Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Anti-kritik!

9 April 2020   20:53 Diperbarui: 9 April 2020   21:18 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: menit7.com

Sebagai murid Kristus sudah sepatutnya kita dapat saling mengingatkan, saling mengkritik, atau saling menegor apabila ada teman yang salah atau keliru, baik dalam ajaran maupun dalam tindakan. Justru orang  yang tidak siap ditegur menunjukkan ketidakdewasaan. Orang yang tidak mau dikritik menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sombong yang selalu merasa benar dan tidak mungkin akan salah.

Prinsip "saling menegor atau mengkritik" adalah prinsip Alkitab, karena Tuhan sendiri melakukan hal yang sama. Dalam Wahyu 3: 19 dikatakan, "Barangsiapa Ku kasihi, ia Kutegor dan Kuhajar, sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah". Inilah sifat Allah yang sesungguhnya, yaitu: Kasih atau Mengasihi. Bahkan sesungguhnya Allah adalah kasih kasih itu sendiri. Dan perlu untuk dicatat bahwa objek kasih Allah adalah manusia. Nas dalam Wahyu 3:19 hendak menkonfirmasi kepada kita bahwa ternyata kasih dan mengasihi memiliki hubungan yang erat dengan dengan teguran, kritikan dan pendisiplinan. Meskipun manusia pada umumnya tidak suka dengan kritikan, namun sebagai murid Kristus, yang telah dibenarkan dalam penebusan Kristus harusnya kita siap untuk dikritik dan ditegur. Kritikan memang terkadang menimbulkan kekecewaan, sakit hati, merasa direndahkan, namun sesungguhnya mengkritik juga berarti mengasihi dan kasih itu mendidik, mentransformasi bukan membiarkan.

Hal ini penting untuk diketahui atau disadari oleh setiap orang Kristen terutama hamba-hamba Tuhan yang setiap hari Minggu berkoar-koar dari mimbar mengkritik, menasihati, dan menegor jemaatnya. Namun ternyata ketika dia sendiri salah atau pun keliru, rupanya dia tidak siap untuk dikritik dan ditegor. Jangan mau menjadi orang yang anti-kritik, karena itu menunjukkan kita belum memiliki kasih Tuhan dan kita belum hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Karena setiap orang percaya yang menegor kita adalah orang-orang yang Tuhan tempatkan untuk "menjaga" kita supaya setiap kali kita  keliru, maka dia mengingatkan kita untuk kembali kepada ajaran yang benar dan supaya kita menyadari bahwa Tuhan mengasihi kita.

Ada satu ayat lagi yang juga berkaitan dengan kritikan yang tidak terpisahkan dari kasih atau mengasihi. Dalam Amsal 27:5 dikatakan, "Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi". Ayat ini sebenarnya memberikan kita sebuah makna atau arti sahabat yang sebenarnya. Karena seyogyanya seorang sahabat tidak pernah menginginkan kita terjerumus dalam lubang kesalahan yang dapat membinasakan kita. Seorang sahabat akan selalu peduli kepada kehidupan kita, terutama dia akan selalu menjaga kualitas hidup kita dan sebaliknya tidak pernah merasa senang dan tenang apabila mendapati kita (berbuat) salah. Itulah sebabnya, seorang sahabat akan dengan lantang dan keras menegor atau mengkritik sahabatnya yang keliru sekalipun mungkin kritikannya itu akan melukai sahabatnya. Teguran seorang sahabat dapat diibaratkan obat yang pahit namun dapat menyembuhkan sakit atau penyakit kita.

Itulah sebabnya apabila seorang hamba Tuhan yang menegor atau mengkritik hamba Tuhan yang lain, maka jangan kita kemudian "negative thinking" terhadapnya. Oleh karena saya yakin hamba Tuhan itu melakukannya dalam kasih dan dia menganggap hamba Tuhan yang lain adalah sahabatnya sehingga dia mengkritiknya. Dengan harapan, sahabatnya itu dapat memperbaiki kesalahan dan kembali kepada ajaran yang benar.
 
Dengan demikian, kita jangan menjadi orang yang anti-kritik. Karena orang yang mengkritik kita adalah orang yang begitu memperhatikan kita dan orang itu adalah sahabat kita. Bersyukurlah apabila ada yang mau mengingatkan kita, dana pa salahnya kita mendengarnya dan menyikapinya dengan berdoa dan meminta petunjuk Tuhan. Jangan terlalu sombong untuk tidak ingin dikritik, karena sejatinya kita hanyalah bejana tanah liat yang diberikan kasih karunia untuk melayani Tuhan. Adi Putra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun