Mohon tunggu...
R Adin Fadzkurrahman S.IP
R Adin Fadzkurrahman S.IP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Kendal, Jawa Tengah

Seyogyanya saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengubah Paradigma tentang G30S dan Membangun Karakter Lewat Sejarah

25 September 2017   19:48 Diperbarui: 25 September 2017   19:58 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.beritaasatu.com/17698/16/01/2016/menatap-indonesia-2016-antara-peluang-dan-tantang.html

Tentang istilah G30/S, tentunya bangsa ini sangatlah lekang dalam ingatan. Sebuah istilah yang diambil dari peristiwa gerakan 30 September atau juga banyak masyarakat menyebutnya dengan istilah Gestapu ataupun Gestok, adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai  awal 1 Oktober 1965 ketika tujuh perwira tinggi  militer indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam usaha kudeta.

30 September, yang selalu diperingati oleh bangsa ini sebagai hari yang sangat bersejarah. Akan tetapi dalam peringatannya selalu dimaknai sebagai peristiwa yang sangat menyedihkan, berbagai kebijakan dibuat sebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan kembali atau kebangkitan kelompok-kelompok yang berhaluan komunis/PKI.

Dalam pandangan pribadi penulis, sebuah gerakan muncul akibat dari ketidakpuasan suatu kelompok terhadap sistem yang berjalan, dalam hal ini adalah pemerintahan dimana kelompok tersebut merasa terkekang dan tidak mendapatkan kebebasan ataupun kelompok tersebut muncul akibat doktrin-doktrin yang  selalu dilemarkan teradap sisa-sisa dari kelompok tersebut

Peringatan peristiwa G30/S, seharusnya adalah menjadi salah satu tonggak dimana bangsa ini agar membangun rasa kebangsaan didalam diri bangsa ini serta menjalankan apa yang menjadi ideologi bangsa ini secara baik dan benar. Peristiwa G30/S adalah sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi bangsa ini k hususnya dalam membangun dan menjaga persatuan dan kesatuan serta memberikan keadilan- keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang berada didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa harus membeda-bedakan Suku, Agama, Ras dan Aliran. Pemerintah dalam upaya menanamkan rasa cinta tanah air yang tinggi bagi segenap pemuda pemudi bangsa rasanya telah berusaha sepenuh tenaga dengan memasukkan pendidikan kewarganegaraan serta pendidiikan pancasila dalam lembaga pendidikan dari yang terendah maupun wilayah lembaga pendidikan tinggi, hal ini tentu dilakukan dalam upaya proteksi diri terhadap perkembangan ideologi-ideologi yang bertentangan dengan ideologi bangsa ini.

Akan tetapi, belakangan ini banyak bermunculan ideologi-ideologi yang berhaluan pada ideologi komunis, yang dianggap sangat meresahkan dan mengancam keutuhan bangsa ini dan seakan-akan membangkitkan kembali rasa trauma bangsa ini terhadap kebangkitan pergerakan PKI, yang sebenarnya pergerakan PKI bukan hal yang harus menjadi trauma, dan dalam hal inilah pemerintah harus berperan untuk membangun karakter diri bangsa ini sebagai upaya penguatan kembali apa yang sejatinya bangsa ini jadikan sebagai pakem dalam menjalankan segala sesuatunya dalam bernegara.

Pembangunan karakter akan sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa ini, lalu bagaimanakah pembangunan karakter itu sendiri? Mengutip kata-kata dari The founding father bangsa ini dalam pidatonya "jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jas Merah)" pidato tersebut mengingatkan bahwa indonesia sedang melewati periode genting dalam sejarah yang menentukan arah masa depan bangsa. Ir. Soekarno pun menyerukan persatuan bangsanya dalam menghadapi segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar. Pidato tersebut juga mengingatkan bahwa persoalan sejarah bukan hanya sekedar masa lalu yang harus dilupakan, akan tetapi persoalan sejarah adalah sebuah medan pembentukan mental dan karakter bangsa.

Mental yang hendak dibangun adalah tercermin dalam konsep Trisakti yaitu berdaulat secara politik, mandiri secara ekonom dan berkarakter dalam budaya. dalam hal inilah bagaimana pembangunan karakter adalah sangat penting, membangun karakter berarti menghidupkan kembali budaya khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang gigih, bangsa para pejuang, bangsa yang memiliki kebudayaan yang arif. 

Persoalan pembangunan karakter adalah sangat urgen dalam bangsa ini meskipun pada dasarnya perilaku manusia senantiasa dibatasi oleh hukum yang mengikat segala tingkah laku manusia akan tetapi karakterlah yang akan sangat berpengaruh dalam proses pembentukan jatidiri bangsa, sebab karakter pada dasarnya adalah berada didalam diri manusia semenjak ia terlahir. Menurut kamus besar bahasa indonesia  karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. memang adalah hal yang tak mudah dalam proses pembentukan karakter bangsa dimasa yang modern ini, mengingat arus modernisasi serta globalisasi telah masuk  kedalam setiap sendi kehidupan bangsa. Banyak informasi-informasi yang dapat di akses tanpa adanya filter.

Dalam pembangunan karakter tak terlepas dari peran Pemerintah saja akan tetapi juga menuntut peran serta dari berbagai pihak dalam masyarakat. Sehingga bangsa ini akan menjadi bangsa yang berkarakter kuat dan tidak goyah dengan tantangan dan ancaman-ancaman yang ada baik dari dalam maupun dari luar, serta bangsa ini dapat mengubah paradighma dari peringatan G30/S dari yang semula dinilai sebagai peristiwa yang menyedihkan menjadi sebuah titik awal kebangkitan bangsa untuk menegaskan kembali ideologi Negara itu ada, adanya ideologi Negara bukan hanya terbatas pada pikiran serta ketaatan yang terikat oleh batas-batas sehingga muncul anggapan bahwa ideologi itu adalah memaksa, akan tetapi ideologi harus diterima secara penuh oleh nurani serta jiwa dengan penuh ketulusan yang Haqiqi sehingga Negara ini dapat menjadi Negara yang Prabawa tata titi tentrem kerta raharja, Gemah ripah loh jinawi.

 

Ditulis oleh: Adityatama Putra Mataram.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun