Banyuanyar, Ampel, Boyolali (3/8/2022) Pupuk menjadi salah satu bahan tambahan essensial bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk bisa meningkatkan dan mempercepat hasil produksi tanaman. Salah satu jenis pupuk yang memiliki beragam keunggulan adalah Pupuk Organik Cair (POC).Â
Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) untuk tanaman dipercaya dapat cepat mengatasi defisiensi hara, menyediakan hara secara cepat, dan dibandingkan dengan pupuk cair dari bahan anorganik, POC tidak merusak tanah dan tanaman walau sering digunakan. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) ternyata sangat mudah dipraktikkan dan bahan -- bahan yang digunakan cukup mudah dijumpai dalam kehidupan sehari -- hari.
Kopi menjadi komoditi lokal utama masyarakat Desa Banyuanyar. Sayangnya, hasil pengolahan kopi masih menyisakan limbah yaitu berupa ampas kopi yang hanya berakhir di tempat pembuangan.Â
Salah satu pengolahan limbah ampas kopi adalah dengan mengolahnya menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk Organik Cair dapat dibuat dari limbah bahan buangan masyarakat sehari -- hari, misalnya limbah ampas kopi.Â
Pupuk Organik Cair (POC) dapat menjadi pupuk tambahan di samping penggunaan pupuk kandang yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Desa Banyuanyar.Â
Dengan semakin meningkatnya limbah ampas kopi yang hanya dibuang begitu saja dan berdampak buruk bagi lingkungan, mahasiswa TIM II KKN UNDIP mencoba mengambil gebrakan baru untuk menyulap limbah ampas kopi menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungan.Â
Dalam program kerja yang diinisiasi oleh Adinda Santoso mencoba mengenalkan salah satu bentuk pengolahan limbah ampas kopi menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang ekonomis dan ramah lingkungan. Â Kegiatan ini memanfaatkan media berupa leaflet.
Ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen, fosfor 0,06%, dan 0,6% kalium. pH ampas kopi sedikit asam, berkisar 6,2 pada skala pH. Selain itu, ampas kopi mengandung magnesium, sulfur dan kalsium yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.