Mohon tunggu...
Adis Setiawan
Adis Setiawan Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa | Penulis Lepas

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Ormas Islam Dipecah Untuk Kepentingan Politik

16 April 2019   00:39 Diperbarui: 13 Agustus 2020   18:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini dapat dari hasil diskusi tingkat tinggi antara penulis dan teman. Apabila ada kesalahan dalam tulisan ini mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena tulisan ini penulis buat berdasarkan hasil kejujuran diskusi.

Pada saat malam hari penulis kumpul bersama teman saling sapa, cerita-cerita pengalaman, dan keluhan saat kerja. Tiba-tiba kita bicara politik agama, dan agama politik. Teman penulis mengatakan bahwa Muhammadiyah ada masalah intern di kubunya sendiri, yaitu antara Buya Syafi'i Ma'arif dan Pak Din Syamsudin, yaitu perbedaan pendapat masalah penistaan agama oleh BTP ada yang pro dan kontra.

Sebenarnya penulis tidak mau menanggapi hal ini,  karena masalah ini sudah berlalu dan hukum sudah berbicara. Tapi karena ada tuduhan teman, atau mungkin masyarakat yang terbawa arus berita bahwa Muhammadiyah menjadi pecah. Maka penulis coba menerangkan karena tidak setuju --Muhammadiyah pecah. Penulis mencoba untuk menjawab dengan begitu gantian bertanya Kepada teman, mau dijawab sesuai pandangan siapa ?.

Atau mau jawaban sesuai Muhammadiyah garis lucu ?, mau sesuai Muhammadiyah-nya Buya Syafi'i ?, atau mau jawaban sesuai Muhammadiyah-nya Pak Din Syamsudin ?. Malah teman bingung sendiri, atau mau sesuai jawaban gedung pusat yang di Yogyakarta, atau mau sesuai gedung dakwah pusat yang di Jakarta ?.vKalau bingung ya sudah saya jawab menggunakan metode penulis sendiri.

Begini memang Muhammadiyah terpecah menjadi 2 yaitu bermazhab yaitu Mazhab Syafi'i dan bermazhab Maliki. Kalau bermazhab Syafi'i tidak merokok karena mengikuti Buya Syafi'i Ma'arif yang tidak merokok. Kalau bermazhab Maliki mereka merokok karena mengikuti Pak Malik Fadjar. Konon katanya Pak Malik Fadjar kalau lagi rapat, sudah tidak kuat ingin merokok meminta izin untuk keluar ruangan sebentar, dan berpamitan --sebentar saya mau masuk NU dulu. Setelah selesai merokok masuk ruangan lagi sambil berkata saya masuk Muhammadiyah lagi.

Saya tidak begitu yakin kalau Buya Syafi'i Ma'arif di benci oleh warganya sendiri --Muhammadiyah, begitu juga Pak Din Syamsudin. Karena setelah pernyataannya di ILC TVOne yang pernyataannya membela 'sang penista agama' padahal Buya Syafi'i Maarif pun tidak membela penuh Ahok, ada beberapa hal yang beliau kritisi juga untuk Ahok.

Karena setelah tampil di ILC, Teman-teman anggota Muhammadiyah banyak yang sowan ke rumah Buya Syafi'i Ma'arif, dan berdiskusi saling mendukung kelihatan-kan kalau Muhammadiyah walaupun berbeda pendapat tetap bersatu. Walaupun pada waktu itu Buya Syafi'i banyak di hujat nitizen dan di bilang tidak sesuai Muhammadiyah bahkan sampai mau dikeluarkan dari ke ulama-an minang, atau orang minang tidak mau mengakui keulamaan Buya Syafi'i Ma'arif.

Karena pernyataannya Buya syafi'i Ma'arif yang pada waktu itu, bukan membela si kalau menurut penuld mempertengahi masalah penistaan agama, agar energi bangsa Indonesia tidak terkuras. Masih banyak lagi untuk memikirkan Islam berkemajuan untuk peradaban Nusantara dan dunia.

Kata beberapa orang, sebenarnya antara Buya Syafi'i dan Pak Din di undang di acara ILC bareng. Karena sama-sama dari Muhammadiyah tapi berbeda pendapat, makanya Pak Din tidak hadir di ILC, agar Buya Syafi'i yang mewakili sebagai Muhammadiyah. Karena sudah tahu akan pro dan kontra pendapat mereka, nanti kelihatan kalau berbeda pendapat di TV kok sama-sama warga Muhammadiyah beda begitu --ada masalah mesti di Intern.

Sebenarnya-kan ini menunjukan bahwa Muhammadiyah tidak terpecah, tetap bersatu antara tokoh Muhammadiyah itu sendiri. Kalaupun di adu agak sulit, Muhammadiyah bukan partai politik, dan menurut penulis Muhammadiyah Netral, independen tidak bisa di desak oleh seseorang untuk kepentingan sesaat.

Seperti itu jawaban penulis kepada teman walaupun diskusi masih banyak tapi lain topik, cukup sekian dan terima kasih kalau ada kesalahan kata-kata mohon di maafkan kebenaran hanya milik Allah SWT.

Wallahu Alam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun