Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rektor UIN Imam Bonjol Padang 'Digoyang'

13 September 2019   16:55 Diperbarui: 13 September 2019   17:01 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi unjukrasa mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang. Aksi itu berlangsung selama tiga hari, Selasa-Kamis (10-12/9/2019). Dokpri.

DIAKUI, fasilitas perkuliahan mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang memang belum terbilang mewah. Masih biasa-biasa saja. Bisa dikatakan tergolong sederhana. Namun, perkembangan secara umum cukup membanggakan. Guru besar semakin banyak meski mungkin belum mencukupi. Bangunan kampus semakin megah di tiga lokasi, Jalan Sudirman, Lubuk Lintah, dan Sungaibangek, di Kota Padang. Jumlah mahasiswa cenderung terus meningkat, termasuk mahasiswa pasca-sarjana.

Namun, di balik beragam kebanggaan yang dimiliki UIN Imam Bonjol, fasilitas perkuliahan mahasiswa memang belum begitu menggembirakan. Boleh jadi mahasiswa sudah berkeinginan ruangan kuliah ber-AC, kursi empuk, pakai infokus, serta fasilitas lainnya yang menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Keinginan itu disampaikan mahasiswa dalam aksi unjukrasa yang digelar selama tiga hari, Selasa-Kamis (10-12/9/2019) di kampus II UIN IB di kawasan Lubuk Lintah, Anduring, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

Mahasiswa yang mempertanyakan beragam fasilitas itu sebenarnya sah-sah saja. Namun jika dikaitkan dengan dugaan penyelewengan, ada baiknya perlu lebih didalami lagi. Sebab, pemanfaatan anggaran pemerintah sekarang sangat ketat. Semuanya terukur. Entah, kalau mahasiswa ada bukti-bukti yang akurat.

Seluruh dana pemerintah luar biasa pertanggungjawabannya sekarang. Terbuti menyeleweng ke pernjara atau diberhentikan. Ini sudah pernah terjadi di lingkungan UIN Imam Bonjol. Baiknya tak pantas pisang berbuah dua kali dalam kebun milik universitas lslam terkemuka di kawasan Indonesia bagian barat ini.

Boleh-boleh saja mahasiswa menyampaikan unek-uneknya melalui demo. Namun demikian, sebagai calon intelektual Islam, dialog jangan sampai dikesampingkan pula. Silahkan adakan diskusi dengan Wakil Rektor III yang membidangi mahasiswa. Mungkin saja selama ini 'program dialog' belum terjadwal dengan baik di UIN Imam Bonjol. Boleh jadi munculnya demo sebagai bukti sistem dialog itu yang belum jadi perhatian.

Perlu juga dipahami, mahasiswa UIN Imam Bonjol perlu lebih agresif meningkatkan pola fikirnya, termasuk dengan akan berakhirnya masa jabatan Rektor Eka Putra Wirman. Rektor Eka bisa saja bertarung lagi melalui senat universitas kalau memenuhi persyaratan. DR. Eka selama ini sudah berusaha maksimal memimpin UIN Imam Bonjol dengan segala kelebihan dan kekurangannya sebagai manusia biasa. Yang terlihat sangat menonjol adalah perkembangan kampus lll di Sungaibangek, Kecamatan Kototangah.

Bagaimanapun juga, orangtua mahasiswa serta masyarakat punya harapan besar pada cendekiawan yang dihasilkan PTN Islami ini. Mahasiswa harus tetap berfikir realistis dan komit menyuarakan kebenaran namun harus senantiasa terjauh dari beragam provokasi menyesatkan. Insyaallah! *

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun