Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kristus Bangkit: Berilah Dirimu Diperdamaikan!

29 Maret 2020   18:57 Diperbarui: 29 Maret 2020   19:33 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari:sonnyzakaria.org.

Kondisi dunia sekarang ini semakin tidak kondusif. Wabah Covid-19 menghiasi pemberitaan di media massa dan menimbulkan keresahan, kekuatiran, bahkan menghilangkan kedamaian di dalam hati setiap orang. Hampir seluruh negara di dunia saat ini berperang melawan wabah virus ini. Bahkan sudah menimbulkan ribuan korban jiwa. Tidak hanya itu, dampak covid-19 juga berpengaruh signifikan terhadap perekonomian dunia. Banyak pengamat yang mengasumsikan bahwa covid-19 juga dapat menjadi ancaman serius kepada perekonomian dunia. Kondisi seperti ini pastinya dapat merampas dan menghilangkan sukacita dan dama sejahtera dalam kehidupan kita. Terutama apabila kita terlalu diliputi dengan rasa kuatir sehingga membuat kita lebih banyak memikirkan masalah ini daripada memikirkan dahsyatnya kuasa Tuhan kita.


Akan tetapi jauh sebelum covid-19 ini muncul, ternyata umat manusia telah bergumul dengan yang namanya kedamaian. Manusia mengalami krisis kedamaian. Termasuk orang kaya sekalipun yang memiliki punya banyak uang dan harta belum tentu memiliki kedamaian. Bahkan ketika terjadi konflik di antara kedua belah pihak maka yang ditimbulkan adalah ketidakdamaian. Sehingga perlu sekali untuk diperdamaikan. Pasca-berdosa, manusia telah memposisikan diri sebagai sekutu Iblis dan sebaliknya sebagai "musuh" Allah. Itu artinya telah terjadi keretakan relasi antara manusia dengan Allah. Segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan, bahkan dirancangkan oleh manusia tidak lagi memuliakan Allah -- sebaliknya manusia menjadi seteru Allah.


Dalam situasi itu, kemudian Allah berinisiatif mengikat kovenan dengan manusia. Allah memilih satu bangsa guna dapat menyatakan hukum-hukum-Nya sebagai bentuk persiapan menuju pendamaian dengan manusia. Allah memerintahkan kepada umat-Nya supaya mempersembahkan kurban kepada-Nya apabila ada yang akhirnya melanggar hukum itu. Kurban dan darah kurban tersebut menjadi tipologi pengurbanan Kristus di atas kayu salib. Itulah sebabnya pengurbanan Kristus menjadi final dan satu kali untuk selama-lamanya. Kalau pada zaman PL, umat Allah berulangkali mempersembahkan kurban binatang sebagai persembahan penghapus dosa. Akan tetapi kurban Kristus hanya diperlukan satu kali saja dan mampu untuk menghapus dosa seluruh dunia ini.


Pengurbanan Kristus menjadi sempurna dalam peristiwa Paskah. Seperti yang dikatakan oleh Paulus, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu", (1Kor.15:14). Itu artinya, misi pendamaian yang Kristus kerjakan menjadi klimaks dalam Paskah. Paskah menjadi momen yang penting bagi manusia yang berdosa. Oleh karena tanpa Paskah, manusia tetaplah menjadi seteru Allah, tetaplah lawan Allah, dan hidup dalam permusuhan dengan Allah. Dalam 2 Korintus 5:18, ditegaskan oleh Paulus sekali lagi bahwa pengurbanan dan kebangkitan Kristus menjadi peristiwa yang bertujuan untuk mendamaikan manusia dengan Allah. Hal itu tampak jelas sebagai berikut, "Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami".


Peristiwa Kebangkitan Kristus telah mendamaikan permusuhan antara manusia dengan Allah. Hal ini dipertegas oleh Paulus dalam ayat 18, "Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami". Kata "mendamaikan" menggunakan istilah katalasso yang berfungsi untuk menegaskan keadaan damai yang tercipta setelah terjadi permusuhan. Apabila memperhatikan konteks dan konstruksi kalimat dalam ayat ini menunjukkan bahwa itu merupakan tindakan Allah.


Berdasarkan perikop 2 Korintus 5:15-21, Hidup berdamai dengan Allah memiliki beberapa makna sebagai berikut:
Pertama, Hidup untuk Dia, tidak lagi untuk diri sendiri (ay.15). Pada ayat 15 ditegaskan oleh Paulus, "Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka". Karena Kristus telah mati menggantikan kita atau karena Dia telah memberikan nyawa-Nya untuk kita, maka secara langsung berdampak kepada kehidupan kita sebagai orang-orang yang telah ditebus-Nya. Dalam pengertian, kita hidup bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Dia -- yang telah mati dan telah dibangkitkan.
Konjungsi "hina" yang diartikan "agar" memberikan penegasan yang cukup jelas bahwa kematian Kristus untuk menggantikan kita bertujuan supaya kita hidup bukan lagi untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Kristus. Apakah artinya? Hidup untuk Kristus dapat dipahami dalam beberapa hal, yakni: (1) hidup kita sekarang bukan lagi milik kita, sehingga segala sesuatu yang kita kerjakan harus sesuai kehendak-Nya dan menyenangkan-Nya; (2) apa pun yang kita lakukan, pikirkan, dan katakan, seyogyanya terpusat dan merefleksikan Kristus; dan (3) secara totalitas hidup kita harus bergantung kepada Kristus.
Sebagai orang Kristen, kita diwajibkan untuk melakukan segala sesuatu yang seturut dengan kehendak-Nya. Bahkan tidak hanya itu, kita pun diwajibkan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan Kristus. Saat di kantor, saat di perjalanan, saat di persekutuan bahkan ketika di rumah; ingatlah bahwa kita senantiasa bekerja dan melakukan itu semua untuk Kristus. Dan ketika kesadaran itu muncul, maka pasti kita tidak akan pernah bersungut-sungut atau tidak akan pernah merasa kuatir -- karena semua dikerjakan untuk Kristus. Hidup untuk Kristus setidaknya dapat membuat kita optimis dan tidak mudah putus asa, karena pasti Kristus akan memberikan kekuatan dan pertolongan.  
Kedua, Hidup dalam standarnya Kristus (ay. 16). Dalam kehidupan kita pasti setiap kita sudah menetapkan aturan masing-masing. Dan setiap aturan tersebut kita tetapkan guna membantu kita mencapai setiap goal dalam kehidupan kita. Akan tetapi sebagai orang yang sudah ditebus dan menjadi milik kepunyaan Kristus, maka aturan kita itu pun seyogyanya selaras dengan aturan Kristus. Segala aspek dalam kehidupan kita harusnya kristosentris. Kapan tidak demikian, maka sulit untuk menyebut kita sebagai orang Kristen atau murid Kristus.
Pada ayat 16 dikatakan oleh Paulus, "Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian". Kata "menilai" dalam ayat ini menggunakan kata oida yang sebenarnya juga dapat diartikan tahu atau mengenal. Kemudian kata "manusia" sebenarnya di situ menggunakan kata sarks atau daging. Meskipun memang dalam konteks perikop ini, kata ini dapat dipahami sebagai sisi luar kehidupan yang ditentukan oleh perspektif atau standar yang normal berdasarkan ukuran manusia. Itu berarti bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, katakan dan pikirkan tidak lagi berdasarkan standar manusia, melainkan menggunakan standar Kristus. Karena Paulus menegaskan dalam ayat ini bahwa, "sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian".
Ketiga, Hidup sebagai ciptaan yang baru (ay. 17). Ayat ini berbunyi: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang". Karya Kristus di atas kayu salib sebenarnya hendak memperbarui ciptaan menjadi baru. Apabila ciptaan yang lama sudah terkontaminasi oleh dosa, maka karya Kristus membersihkan dan menyucikan dengan darah-Nya. Pada saat itulah kita kemudian disebut sebagai ciptaan yang baru. Ciptaan yang tidak lagi diintimidasi atau dituduh bersalah oleh Iblis karena dosa. Melainkan sudah hidup dalam status yang baru, yakni: manusia yang dibenarkan. Bahkan hidup dalam kehidupan yang baru, yakni: tidak lagi berbuat dosa.
Ciptaan yang baru berarti ciptaan yang sudah diperdamaikan dengan Allah. Ciptaan yang baru bararti ciptaan yang tidak lagi menjadi seteru Allah. Ciptaan yang baru adalah sekutu Allah, sebaliknya menjadi musuh Iblis atau dosa. Oleh karena kita adalah ciptaan yang baru, maka setiap perbuatan yang berdosa akan menjadi menjijikkan bagi kita. Sehingga segala sesuatu yang kita pikirkan, lakukan dan katakan adalah semuanya tentang kemuliaan Kristus.
Keempat, Hidup untuk memberitakan berita pendamaian (ay. 18-21). Setelah Paulus menyadari bahwa dirinya atau hidupnya sudah didamaikan dengan Allah melalui penebusan Kristus, sudah menjadi ciptaan baru, sudah hidup dalam standarnya Kristus, dan dia sadar  bahwa hidupnya bukan untuk dirinya lagi; maka dia pun merasa perlu dan bertanggung jawab untuk memberitakan berita pendamaian kepada orang Kristen. Khususnya dalam konteks ini, dia memberitakan kepada jemaat di Korintus, bahwa: (1) kita sudah diperdamaikan dengan Allah melalui Kristus; dan (2) berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Inilah berita pendamaian itu, dan Paulus telah memberitakannya kepada jemaat di Korintus.
Kita pun sebagai orang Kristen yang telah didamaikan dengan Allah melalui perantaraan Kristus memiliki tugas yang sama, yakni: memberitakan kabar pendamaian kepada semua orang supaya mereka merelakan diri mereka untuk didamaikan dengan Allah. Berita pendamaian tidak boleh dipendam atau disimpan untuk konsumsi pribadi. Akan tetapi sebaiknya berita itu diberitakan, disampaikan, diekspresikan kepada semua orang; sehingga setiap mereka yang mendengar akan merespons dengan merelakan dirinya untuk didamaikan dengan Allah melalui kehidupan yang baru, kehidupan yang diatur berdasarkan standar Kristus, kehidupan yang secara total untuk Kristus, dan kehidupan yang mau untuk memberitakan berita pendamaian.

   Kristus Bangkit! Berilah Dirimu diperdamaikan dengan Kristus merupakan berita yang tidak secara eksklusif ditujukan hanya kepada kita, melainkan ditujukan kepada semua orang. Paskah menjadi momen untuk kembali merefleksikan berita ini sehingga kita pun termotivasi untuk memberitakan berita ini kepada setiap orang. Adi Putra.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun