Mohon tunggu...
Adinda Sabella
Adinda Sabella Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Palembang

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ramadhan Tiba, Waktu yang Tepat untuk Membangun Kebiasaan Membaca

5 Maret 2020   22:02 Diperbarui: 5 Maret 2020   22:14 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sejak gencarnya berita mengenai minat baca Negara Indonesia yang berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu, bahwa Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. 

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyebarluaskan betapa pentingnya literasi, dimulai dari program membaca di sekolah, lomba-lomba bertemakan literasi dan lainnya. 

Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin, memberikan perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia (Baharun, 2016). Pendidikan dalam islam mendorong para masyarakat untuk banyak membaca. Bahkan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Alaq 1-5 yang berbunyi:

Ayat pertama surat tersebut adalah iqra yang artinya bacalah. Hal tersebut merupakan perintah Allah SWT. melalui perantara malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca atau belajar dalam arti yang lebih luas. 

Dalam Islam, bahkan membaca merupakan panggilan teologis atau keyakinan yang harus direalisasikan sebagai bukti kehambaan kita kepada Allah SWT. Membaca bagian yang tak terpisahkan akan keyakinan kita kepada Allah SWT. Salah satu perintah yang sejajar dengan perintah salat, zakat, puasa dan jihad adalah membaca.

Jadi perintah pertama, bukan salat, zakat, puasa dan jihad melainkan membaca. Betapa mendasarnya teologi membaca dalam Islam itu sendiri. Karena itu, selain menekankan betapa pentingnya membaca, Alquran juga menjelaskan bahwa bahwa ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam membaca.

Pertama, bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Itu artinya, aktivitas membaca harus dapat mendekatkan diri kepada Allah. Bukan sebaliknya, membuat Allah murka atau membaca sesuatu yang justru menjauhkan diri kepada Allah. 

Itu artinya, kualitas yang dibaca menjadi penting dalam Islam. Kedua, kegiatan membaca yang kemudian melahirkan wawasan, pemikiran, gagasan, penemuan, pengetahuan, dan ilmu yang didapati oleh kita tidak boleh menjadikan kita sombong, angkuh dan bahkan melahirkan kemudaratan bagi orang lain akibat ilmu kita. 

Makanya dalam Islam, ilmu tidak bebas nilai, tapi ia harus bersandar pada keimanan (teologis) dan syariat Islam. Karena itu tidak boleh melahirkan kerusakan bagi orang lain.

Ketika kita membaca sejarah kejayaan serta puncak keemasan Islam, maka hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah, adanya peran perpustakaan, serta banyaknya ilmuwan muslim yang suka menulis. 

Bahkan seorang Prof Raghib as-Sirjani dalam Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia (2009) sampai-sampai berpendapat, tidak ada yang satu masyarakat pun di atas kaum Muslimin dalam hal kecintaan terhadap buku dan perhatian terhadap perpustakaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun