Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Joko Widodo Bapak Kereta Api Indonesia

23 Juli 2016   23:18 Diperbarui: 24 Juli 2016   00:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi (3/3) mencoba menggunakan sarana transportasi kereta ARS (Airport Rail Service) yang menghubungkan Kota Medan menuju Bandar Udara Kualanamu. Kereta ARS ini adalah kereta pertama yang mempelopori secara efektif dari pusat kota menuju bandar udaranya secara efektif. Selama perjalanan Presiden Joko Widodo didampingi oleh Pjs.Gubernur Sumatra Utara, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. (FOTO: KOMPAS.COM)

ANGKUTAN keretaapi yang melayani pemudik selama lebaran 2016/1437 H lalu cukup membanggakan. Dalam hal ini, pemerintah patut diapresiasi. Sesuai dengan info yang dirilis PT KAI kepada khalayak melalui media massa, selama lebaran diperoleh keuntungan sekitar Rp459 miliar.

Inilah perusahaan negara yang begitu transparan. Boleh jadi melegakan dan menunjukkan tanda-tanda manajemen bisnis keretaapi di Indonesia yang mulai tertata rapi serta membanggakan.

Selama ini jarang perusahaan milik negara yang mengumumkan hasil usaha yang dilakukannya. Paling-paling hanya sekali dalam setahun bertepatan dengan momen rapat rugi-laba perusahaan bersangkutan.

Silahkan dianalisa, mana perusahaan negara di Indonesia yang mengumumkan pendapatannya secara terbuka pada momen-momen tertentu. Sebut saja Jasa Marga dengan jalan tolnya, tentu luar biasa panen selama angkutan lebaran. Bahkan saking ramainya, korban jiwa di jalur Brexit Brebes tidak bisa dihindari. Namun, berapa pemasukan jalan toll selama cuti lebatan sampai sekarang rakyat tidak mengetahuinya. Berbeda dengan keretaapi yang cukup transparan karena diumumkan pada publik rezeki yang berhasil diraupnya.

Kita pantas bangga dengan manajemen 'terbuka' yang diterapkan PT KAI. Terus terang, hebatnya bisnis angkutan rakyat yang dijalankan perkeretaapian terbilang sangat menonjol di era PT KAI dipimpin Ignasius Jonan yang kini dipromosikan Presiden Joko Widodo jadi Menteri Perhubungan.

Kehebatan Jonan memimpin PT KAI sudah dirasakan wartawan senior yang tergabung dalam PWI, saat Jonan tampil dalam rapat kerja nasional PWI di Puncak, Bogor, beberapa waktu lalu.

Saat itu, secara blak-blakan Jonan memaparkan reformasi di lingkungan perkeretaapian ketika itu. Dengan percaya diri, Jonan meyakinkan tim kerjanya bahwa keretaapi harus tampil jadi angkutan rakyat yang disenangi. Pertama sekali, diciptakan lingkungan stasiun yang bersih dan disenangi konsumen. Bahkan, Jonan sangat percaya diri dapat menciptakan lingkungan stasiun keretaapi yang asri dan disenangi. Dilibas semua fasilitas semu yang sudah berurat-berakar di lingkungan stasiun. Penertiban dilakukan terhadap para pedagang kaki lima yang selama ini dibiarkan. Mereka diminta mencari tempat untuk berjualan di lokasi lain, seperti di luar stasiun.

Di era kepemimpinan Jonan menjadi Dirut PT KAI, boleh dikatakan angkutan roda besi itu mencapai kemajuan luar biasa. Hal itu berlanjut sampai sekarang. Kita berharap angkutan keretaapi semakin terus disukai rakyat hingga ke depannya. Kini, hal itu perlahan-lahan menjadi kenyataan. Walau Jonan tidak lagi mengatur keretaapi, namun kita pantas bersyukur servis yang diberikan perkeretaapian semakin membanggakan.

Presiden Joko Widodo sudah tepat menjadikan Jonan sebagai Menteri Perhubungan. Semoga rintisan yang dilakukan Presiden dengan membuka jalur baru keretaapi di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan dapat direalisasikan oleh Jonan selaku Menteri Perhubungan. Sebagai tangan kanan Presiden, diharapkan Jonan dapat membuktikan semua daerah yang jadi rintisan membuka jalur keretaapi itu jadi kenyataan di era pertama jabatan Presiden Joko Widodo, 2015-2019. Insyaallah.

Sejarah pasti mencatat bahwa Joko Widodo adalah bapak keretaapi Indonesia, setelah Daendels mampu membuka jalan keretaapi, antara Anyer dengan Panarukan di sepanjang Pulau Jawa.

Semoga saja rencana terukur yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dengan membuka jalur keretaapi di luar Jawa (Papua, Sulawesi dan Kalimantan) benar-benar terwujud. Begitu juga merehab atau menghidupkan lagi jalur ketetaapi di luar Pulau Jawa, seperti di Sumatra Barat dan Aceh. Khusus untuk Sumatra, sudah dicanangkan program 'Trans Sumatra' yang ‘mengular’ dari Aceh hingga Lampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun