Mohon tunggu...
Adinda LestariSilaban
Adinda LestariSilaban Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya suka mendengarkan musik dan suka bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[ Kearifan Lokal ] Tradisi Bondang dalam Perspektif Pertanian Berkelanjutan

20 Februari 2025   14:12 Diperbarui: 20 Februari 2025   14:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi: Time News.co.id

         Tradisi Bondang atau buka tutup bondang merupakan tradisi adat  yang dilakukan oleh Masyarakat di Sumatera Utara terutama di Desa Silo Lama, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dalam menanam padi. Tradisi ini pastinya sudah turun temurun.Tradisi Bondang ini dilakukan oleh masyarakat setempat untuk merayakan dan menghargai hasil panen mereka, atau meminta supaya hasil panen mereka akan memuaskan. Tradisi ini memiliki karakteristik yang unik yang mencakup tentang adanya sistem irigasi yang inovatif, penggunaan kalender tradisional, dan peran sentral dalam menjaga dan  mempertahankan ekosistem di lingkungan pertanian di desa. 

          Tradisi Bondang ini memiliki tujuan utama untuk menciptakan keteraturan dalam penanaman padi supaya penanaman padi dapat dilakukan secara serentak. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tradisi ini juga dilakukan untuk memohon perlindungan dari berbagai penyakit dan bahaya bagi warga setempat dan supaya hasil panen padi mereka melimpah, bibit yang ditanam menghasilkan hasil yang leimpah, terhindar dari gangguan hama dan penyakit tanaman lainnya, hal ini dilakukan biasanya saat pembukaan bondang. Pada saat penutupan acara bondang hal yang mereka sampaikan yaitu biasanyan ucapan rasa syukur terhadap hasil panen padi mereka. Tradisi ini memiliki serangkaian proses. Prosesnya yakni adanya penyembelihan ayam, pembacaan doa, takhlil ada juga penbacaan dialog yang disampaikan oleh pemimpin adat ada yang busa disebut juga dengan datuk dialog ini dilakukan antara datuk tersebut dengan kekuatan gaib, dan ada juga ritual tepung tawar.

          Tradisi Bondang ini atau tradisi tutup buka bondang ini mempunya hubungan dan keterkaitan dengan tiga pilar yang ada di dalam pertanian berkelanjutan uang biasanya disingkat dengan 3P yaitu, profit (ekonomi), people (sosial budaya), dan planet (lingkungan). Dengan adanya kearifan lokal atau tradisi dari suatu daerah maka akan dapat meningkatkan ketahanan pangan, menjaga kelestarian alam, dan konservasi sumber daya alam.
 1. Profit (ekonomi)
          Tradisi Bondang ini biasanya masih menggunakan ramuan-ramuan tradisional dan praktik-praktik organik untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air dan tanah yang akan mempengaruhi hasil panen mereka, suapaya hasil panenya memuaskan dan tidak terjadi nya kerugian dan akan meningkatkan perekonomian mereka.
2. People (sosial budaya)
          Tradisi ini dapat mempererat hubungan antar masyarakat, karena tradisi ini dilakukan secara bersama sama dengan melakukan perayaan atas hasil panen mereka yang memuaskan sehingga menciptakan rasa solidaritas yang tinggi dan rasa gotong royong antar sesama petani dalam pengerjaan lahan mereka. Tradisi Bondang ini juga mengajarkan nilai-nilai kebudayaan dan pertanian keberlanjutan kepada generasi muda yang mungkin tidak mengetahui tentang budaya ini sehingga mereka harus terus melestarikan budaya ini.
3. Planet (lingkungan)
          Tradisi ini juga memakai metode pemupukan organik, rotasi tanaman dan pengendalian hama secara alami supaya lingkungan disekitar tidak rusak atau tidak tercemar karena adanya bahan kimia yang dapat merusak tanah. Tradisi ini juga melakukan pengelolaan limbah organik yang ramah lingkungan supaya lingkungan selalu terjaga.

referensi:

Juniani, E., & Dora, N. (2024). Tradisi Bondang: Kearifan Lokal dalam Menanam Padi di Desa Silo Lama, Kabupaten Asahan. Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(12).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun