Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kartini Itu Bloger Sejati

21 April 2012   04:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa perempuan zaman dulu yang rajin menatahkan goresan penanya di atas kertas? Ya, benar: Kartini. Siapa pula perempuan Indonesia yang rajin berkorespondensi ke beberapa perempuan Eropa? Anda benar, Kartini jawabannya. Lantas siapa pula yang terbuka pikirannya atas kemajuan zaman dengan memikirkan edukasi untuk perempuan? Kartini juga jawabannya.

Buat saya, aktivitas menulis Kartini yang luar biasa adalah bentuk daily activity yang luar biasa. Barangkali dulu ia tak soal dengan personal branding para bloger. Ia juga tak mementingkan dengan seberapa besar pengaruh surat yang ia tulis dan kirim ke beberapa perempuan Eropa, salah satunya ke Nyonya Abendanon. Tapi aktivitas menulis Kartini buat saya adalah contoh yang baik dari pekerjaan seorang penulis. Kartini adalah penulis sejati. Ia menceritakan apa saja isi kepalanya dengan bertutur. Ia jujur dalam menguraikan apa saja yang ia rasakan.

Kalau kita kiaskan sekarang, Kartini bak bloger sejati. Bloger sejati memang demikian. Menuliskan apa yang ia rasakan dan alami. Menuliskan apa argumentasi yang ada dalam pikiran. Menuliskan jenak-jenak kejujuran, kesederhanaan, ketawaduan, dan kemanfaatan. Menuliskan apa saja. Dan hebatnya Kartini menyebarluaskan itu kepada dunia luar. Coba bayangkan, zaman itu, memublikasikan tulisan ke perempuan Eropa yang lantas mengumandangkannya seantero jagat. Dan dunia pun tahu ada sosok Kartini di tengah negeri jajahan Ratu Belanda.

Seorang Kartini saja, yang terkungkung dalam adat yang jumud, mampu menulis dengan baik dan runut. Pikirannya membebaskan. Mencerahkan. Semestinya kita yang dimudahkan dengan fasilitas zaman, bisa lebih baik dari Kartini. Menulis setiap hari, kritis dengan setiap peristiwa, dan pandai menggunakan bahasa dalam menulis. Kartini memang bloger sejati. Barangkali kalau ia hidup sezaman dengan kita, artikelnya bisa kita nikmati di banyak media dan blognya. Kita bisa menikmati kuliahnya di Twitternya. Juga bisa menikmati hasil jepretan fotonya di jejaring Facebook. Juga menikmati rekaman handycam-nya di situs Youtube. Sayang Kartini tak sezaman dengan kita. Tapi buat saya, ia tetaplah seorang bloger sejati. Selamat Hari Kartini! Wallahualam bissawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun