Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konflik Masyarakat Spritual dan Solusinya

6 April 2011   17:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:04 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13021109391131925000

[caption id="attachment_99152" align="aligncenter" width="672" caption="Ilustrastion : Konflik Masyarakat Spritual"][/caption] Sesungguhnya konflik masyarakat spritual tidak akan terjadi apabila masing-masing pemeluk agama betul-betul melaksanakan agama mereka, misalnya Islam mengajarkan kepada kita bahwa 'tidak ada paksaan dalam agama' sebuah pertanda bahwa tidak perlu ada pemaksaan orang untuk yakin dengan keyakinan kita, tetapi jika sudah memilih Islam sebagai Dien maka semua aturan main yang ada di dalam Islam seharusnya menjadi penuh untuk dilaksanakan.

Coba kita tanya ke dalam hati nurani kita mengapa kita harus sibuk dengan konflik antar keyakinan, toh misalnya Islam mengajarkan kepada kita Lakum Dinukum Waliadin yang bermakna Bagimu Agamamu Bagiku Agamamu'. Saya fikir salah besar jika ada orang berpersepsi seoalah-olah Islam memaksakan keyakinan, jika ada proses Islamisasi di ilmu pengetahuan, itu hanyalah bentuk pengembalian bahwa ilmu pengetahuan ini memiliki dasar kuat dari YANG MENCIPTAKAN ILMU PENGETAHUAN itu sendiri.

Solusi terbaik menyelesaikan 'sengketa' dalam pemikiran gama-agama adalah mulailah untuk kritis terhadap ajaran yang membabi buta, Islam mengajarkan melalui Nabi Ibrahim AS saat Ibrahim AS mencari Allah sebagai Tuhan , beliau bertanya kepada ayahnya sang pembuat patung “Ya Abi , Kenapa Engkau menyembah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa ini? Sang ayah menjawab “inilah yang diajarkan oleh Nenek moyangmu dulu'. Maka Nabi Ibrahim As tidak mau menerima ini sebagai doktrin , beliau mencari dan terus mencari, terlihat ke bulan beliau menduga inilah Tuhan, terlihat ke matahari begitu juga dan pada akhirnya menemukan Allah sebagaimana seharusnya sehingga Ibrahim disebut sebagai HANIFAN yang bermakna lurus.

Jika kita analogikan di Islam seperti ini, misalnya seorang anak bertanya “Ayah kenapa ibadah kita seperti ini, lima waktu duduk berdiri” maka tidaklah bisa seorang anak menerima jawaban dari ayah seperti ini “Inilah yang di ajarkan Nabi kita dulu”. Islam mengajarkan untuk mencari yang lebih detail daripada jawaban seperti sang ayah. Kita harus tahu mengapa Sholat kita harus seperti itu, dalilnya bagaimana? Kemudian mengapa itu disebut ruku',  kenapa ruku seperti itu kemudian seperti apa ruku dan sujud yang benar dan semuanya memiliki Dasar yang kuat dari Rasulullah SAW.

Misalnya di agama Kristenpun sama, mengapa ibadah cuma seminggu sekali, mengapa Yesus disebut Tuhan padahal Yesus Manusia biasa, bukankah Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakan, pertanyaan kritis seperti ini harus dibangun , dan tidak bisa dijawab dengan 'IMAN PAK', karena Iman itu memiliki dasar pijakan sebagaimana yang diajarkan IBRAHIM atau ABRAHAM.

Dengan semangat kritis dan setelah itu melaksanakan agama masing-masing dengan sungguh-sungguh maka kita akan semakin dewasa dalam bertoleransi dan tidak adalagi kekerasan.

Gampangnya gini aja deh laksanakan agama masing-masing dengan benar, kita buktikan saja di akhirat siapa yang benar-benar masuk syurga dan siapa yang benar-benar masuk neraka, kata kakek saya saat beliau mengelola pesantren selama hidupnya ketika berhadapan dengan orang yang 'NGEYEL' beliau mengatakan “udahlah kita semua akan mati dan pasti dimakan ulat”.

Kritis dengan keyakinan kemudian berimanlah dengan benar-benar beriman. Bertaqwalah dengan benar-benar bertaqwa. Insya ALLAH damai.

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Email : adikalbar@gmail.com / assyarkhan@yahoo.com

Mobile : 0858-606-16183 (Konsultasi Online)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun