Tanpa gembar-gembor, ternyata perguruan tinggi milik Muhammadiyah sudah menyebar di seluruh kawasan republik ini. Bahkan, gerakan berkemajuan terus menerus dipacu ormas Islam terkemuka di dunia ini. Dari sekian banyak perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia, sudah ada yang punya aset melebihi perguruan tinggi negeri.
Seperti Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogjakarta yang saat ini punya mahasiswa sekitar 25 ribu orang. Asetnya sungguh luar biasa. Punya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), ada rumah sakit, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), apotek di Metro Lampung dan di Sambas Kalimantan Barat, bahkan punya tanah seluas tiga hektare untuk lokasi pembangunan usaha ekonomi produktif.
Hebatnya, dosen dan karyawan terbilang sejahtera. Setiap bulan mereka menerima pendapatan sekitar 15 persen di atas pendapatan PNS. Bahkan, dari hasil usaha produktif seperti SPBU, rumah sakit, BPRS, dan apotek, mendekati Rp1 miliar setiap bulan.
"Maju bersama. Itulah motto UAD Jogjakarta. Kami bahkan sudah mampu membuat rudal. Presiden Joko Widodo sangat bangga dengan prestasi UAD. Beliau takjub dengan kemajuan luar biasa perguruan tinggi yang namanya diambil dari tokoh pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan," papar Dr. Safar Nasir.
Dia memang sengaja ditampilkan dalam acara regional meeting LPCR Wilayah Sumatra itu untuk memberi sugesti maksimal dalam menumbuhkan lembaga Muhammadiyah di tingkat akar rumput, cabang, dan ranting. Jika cabang dan ranting kuat, maka niscaya Muhammadiyah hidupnya akan membanggakan. Sebab pondasinya: ranting dan cabang sudah berdiri kokoh.
Di setiap wilayah yang Muhammadiyah-nya memiliki cabang dan ranting kuat, maka amal usahanya berkembang sangat membanggakan. Itulah yang terjadi di banyak daerah akhir-akhir ini. Khusus di Sumatra, perkembangan amal usaha Muhammadiyah sangat pesat. Termasuk di Sumatra Utara. Perguruan tingginya berkembang pesat di Medan, Padangsidempuan, Sibolga, dan kota lainnya. Begitu juga di Aceh, Lampung, Bangka Belitung, Pekanbaru, dan Bengkulu. Sementara di Sumbar, pengemabngannya tengah diusahakan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah di Jogja, Solo, dan Malang.
Kini sedang giat dibangun kampus permanen bertingkat empat di Bukittinggi. Bahkan Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara juga mengucurkan dananya untuk mensupport kampus Bukittinggi itu.
"Kami dari UAD Jogjakarta terus berusaha mensupport UMSB Sumatra Barat. Kerjasama UAD-UMSB terus dilakukan sampai UMSB mampu menggaet mahasiswa lebih banyak lagi," ujar Safar Nasir.
Menurutnya, cabang dan ranting Muhammadiyah merupakan bukti nyata wajah terdepan organisasi itu dalam mengatasi persoalan ummat, termasuk dalam mempraktikkan dan mewujudkan ajaran Islam yang sebenar -benarnya sekaligus Islam yang berkemajuan.Â