Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memaknai Ramadan, Memaknai Kedermawanan Sosial

1 April 2023   05:46 Diperbarui: 1 April 2023   05:51 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dapur Keliling Dompet Dhuafa Lampung memberikan makanan kepada "manusia perak". | Dokumentasi DD Lampung

Sejak kecil, anak-anak sudah dibiasakan untuk berpuasa di bulan Ramadan. Karena ada kebiasaan ini, tak ada masalah ketika Ramadan datang dari tahun ke tahun.

Agaknya semua orang Islam mampu berpuasa penuh sebulan lamanya. Kecuali mungkin mereka yang bekerja mengandalkan fisik. 

Mungkin ada di antara mereka yang tak puasa. Akan tetapi, saya meyakini semua umat Islam sanggup puasa. Tentu Allah swt tidak akan memberikan ibadah yang memberatkan hambanya.

Oleh karena itu, konteks berpuasa dalam hal fisik, saya kira tak begitu istimewa. Maksudnya, siapa pun umat Islam, pasti bisa puasa. Entah sejak anak-anak sampai lansia. Semua bisa dan sanggup puasa.

Karena itu juga, bagi saya, memaknai puasa itu tidak sebatas urusan menahan lapar dan dahaga serta seksualitas. Namun, lebih daripada itu.

Saat puasa itulah kita bisa berlatih untuk lebih sensitif kepada mereka yang papa. Coba bayangkan, sudahlah puasa, duafa masih bekerja semampu mereka. Mereka juga mesti siapkan makanan berbuka untuk diri dan keluarganya.

Karena elemen masyarakat tak mampu di kita masih banyak, itulah esensi filantropi atau kedermawanan sosial semakin menemukan momentumnya. Bulan puasa adalah masa yang paling tepat untuk menumbuhkan kesadaran kita terhadap filantropi.

Adanya kesadaran untuk berbagi rezeki. Adanya kepahaman untuk saling membantu. Adanya pemikiran untuk berbuat sosial untuk orang lain dan lain sebagainya.

Indonesia memang menjadi salah satu negara yang warganya gemar berfilantropi. Lihat saja betapa di banyak daerah bencana, bantuan kepada korban deras mengucur. 

Ini membuktikan tingkat kegotongroyongan publik Indonesia masih mengakar. Inilah esensi dari gotong royong khas Indonesia.

Karena itu, Ramadan ini menjadi pelajaran penting buat kita untuk menjaga iklim berderma. Kepada siapa saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun