tujuan serta keinginan untuk mencapai kepuasan dalam diri mereka. Namun, tidak semuanya mendasarkan diri pada tatanan norma yang ada dalam memenuhi kebutuhannya. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda antara satu sama lainnya. Pembentukan kepribadian pada diri manusia secara perseorangan dapat dilihat dari bagaimana cara mereka bertindak, berpikir, dan mengontrol emosi yang mereka miliki. Karakter dan kepribadian dari masing-masing manusia tersebut dapat dibentuk melalui proses mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Mahasiswa yang tinggal di lingkungan kos yang mempunyai pribadi yang baik akan menjadikan mereka semakin baik. Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa untuk berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki kepribadian baik dan akan terus-menerus mengingatkan dalam hal kebaikan. Namun, apabila mahasiswa terbiasa tinggal di lingkungan kos yang tidak baik maka akan menjadikan mahasiswa tersebut dapat terjerumus dalam kehidupan pribadi yang negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun