Mohon tunggu...
Adinda Nisrina Putri Herdandy
Adinda Nisrina Putri Herdandy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI

Merupakan mahasiswa S1 Reguler Kesehatan Lingkungan FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bukan Hanya Harganya yang Meningkat, BBM juga Meningkatkan Risiko Kanker?

9 November 2022   09:50 Diperbarui: 9 November 2022   09:58 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

oleh Adinda Nisrina Putri Herdandy dan Amanda Hana Ashillah

KENAIKAN HARGA BBM 

Indonesia lagi-lagi mengalami kenaikan harga BBM, dimana per tanggal 3 September 2022 pemerintah telah menetapkan kebijakan terkait kenaikan harga BBM. Terdapat 3 jenis BBM yang mengalami kenaikan harga yaitu Pertalite (harga awal Rp7.650/liter menjadi Rp. 10.000/liter), Solar subsidi (harga awal Rp5.150/liter menjadi Rp6.800/liter), dan Pertamax non-subsidi (harga awal Rp12.500/liter menjadi Rp14.500/liter). 

Meningkatnya harga BBM ini tentunya memberikan keresahan tersendiri bagi masyarakat, meskipun begitu bukan hanya keresahan mengenai dampak ekonomi yang disebabkan oleh BBM tetapi, juga terdapat keresahan mengenai dampak kesehatan khususnya dampak kanker dari pajanan BBM seperti bensin. Hal tersebut tentunya menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat, khususnya bagi orang-orang yang bekerja pada lingkungan yang berhubungan dengan BBM seperti para petugas SPBU ataupun bagi orang-orang yang sebagian besar menghabiskan waktunya di jalan seperti para pengendara ojek online.

KANDUNGAN DALAM BENSIN PENYEBAB KANKER 

Memang apa hubungannya antara bensin dengan kanker? 

Mungkin pertanyaan seperti ini yang akan muncul pertama kali ketika membaca paragraf diatas, dimana jawaban dari pertanyaan tersebut adalah karena salah satu kandungan yang terdapat dalam bensin adalah senyawa BTX (benzene, toluene, xylene). BTX sendiri berfungsi sebagai proxy untuk pajanan bensin dan solar. Senyawa BTX (benzene, toluene, xylene) ini merupakan senyawa hidrokarbon aromatik beracun yang bersifat neurotoksin dan iritasi. Dari ketiga komponen zat yang ada di dalam senyawa BTX, benzena adalah senyawa yang paling berbahaya karena senyawa benzena inilah yang memungkinkan menyebabkan efek kanker terhadap manusia, dimana kadar benzena dalam bensin berkisar sekitar 0,5-2%. Sedangkan, toluene dan xylene tidak memungkinkan untuk menyebabkan kanker, tetapi dapat menyebabkan hal lain seperti hambatan pada pertumbuhan sel yang signifikan.

FAKTA FAKTA TENTANG BTX 

Dalam salah satu penelitian mengenai pajanan BTX di salah satu SPBU didapatkan hasil bahwa dari seluruh pekerja yang beraktivitas di SPBU, pekerja yang beraktivitas di bagian pengisian bensin memiliki risiko terpapar benzena dengan kadar tinggi, yaitu 1,9 µg/ 𝑚 ^3- 2900  µg/ 𝑚 ^3 serta 51 µg/ 𝑚 ^3-540 µg/ 𝑚 ^3. Dari penelitian tersebut juga diketahui bahwa pajanan benzena dalam kadar tertentu dapat menyebabkan tingginya risiko pekerja tersebut terkena kanker. Pada dasarnya petugas SPBU dapat terpajan oleh benzena melalui 3 jalur yaitu, jalur inhalasi (saluran pernapasan), dermal (kulit), serta melalui ingesti (tertelan). Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, benzena akan diedarkan ke seluruh tubuh. Benzena bersifat lipofilik, sehingga senyawa ini akan terakumulasi di jaringan yang kaya akan lemak, seperti lemak dan sumsum tulang. Selain itu, benzena juga bisa ditemukan terakumulasi di otak serta plasenta. 

Lalu, apa yang terjadi jika benzena terakumulasi pada tubuh? 

Setelah mengetahui bahwa benzena merupakan senyawa toksik, tentunya benzena ini juga akan menyebabkan efek merugikan bagi kesehatan tubuh manusia. Dimana, pajanan benzena dengan konsentrasi rendah maupun tinggi dapat menyebabkan efek non-kanker akut dan juga efek kanker. Dalam salah satu penelitian, diketahui bahwa pajanan senyawa BTX dapat membuat terganggunya sistem kekebalan tubuh para pekerja pada SPBU akibat menurunnya suatu molekul yang disebut dengan molekul co-stimulator. Padahal, molekul ini sangat penting dalam mengatur imunitas sel, sehingga penurunan molekul ini dapat menyebabkan perkembangan efek sel kanker. Jenis kanker yang disebabkan oleh pajanan benzena adalah kanker darah atau leukimia myeloid yang bersifat akut. 

Kemudian, pajanan senyawa BTX juga berkaitan erat dapat menimbulkan iritasi kulit dan sensorik, depresi sistem saraf pusat, dan juga pada memberikan gangguan pada sistem pernapasan. Tidak hanya berdampak besar bagi para pekerja pom bensin, tentunya juga terdapat dampak bagi customer atau para pengendara yang mengisi bahan bakar. Ketika manusia terpajan senyawa BTX secara inhalasi (saluran pernapasan) ataupun ingesti (tertelan), maka akan muncul beberapa gejala seperti pusing, vertigo, tremor, narkosis, dan aritmia jantung. Hal ini adalah tanda-tanda toksisitas dari sistem saraf pusat pada manusia. Jika terpajan dalam jangka waktu lama akan berpengaruh juga pada kerusakan pada organ ginjal, hati, serta sistem sirkulasi. 

CARA MEMINIMALISIR PAJANAN BTX 

Banyaknya penelitian mengenai efek pajanan BTX pada kesehatan manusia membuat berbagai pihak mulai membuat program pengendalian untuk mengurangi pajanan BTX terhadap manusia. Dimana, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pajanan BTX yang masuk ke tubuh para pekerja SPBU melalui inhalasi (saluran pernapasan), yaitu dengan menggunakan APD berupa masker, mengupayakan berjalannya unit pemulihan uap, serta adanya pelatihan untuk pekerja supaya lebih memahami mengenai cara bekerja yang aman dan pembuatan SOP oleh instansi terkait mengenai upaya lanjutan untuk mengurangi pajanan BTX. Selain itu, penting juga untuk melakukan medical check up bagi para pekerja dalam jangka waktu tertentu sebagai upaya biomonitoring mengenai frekuensi dan durasi pajanan BTX dengan cara pengaturan shift untuk para pekerja. Kemudian, untuk jalur dermal (kulit) para petugas SPBU dapat menggunakan APD berupa sarung tangan untuk menghindari iritasi kulit, serta selalu mencuci tangan setelah beraktivitas di SPBU untuk menghindari pajanan melalui ingesti (tertelan). 

Selain bagi para pekerja SPBU, pemakaian masker juga dapat diterapkan oleh para pengendara kendaraan bermotor sebagai upaya pencegahan terkena pajanan uap bensin saat mengisi bensin di SPBU maupun pajanan emisi kendaraan bermotor saat dijalan raya. Dengan mengetahui efek negatif dari pajanan BTX pada bensin terutama saat beraktivitas di SPBU, diharapkan pemerintah, perusahaan, serta masyarakat luas turut peduli dan berupaya untuk meminimalisasi pajanan untuk menghindari dampak buruk pajanan BTX bagi kesehatan. 


REFERENSI 

Edokpolo, B., Yu, Q.J. and Connell, D. (2014) ‘Health risk assessment of ambient air concentrations of benzene, toluene and Xylene (BTX) in service station environments’, International Journal of Environmental Research and Public Health, 11(6), pp. 6354–6374. doi:10.3390/ijerph110606354. 

Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat RI (2022) ‘Keputusan Pemerintah Naikkan Harga BBM Subsidi Perlu Dibarengi dengan Bauran Kebijakan’. Available at: https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/40504/t/Keputusan+Pemerintah+Naikkan+Harga+ BBM+Subsidi+Perlu+Dibarengi+dengan+Bauran+Kebijakan (Accessed: 26 October 2022). 

Kuranchie, F.A. (2019) ‘Occupational exposure of benzene, toluene, ethylbenzene and Occupational exposure of benzene, toluene, ethylbenzene and xylene (BTEX) to pump attendants in Ghana: Implications for xylene (BTEX) to pump attendants in Ghana: Implications for policy guidance policy guidance’, Cogent Environmental Science, 23. doi:10.1080/23311843.2019.1603418. 

Moro, A.M. et al. (2019) ‘Evaluation of immunological, inflammatory, and oxidative stress biomarkers in gasoline station attendants’, BMC Pharmacology and Toxicology, 20(Suppl 1), pp. 1–9. doi:10.1186/s40360-019-0355-1. 

Patton, A.N. et al. (2021) ‘Benzene exposure and cancer risk from commercial gasoline station fueling events using a novel self-sampling protocol’, International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(4), pp. 1–14. doi:10.3390/ijerph18041872. 

Rachmawan, R. and Tejamaya, M. (2021) ‘Kajian Penilaian Risiko Kesehatan Terkait Pajanan BTX Mengacu pada Metode SQRA di Laboratorium Pengujian Migas PT.X’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 2(2). 

Scheepers, P.T.J. et al. (2019) ‘Assessment of exposure of gas station attendants in Sri Lanka to benzene, toluene and xylenes’, Environmental Research, 178(May), p. 108670. doi:10.1016/j.envres.2019.108670.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun