Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Money

Lakukan Saja!!

25 Mei 2011   13:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:15 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_110339" align="alignleft" width="368" caption="Ilustrasi Lakukan Saja"][/caption]

Siapa yang tak kenal ust. Yusuf Mansyur. Pembawaan yang khas, terutama berkaitan gaya dakwahnya yang selalu mengangkat cerita nyata di sekitar kehidupannya dan di seputar pengalaman pemirsanya. Ternyata gaya dakwah seperli itu banyak dicontohkan di dalam Al-Qur'an. Tentu saja, Allah SWT bermaksud menunjukkan bahwa dengan dikisahkannya pengalaman umat terdahulu menjadi pelajaran yang menghujam dan sulit disangkal.

Sekali waktu ust. Yusuf Mansyur kedatangan seorang ustadz. Teman yang sudah sering bertemu sebagai teman satu profesi. Temyata kedatangannya kali ini agak berbeda sedikit. la memohon ust. Yusuf mendo'akan kelancaran proses persalinan istrinya. Ustadz minta dido'akan same ustadz. Begitu kali judulnya.

Merasa nggak pas, ust. Yusuf menanyakan duduk permasalahannya. "Bayi di rahim istri ane sungsang:" Demikian ustadz itu sampaikan. la ingin persalinannya berjalan normal. Makanya minta dido'akan, gitu dech...

Digituin ust. Yusuf malah balik nanya. "Bang, eni mah umpama, bayi di rahim istri abang itu sungsang, emang bakalan gimana?"

"Ya, dioperasi stadz."

"Terus ape urusannya kalo mesti operasi?"

"Bayarnya aje ampe 9 juta tuh..."

"Begitu ya...Udah gini aja bang, gimana kalau kita beli same infaq. Jadi ustadz infaqin dah uang sebesar 9 juta, insya Allah persalinan istri abang lancer, duit kembali."

Digituin ustadz malah nggak percaya.

"Jangan maen-maen, ini urusan keselamatan istri dan bakal bayi ane."

Panjang lebar deh mereka beradu pendapat. Kesana kemari, ustadz yang minta dido'akan tetap nggak percaya. Pulang deh tuh ustadz. Nyampe di rumah kepikiran terus. Lagian emang ngga tahu mesti ngapain lagi. Bolak balik mikir, akhirnya sampai nyimpulin, "Emang ngga ade salahnya juga ane ngikutin tuh omongan ustadz, khan ngga ada salahnya kita berinfaq." Akhirnya, ustadz ini melakukan apa yang disaranin ust. Yusuf Mansyur. Bahkan ia melebihkannya berinfaq sampai 12 juta.

Apa kejadiannya. Ternyata pas waktunya melahirkan, si jabang bayi bisa dalam posisi yang benar dan lahir dengan normal. Tidak perlu melalui operasi.

Saking gembiranya ustadz ini ngga terlalu ingat same apa yang dibicarakan sama ust. Yusuf. Tapi pas dia ngitung amplop dari teman-teman dan relasi yang datang nengok, baru ia kaget luar biasa. Ternyata baser amplop yang ia terima jumlahnya tepat l2 juta.

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan ape saja harta yang baik yang kamu nafahkan, make pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya" (QS.2:272).

Kalau sekedar ingin percaya dan dijadikan main-mainan serta percobaan memang tidak perlu dan tidak benar. Keimanan diperlukan untuk memahami kejadian seperti ini. Kondisi itu lahir dari muraqabatullah yang baik dan terus semakin baik. Jalinan komunikasi sudah tercipta dengan proporsional. Itu semua hadir dari ketakwaan yang tinggi, namun mari berlatih dengan lakukan saja.

*) Artikel ini diambil dari Buku Be A Smart Worker yang saya tulis Pada Tahun 2007, Semoga Bermanfaat

Bandung , 25 Mei 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun