Mohon tunggu...
Adimbink
Adimbink Mohon Tunggu... Lainnya - Suami dan ayah

Bukan orang hebat,yang ingin bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Debt CollectorJuga Manusia

18 November 2018   13:35 Diperbarui: 18 November 2018   13:38 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebut saja ia AK (nama samaran). Pria yang lahir 30tahun yang lalu lalu ini sudah menjalani profesi sebagai collektor selama 9 tahun di salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terkemuka di indonesia.selama itu pula ia mengaku sudah keluar masuk perusahaan.lewat obrolan singkat dengan brother pemilik tatto di sekujur tubuhnya ini ,yang  keliatanya kalau ia sangat kasar dan arogan terpatahkan karna yang terjadi ia sangat humoris dan santai. 

Disindir soal hubungan tatto dan pekerjaanya ia malah tertawa terbahak bahak. ia menuturkan kalao tatto itu seni jadi jangan di hubungkan dengan kejahatan atau dengan pekerjaanya sebagai debtcolektor.menurut penuturan AK ia menjalani profesinya selama ini dengan hati yang iklas,karna ia sadar sebagai seorang ayah dari 2 orang anaknya dan suami dari satu istrinya memang sudah kewajibanya mencari nafkah.

Ia juga berkata,kalo ia tak sakit hati jika ada banyak yang mengatakan kalo profesinya saat ini sering di anggap profesi yang kurang di baik oleh sebagian orang.ia hanya meyakini profesinya ini tidak menyimpang dari hukum,karna ia memang di tugaskan oleh perusahaan untuk menagih debitur yang lalai atau menunggak dalam melakukakan pembayaran angsuran.Tak jarang juga bapak 2 orang anak ini menarik objek fiducia (jaminan) kalo memang sudah menjadi beban yang di berikan kepadanya.

Di tengah maraknya cerita miring tentang profesi sebagai seorang collektor AK mengaku tidak ikut Baper ataupun ambil pusing.karna ia ber asumsi kalo memang ia bekerja dan hanya sebatas menjalankan tanggung jawab yg di berikan kepada perusahaan.ia juga menambahkan jika setiap pekerjaan mempunyai resiko tersendirinya.yang harus di pahami ia hanyalah mahluk Tuhan yang tak luput dari kesalahan dan ia juuga manusia yang berikhtiyar untuk mencari nafkah untuk ke 2 anak dan istrinya.

Dalam sisi kemanusiaan apakah salah ia bekerja sebagai colektor?ia menjalani apa yang menjadi pekerjaanya semata mata juga untuk mencari nafkah keluarganya.toh yang di kerjakanya Legal secara hukum dan tidak melawan hukum.

Lebih baik seorang colektor daripada seorang pejabat yang memilih jalan untuk berkorupsiria.mungkin kisah AK adalah secuil dari lebaran besar kisah para penagih hutang yang di anggap arogan dalam menjalankan pekerjaanya oleh sebagian orang,sering di anggap manusia yang tak berkemanusiaan karna merampas hak orang lain.

Tapi lebih bijaknya masyarakat harus tau ada asal muasal hak dan kewajiban yang tak terpenuhi sehingga terjadi hal tersebut.jadilah bijak karna tau bukan karna hanya tau,lantas menilai sebuah profesi.agar kita juga tau mereka juga manusia yang hanya berusaha dalam mencari nafkah untuk keluarganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun